Minum susu setelah minum obat dianggap bisa mengganggu kinerja obat-obatan tertentu, seperti suplemen zat besi, antibiotik, hingga obat tiroid. Akan tetapi, ada pula kasus di mana susu bisa mengurangi efek samping dari beberapa jenis obat.
13 Des 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Terdapat sisi positif dan negatif dari minum susu setelah minum obat.
Table of Content
Terdapat sisi positif dan negatif dari minum susu setelah minum obat. Dalam beberapa kasus, susu dipercaya dapat mengganggu kinerja obat-obatan tertentu. Di sisi lain, susu juga dianggap mampu mengurangi efek samping dari beragam jenis obat.
Advertisement
Supaya Anda tidak bingung, ketahui fakta seputar minum obat dengan susu berikut ini.
Terdapat sejumlah jenis obat dan suplemen yang tidak boleh dicampur susu, di antaranya obat antibiotik, suplemen zat besi, hingga obat-obatan untuk tiroid.
Alasannya, susu dipercaya dapat mengganggu kinerja dan cara tubuh mencerna obat-obatan atau suplemen di atas.
Sebagai contoh, susu bisa mengganggu penyerapan zat besi di dalam lambung.
Tidak hanya itu, kalsium di dalam susu dan produk olahan susu lainnya dinilai bisa mencegah tubuh menyerap obat tiroid dan antibiotic (tetracycline dan ciprofloxacin) dengan baik.
Pasalnya, kandungan susu disinyalir bisa mengurangi komponen aktif dari obat-obatan ini di dalam aliran darah.
Susu juga disinyalir dapat menyulitkan tubuh dalam memproses beberapa jenis obat antibiotik.
Berdasarkan sebuah studi yang dimuat dalam The Pharmaceutical Journal, jarak minum obat dan susu yang baik adalah dua jam, baik sebelum atau sesudahnya.
Jeda minum obat dan minum susu ini juga berlaku pada produk olahan susu lainnya, seperti es krim, keju, hingga kue custard.
Jadi, jika Anda memutuskan untuk minum obat setelah minum susu, berikan jarak sekitar 2 jam agar obat-obatan yang dikonsumsi bisa memberikan efek yang optimal.
Tidak selamanya minum obat setelah minum susu berdampak buruk. Ada kalanya, hal ini bisa mengurangi efek samping dari obat-obatan tertentu.
Dikutip dari National Health Service (NHS), beberapa obat tertentu dapat mengiritasi lambung. Mengonsumsi obat-obatan ini dengan biskuit, sandwich, atau segelas susu dipercaya dapat mengurangi efek samping tersebut.
Berikut adalah obat-obatan yang berpotensi menyebabkan iritasi lambung.
Anda disarankan untuk tidak minum susu setelah minum obat antibiotik. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan antibiotik di dalam sistem pencernaan.
Dalam kasus obat antibiotik seperti tetracycline, kandungan kalsium di dalam susu dinilai dapat menghambat proses penyerapan obat yang dilakukan usus.
Terganggunya proses ini bisa terjadi lantaran kasium yang dikandung susu mengikat antibiotik.
Dengan demikian, efektivitas obat antibiotik bisa berkurang dan berpotensi membuat infeksi tidak tertangani dengan baik. Selain itu, ada kemungkinan infeksi yang Anda alami semakin parah.
Anda juga dianjurkan untuk tidak minum susu dengan obat antibiotik jenis quinolone, misalnya ciprofloxacin, levofloxacin, dan moxifloxacin.
Sebab, minum susu disinyalir bisa mengganggu proses penyerapan quionolone oleh usus.
Selain kedua jenis antibiotik di atas, berikut adalah obat-obatan lain yang sebaiknya tidak diminum dengan susu.
Mungkin masih ada obat lain yang dapat menimbulkan efek samping jika dikonsumsi berbarengan dengan susu.
Oleh karena itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui obat apa saja yang sebaiknya tidak diminum bersama susu.
Jika Anda punya pertanyaan lain seputar kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ingin bugar selama menjalani ibadah puasa? Terdapat sejumlah menu sahur sehat yang bisa Anda coba di rumah, mulai dari buah kurma, granola, hingga oatmeal.
Manfaat daun sirsak berpotensi mengobati beragam jenis penyakit karena ada beragam tanaman yang terkandung di dalamnya. Namun, sebaiknya konsultasikan ke dokter sebelum minum air rebusan sirsak untuk mengurangi risiko efek samping.
Putus alkohol atau alcohol withdrawal syndrome adalah gejala ketika seorang pecandu alkohol tiba-tiba berhenti atau mengurangi asupan alkoholnya secara signifikan. Kerap disebut sakau alkohol, orangnya akan mengalami kombinasi gejala fisik dan emosi mulai dari cemas berlebih, lelah, hingga mual.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved