Siklotimia adalah gangguan suasana hati yang mirip dengan bipolar dan membuat penderitanya mengalami fluktuasi mood, seperti rasa sedih dan gejala depresi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Des 2020
Siklotimia membuat penderitanya mengalami fluktuasi suasana hati antara senang berlebih dengan rasa sedih dan depresi
Table of Content
Gangguan bipolar mungkin menjadi salah satu masalah psikologis yang cukup awam dikenal masyarakat. Selain bipolar, ada jenis gangguan lain yang cenderung mirip namun gejalanya lebih ringan. Gangguan suasana hati yang mirip dengan bipolar, yaitu siklotimia atau gangguan siklotimik. Kenali lebih jauh apa itu siklotimia.
Advertisement
Gangguan siklotimik atau siklotimia adalah gangguan mood ringan yang mirip dengan gangguan bipolar tipe 2. Karena mirip dengan bipolar tipe 2, siklotimia membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati. Penderitanya bisa merasakan senang yang berlebihan namun bisa langsung turun menjadi sangat sedih dan hampa.
Gejala siklotimia tersebut memang mirip dengan gangguan bipolar. Namun, kedua masalah psikologis tersebut bisa berbeda pada intensitasnya. Perubahan mood pada siklotimia cenderung ringan dan tidak seekstrem bipolar.
Pada kasus bipolar, fluktuasi mood dapat bergerak dari senang yang sangat berlebihan (mania) yang turun menjadi depresi berat. Sementara itu, siklotimia ditandai dengan senang berlebih di bawah mania yang disebut hipomania. Dari hipomania, penderita siklotimia akan merasakan sedih, hampa, dan depresi ringan.
Walau gejala siklotimia cenderung lebih ringan, masalah psikologis ini berisiko berujung pada gangguan bipolar jika tidak ditangani.
Seperti yang disinggung di atas, gejala cyclothymia ditandai dengan fluktuasi episode hipomanik dengan episode depresif.
Pada episode hipomanik, penderita siklotimia akan menunjukkan gejala-gejala berikut ini:
Sementara itu, pada episode depresif, penderita siklotimia akan menunjukkan gejala berikut ini:
Belum jelas apa yang menjadi penyebab spesifik dari siklotimia. Seperti kebanyakan gangguan mental lainnya, diyakini bahwa siklotimia berisiko dialami seseorang akibat kombinasi faktor-faktor berikut ini:
Gejala siklotimia biasanya mulai terlihat pada masa-masa remaja.
Penanganan utama untuk pasien siklotimia yakni obat-obatan dan psikoterapi.
Sejumlah jenis obat dapat diresepkan dokter untuk mengontrol gejala siklotimia. Obat untuk siklotimia, termasuk
Selain dengan obat-obatan, penanganan siklotimia juga akan melibatkan psikoterapi. Psikoterapi yang umumnya ditawarkan pada penderita siklotimia yaitu terapi perilaku kognitif dan terapi interpersonal dan ritme sosial (IPSRT).
Terapi perilaku kognitif (CBT) berfokus untuk membantu pasien memahami keyakinan dan perilakunya yang tidak sehat dan mengarahkan pasien untuk menggantinya dengan yang sehat dan positif. CBT juga membantu mengidentifikasi pemicu gejala siklotimia pada masing-masing pasien. Selain itu, pasien akan dapat mempelajari strategi efektif untuk mengelola stres dan mengatasi situasi yang membuatnya sedih.
Psikoterapi lainnya, yaitu terapi interpersonal dan ritme sosial (IPSRT), berfokus pada strategi untuk menstabilkan ritme harian pasien. Ritme harian tersebut termasuk waktu tidur, jam bangun, dan waktu makan. Rutinitas yang konsisten berpotensi membantu pasien untuk mengelola suasana hatinya menjadi lebih baik.
Baca Juga
Siklotimia adalah gangguan mood yang mirip dengan bipolar. Siklotimia membuat penderitanya mengalami fluktuasi suasana hati antara senang berlebih dengan rasa sedih dan depresi. Jika masih memiliki pertanyaan terkait siklotimia, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia gratis di Appstore dan Playstore yang berikan informasi kesehatan terpercaya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Sindrom Munchausen adalah gangguan psikologis yang menyebabkan penderitanya sering pura-pura sakit. Tujuannya, untuk mendapatkan perhatian. SIndrom Munchausen ini diakibatkan oleh kekerasan pada anak yang berdampak pada perilakunya.
13 Jun 2019
LGBT adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender. LGBT bukanlah gangguan mental maupun gangguan kepribadian sehingga ada baiknya tidak mendiskriminasi orang dengan kondisi ini.
13 Agt 2019
Bicara sendiri sering dikaitkan sebagai sebuah gejala gangguan mental. Faktanya, berbicara pada diri sendiri sembari mengerjakan sesuatu justru membantu Anda lebih fokus.
14 Jul 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved