Mitos TB bersifat genetik. Faktanya, tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi bateri pada paru-paru.
2023-03-21 18:45:29
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Beberapa mitos seputar tb tidaklah benar
Table of Content
Penyakit yang menyerang paru-paru adalah salah satunya tuberkulosis. Dari segala jenis penyakit TB mulai dari yang umum hingga langka, selalu ada mitos seputar tuberkulosis yang menyertai. Salah satunya anggapan apakah TB menular atau tidak. Faktanya, pasien TB hanya bisa menularkan penyakit ini apabila bakteri berada di tenggorokan atau paru-paru.
Advertisement
Sementara jika bakteri penyebab tuberkulosis berada di bagian tubuh lain seperti ginjal atau tulang punggung, sangat kecil kemungkinan terjadinya penularan.
Ada banyak sekali mitos seputar penyakit TB yang berkembang karena pemahaman terbatas. Terlebih, masih sangat panjang perjalanan hingga dunia medis dapat menghapuskan penyakit ini karena banyaknya pasien yang kebal pengobatan TB.
Meski telah ada sejak ribuan tahun silam, berikut ini beberapa mitos seputar tuberkulosis yang perlu diluruskan:
Penyakit TB bisa menular ke orang lain melalui udara. Seseorang bisa tertular TB jika melakukan kontak erat selama beberapa jam dengan pasien. Kontak singkat tidak akan membuat seseorang tertular.
Namun kabar baiknya, pasien TB laten yang tanpa gejala tentu tidak bisa menularkan ke orang lain. Penyakit ini bisa menular jika pasien belum mendapatkan pengobatan.
Bakteri yang bersemayam di bagian tubuh selain dari paru-paru, memeliki kecenderungan rendah untuk menulari orang lain. Selain itu, pasien TB juga tidak lagi menularkan penyakitnya setelah 2-3 minggu sejak mendapatkan penanganan medis.
Banyak sekali anggapan bahwa tuberkulosis adalah penyakit turunan dari orangtua ke keturunannya. Miskonsepsi ini mungkin bermula karena orang yang tinggal bersama kerap menderita penyakit yang sama. Padahal, ini terjadi karena bakteri lebih mudah menginfeksi satu orang dan lainnya.
Penyakit TB sangat bisa diobati. Penanganan paling umum untuk infeksi TB laten adalah pemberian antibiotik isoniazid. Pasien perlu mengonsumsi obat ini setiap harinya selama 6-9 bulan.
Sementara bagi individu dengan infeksi aktif, dokter akan meresepkan kombinasi obat antibakteri selama yang perlu dikonsumsi selama 6-12 bulan. biasanya, kombinasinya adalah isoniazid, rifampin, pyrazinamide, dan ethambutol.
Jangan salah, penyakit tuberkulosis bisa terjadi di penjuru dunia, bahkan di negara maju sekalipun. Hanya saja, catatan WHO pada tahun 2019 sebanyak 44% kasus-kasus TB baru terjadi di negara-negara Asia Tenggara. Contohnya India, Indonesia, China, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Afrika Selatan.
Mengingat seriusnya penyakit ini, banyak yang khawatir tentang cara penularannya. Bahkan, ini juga memicu mitos seputar tuberkulosis bahwa berjabat tangan saja bisa menyebabkan penularan.
Faktanya, penyakit TB tidak akan menular lewat jabat tangan, berbagi makanan, menyentuh toilet, kontak dengan sprei, berciuman, hingga menggunakan sikat gigi bersama.
Sekali lagi, penyebaran TB hanya akan terjadi ketika pasien TB aktif yang terinfeksi di paru-paru dan tenggorokannya terbatuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi.
Tidak sepenuhnya benar sebab lewat penanganan medis modern, dokter bisa sukses menyembuhkan tuberculosis. Awalnya bahkan sejak 24 Maret 1882 silam, Dr. Robert Koch mengumumkan temuannya tentang bakteri penyebab TB. Temuan berharga ini menjadi panduan untuk diagnosis dan penyembuhan penyakit TB
Momentum penemuan itu pula yang membuat World Tuberculosis Day diperingati setiap tanggal 24 Maret. Hingga 140 tahun sejak pertama kali Dr. Koch mengungkapkan temuannya, perjuangan melawan penyakit TB terus berlanjut.
Meski penyakit TB kerap diasosiasikan dengan penyakit paru-paru, ternyata penyakit ini bisa menyerang bagian lain tubuh, salah satunya adalah selaput otak.
Meningitis adalah penyakit yang terjadi karena infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis menyerang selaput otak. Infeksi ini biasanya terjadi ketika seseorang mengalami TBC dan akhirnya penyakit berpindah ke bagian tubuh lainnya.
Baca Juga
Membekali diri dengan pengetahuan seputar mitos apakah TB menular, bagaimana penularannya, serta fakta bahwa penyakit ini bisa terjadi di negara manapun.
Dengan mengetahui mana yang mitos dan mana yang merupakan fakta, ini dapat memfokuskan pada langkah penanganan ketika ada orang sekitar yang terinfeksi tuberkulosis.
Hingga kini, penyakit TB masih menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. Setiap harinya, sekitar 4.000 orang meninggal dunia akibat penyakit ini.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar perbedaan infeksi TB aktif dan laten, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Merokok setelah makan ternyata lebih berbahaya bagi kesehatan tubuh. Penelitian mengungkap, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Hemiplegia adalah kelumpuhan pada satu sisi tubuh, bisa kanan maupun kiri. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan pada salah satu sisi otak yang mengatur kerja otot. Hemiplegia bisa dialami oleh penderita sejak lahir atau muncul akibat dari gangguan medis tertentu.
Pneumonia adalah salah satu penyebab radang paru-paru yang bila tidak ditangani mampu menjurus ke empiema (kemunculan nanah dalam paru-paru), gagal ginjal, dan bahkan gagal jantung.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved