Sama seperti penyakit berat lainnya, kanker memiliki banyak mitos. Beberapa di antaranya adalah kanker dapat menular, muncul dari penggunaan HP, hingga konsumsi pemanis buatan. Namun faktanya tidak selalu demikian.
2023-03-19 14:04:46
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sel kanker
Table of Content
Secara global, kanker adalah penyebab kematian terbesar. Di saat yang sama, ada banyak sekali mitos seputar kanker yang membuat orang salah memahami. Salah satu yang paling populer adalah anggapan bahwa kanker berarti kematian. Padahal, seiring dengan perkembangan dunia medis, tingkat kesembuhan terus membaik.
Advertisement
Dibandingkan dengan beberapa dekade silam, tingkat kesembuhan penderita kanker meningkat. Jadi, tak ada salahnya membekali diri dengan pemahaman pasti seputar mitos dan fakta penyakit kanker agar bisa meluruskan miskonsepsi yang ada.
Kanker adalah istilah generik untuk kelompok penyakit yang bisa menjangkiti bagian tubuh manapun. Ini juga yang membuat orang mudah merasa bingung dengan apa sebenarnya penyakit ini.
Sekarang, saatnya melihat apa saja mitos seputar kanker dan menguak kebenarannya:
Ada mitos bahwa orang yang divonis mengidap kanker berarti sudah tak ada tawar menawar lagi sudah dekat dengan kematian. Faktanya, semakin berkembangnya pemahaman akan penyakit kanker sekaligus penanganannya, membuat angka kesembuhan terus meningkat.
Selain itu, sebenarnya tingkat kesembuhan juga sangat berbeda-beda bergantung pada jenis kanker yang diderita. Sebagai contoh di Inggris, tingkat kesembuhan kanker testis sebesar 98%. Sementara tingkat kesembuhan kanker pankreas hanya 1%.
Di penjuru dunia, tingkat kematian akibat penyakit kanker terus menurun. Perlahan tapi pasti. Di antara tahun 2001 hingga 2017, tingkat kematian akibat kanker menurun 1,5% setiap tahunnya.
Mitos dan fakta penyakit kanker yang juga populer adalah anggapan bahwa setelah sembuh pun, ada kemungkinan kembali kambuh. Terapi yang ada saat ini telah mencapai titik hingga membasmi sel-sel kanker sepenuhnya.
Namun, perlu diingat bahwa berbeda jenis kanker, peluang kesembuhan juga berbeda. Rentang waktu kesembuhan pun bisa berlainan. Dengan demikian, sulit mengetahui apakah pasien telah sembuh sepenuhnya atau masih berisiko menderita kanker kembali.
Namun di masa depan, perkembangan penanganan kanker semakin menegaskan bahwa anggapan “penyakit kanker bisa kambuh” adalah mitos tanpa dasar.
Mitos seputar kanker selanjutnya adalah anggapan bahwa kondisi ini menular. Padahal, ini salah. Penderita kanker tidak bisa menularkannya pada orang lain.
Namun, berbeda dengan beberapa jenis infeksi menular seksual seperti human papillomavirus (HPV) penyebab kanker serviks, hepatitis B, dan juga hepatitis C. Pada ketiga penyakit di atas, infeksi virusnya yang bisa menular. Namun, kankernya tidak.
Meski mitos seputar kanker ini termasuk yang paling populer, hingga kini tidak ada bukti bahwa HP bisa menyebabkan kanker. Tudingannya adalah alat elektronik semacam ini memancarkan radiasi gelombang radio yang bisa diserap tubuh.
Meski demikian, faktanya radiasi gelombang radio bersifat non-ionizing. Artinya, tidak meningkatkan risiko seseorang menderita kanker.
Terkait hal ini, National Cancer Institute mencatat bahwa dampak dari radiasi non-ionizing seperti dari radar, microwave, HP, dan sumber lainnya tidak terbukti meningkatkan risiko kanker pada manusia.
Mitos dan fakta penyakit kanker berikutnya berkaitan dengan anggapan bahwa medan magnet dari kabel listrik bisa memicu kanker. Faktanya, gelombang yang dihasilkan sangat rendah dan bersifat non-ionizing. Dengan demikian, tidak ada kemungkinan memicu terjadinya kanker.
Memang pernah ada temuan bahwa risiko menderita kanker leukemia meningkat pada anak-anak yang tinggal dekat dengan kabel listrik. Namun, alasan di baliknya masih belum jelas.
Sama seperti mitos HP menyebabkan kanker, hingga kini belum ada bukti pasti. Justru, kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebih lebih mendekatkan seseorang pada risiko menderita kanker.
Hingga kini, belum ada bukti nyata bahwa pemanis buatan meningkatkan risiko seseorang menderita kanker. Awalnya, mitos ini bermula ketika bahan pemanis buatan berupa siklamat dan sakarin menyebabkan kanker kandung kemih pada hewan di laboratorium.
Namun, tetap saja tidak ditemukan bukti nyata hal ini bisa terjadi pada manusia. Begitu pula dengan konsumsi pemanis buatan berupa aspartam yang tidak memicu kanker otak.
Sebagian dari kalimat di atas merupakan mitos. Memang benar bahwa operasi kanker bisa membuat sel-selnya menyebar. Namun, kemungkinan terjadinya sangat langka.
Semakin canggihnya perangkat medis yang digunakan saat operasi serta hasil tes imaging yang begitu detail membantu mengurangi risiko hal ini.
Selain itu, ada pula mitos bahwa tumor akan menyebar dengan cepat serta membesar ketika terpapar udara. Ini juga tidak benar.
Lagi-lagi, belum ada bukti bahwa pengobatan kanker dapat mengobati kanker. Hanya saja, ada beberapa metode terapi alternatif seperti akupuntur, meditasi, dan yoga yang dapat meredakan stres pada pasien kanker. Selain itu, teknik di atas juga dapat mengurangi efek samping pengobatan kanker.
Perlu ditekankan bahwa hanya karena sesuatu memiliki label natural, tidak lantas berarti aman. Justru pada kondisi tertentu, suplemen herbal bisa membahayakan kesehatan seseorang karena tidak jelas apakah dosisnya aman untuk liver
Meski ada beberapa jenis kanker yang menurun secara genetik, ini hanya terjadi pada kasus minoritas (3-10%). Faktanya, risiko menderita kanker meningkat ketika seseorang menua.
Bukan tidak mungkin, seseorang didiagnosis menderita kanker dan di saat yang sama kerabatnya pun juga. Ini menimbulkan persepsi bahwa garis keturunan turut berperan.
Bisa disimpulkan, sebagian besar kanker tidak berkaitan dengan gen dari orangtua. Kanker terjadi karena ada mutasi gen yang terakumulasi dari waktu ke waktu. Bermula dari perubahan genetik pada satu buah sel dan memicu berkembangnya kanker.
Baca Juga
Mitos dan fakta penyakit kanker tentu tidak terbatas hanya pada 9 hal di atas saja. Masih banyak mitos lain yang menjadi pegangan banyak orang, termasuk anggapan bahwa kanker tidak bisa disembuhkan.
Padahal, penting untuk tidak kehilangan harapan. Ada banyak terapi dan teknik pengobatan yang meningkatkan peluang kesembuhan penderita kanker seiring berkembangnya teknologi kesehatan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar seberapa rentan gaya hidup memicu kanker, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Leukemia limfoblastik akut atau acute lymphocytic leukemia adalah kanker yang terjadi pada darah dan sumsum tulang. Pada penderitanya, kadar sel darah putih meningkat. Leukemia limfoblastik akut termasuk jenis kanker agresif sehingga bisa menyebar dengan cepat.
BPOM baru-baru ini menerbitkan perintah penarikan serta penarikan sukarela, terhadap obat ranitidine. Ranitidine adalah obat populer yang digunakan untuk penanganan tukak lambung. Penarikan ini didasarkan pada hasil uji ranitidine, yang membuktikan adanya kandungan senyawa cemaran NDMA pemicu kanker.
Kaya akan kandungan antioksidan, mengonsumsi teh barley dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan supaya Anda terhindar dari risiko yang bisa ditimbulkan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved