logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Mengenal Micromanagement dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental Karyawan

open-summary

Micromanagement adalah cara memimpin yang berlebihan dalam mengatur pekerjaan karyawan, bahkan hingga hal terkecil sekalipun.


close-summary

17 Des 2021

| Nina Hertiwi Putri

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Micromanagement adalah cara memimpin yang berlebihan dalam mengatur pekerjaan karyawan

Micromanagement bisa berdampak buruk pada kinerja dan kesehatan mental karyawan

Table of Content

  • Apa itu micromanagement?
  • Ciri-ciri micromanagement
  • Dampak micromanagement dalam lingkungan kerja
  • Cara menghadapi micromanagement

Ada beberapa gaya kepemimpinan atau manajemen yang perlu dihindari. Pasalnya, cara ini berpotensi mengurangi risiko terjadinya penurunan produktivitas, motivasi kerja serta kondisi mental karyawan. Salah satunya adalah micromanagement.

Advertisement

Karyawan yang bekerja di bawah pemimpin yang melakukan micromanagement sering tidak memiliki kepuasan kerja yang baik. Karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali pengertian, ciri, dampak, hingga cara menghadapinya. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai micromanagement.  

Apa itu micromanagement?

Konsep micromanagement karyawan
Micromanagement adalah gaya kepemimpinan berlebihan

Micromanagement adalah gaya kepemimpinan yang ditandai dengan keterlibatan berlebihan dari seorang manajer dalam setiap hal kecil yang dilakukan oleh bawahannya. Pemimpin dengan kecenderungan micromanaging, akan mengatur hal-hal sekecil apapun dari anak buahnya.

Biasanya, seorang manajer atau pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan seperti ini punya karakter yang serupa, yaitu perfeksionis dan mudah merasa insecure atau tidak mudah percaya pada orang lain maupun diri sendiri.

Meski sekilas micromanagement terlihat sebagai hal yang bisa menjaga kualitas pekerjaan, pada kenyataanya, kebiasaan ini justru meningkatkan ketidaknyamanan bawahan, menurunkan produktivitas kerja, dan meningkatkan turnover atau kecenderungan karyawan untuk pindah perusahaan.

Tak hanya itu, micromanagement juga dapat memberikan dampak buruk terhadap kondisi mental karyawan tersebut.

Baca Juga: Penyakit Akibat Kerja yang Sering Diderita Karyawan

Ciri-ciri micromanagement

Gambar bos yang micromanagement ke karyawan
Atasan yang micromanaging gila kontrol

Ciri micromanagement sebenarnya tidaklah susah untuk dikenali. Berikut ini beberapa tanda Anda berada di bawah atau bahkan melakukannya:

  • Pemimpin menghabiskan terlalu banyak waktu di satu tugas sambil memerintahkan bawahannya untuk melakukan segala sesuatu sesuai kemauannya bahkan hingga hal-hal terkecil
  • Pemimpin tidak menghargai kontribusi bawahan
  • Pemimpin yang gila kontrol
  • Pemimpin sering datang jauh lebih pagi dan pulang jauh lebih malam dari bawahan
  • Pemimpin membuat birokrasi di tim kerja menjadi rumit, karena semua hal harus dilakukan berdasarkan persetujuannya
  • Pemimpin sering menganggap anak buahnya tidak kompeten dan hanya memuji hasil pekerjaannya sendiri
  • Pemimpin mudah menyalahkan orang lain jika ada kesalahan dalam pekerjaan
  • Pemimpin terlalu memperhatikan detail dari semua hal yang dilakukan karyawan, bahkan terkadang merembet ke hal-hal pribadi yang dianggap bisa mengganggu kinerja

Baca Juga: Gambaran Lingkungan Kerja yang Baik dan Sehat untuk Karyawan

Dampak micromanagement dalam lingkungan kerja

Micromanagement menyebabkan penurunan produktivitas karyawan
Micromanagement membuat karyawan sulit berkembang

Dampak micromanagement di lingkungan kerja cukup signifikan, terutama untuk kondisi mental karyawan. Apa sajakah itu?

  • Membuat karyawan sulit berkembang

Memiliki atasan yang mengerjakan semuanya sendiri atau tidak percaya pada bawahan, membuat karyawan sulit berkembang. Pasalnya, anak buah tidak diberi kesempatan untuk belajar dan melakukan serta memperbaiki kesalahan.

  • Meningkatkan perasaan stres dan frustasi

Bekerja di bawah pemimpin dengan kebiasaan micromanaging kerap memicu perasaan stres dan frustasi. Dampak ini juga muncul akibat tidak ada kepercayaan yang diberikan.

Manajer yang mengatur hingga hal-hal terkecil cenderung memperlakukan bawahannya seperti anak kecil yang tidak paham apa-apa.

Selain itu, manajer dengan gaya kepemimpinan ini suka ikut campur dalam segala urusan karyawannya dan mudah menyalahkan bawahannya. Hal ini tentu memicu rasa tidak nyaman yang kemudian berujung pada stres, frustasi, dan penurunan motivasi kerja.

  • Menyebabkan kerja tim yang tidak efektif

Tugas seorang manajer seharusnya menjadi pengawas dan pembentuk strategi dalam lingkup yang lebih besar, untuk kemajuan perusahaan. Jika hal-hal teknis dan sederhana yang seharusnya bisa menjadi tugas karyawan dilakukan sendiri oleh atasan, ini tentu akan menghambat kinerja sang atasan.

Dinamika tim pun menjadi tidak efektif dan membuang banyak waktu. Akibatnya, produktivitas tim akan menurun.

  • Membuat karyawan lebih mudah sakit

Bekerja di bawah pemimpin dengan kecenderungan micromanaging, dapat membuat bawahan menjadi cepat lelah. Misalnya karena tekanan yang lebih tinggi dan berbagai ketidakpuasan yang dialami. Sebagai akibatnya, angka izin karena sakit akan meningkat.

Tidak hanya sakit secara mental, bekerja di bawah sistem micromanagement bisa pula memengaruhi tubuh secara fisik. Hal ini dapat membuat biaya kesehatan dari kantor untuk karyawannya membengkak.

  • Tingkat turnover yang tinggi

Ketika motivasi kerja turun, stres dan frustasi muncul, serta tekanan jauh lebih tinggi, seorang karyawan bisa merasa tidak tahan lagi dan mengambil jalan keluar dengan mengundurkan diri.

Itu berarti, micromanagement dapat memicu naiknya tingkat pengunduran diri karyawan. Akibatnya, perusahaan harus terus-menerus mencari orang baru untuk menggantikannya. Inilah yang disebut sebagai turnover yang tinggi.

Baca Juga: Cara Meraih Work Life Balance untuk Mental yang Lebih Baik

Cara menghadapi micromanagement

Micromanagement bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui cara untuk menghindarinya.

Bukan hal yang mudah jika Anda berada di bawah pemimpin yang melakukan micromanagement. Namun bukan berarti Anda harus langsung mengundurkan diri atau menyerah.

Sederet trik di bawah ini bisa Anda terapkan untuk menghadapi atasan dengan kebiasaan micromanaging:

  • Tanyakan pada atasan mengenai hal yang bisa Anda perbaiki

Bicara langsung dengan atasan adalah salah satu cara paling efektif untuk menghadapi sistem micromanagement.

Diskusikan bersama atasan mengenai apa yang perlu Anda lakukan untuk memenuhi ekspektasinya. Lalu lakukan kolaborasi untuk mendapatkan rasa percaya atasan.

  • Tunjukkan pada atasan bahwa Anda memiliki tujuan yang sama dengannya

Tunjukkan pada manajer bahwa Anda dan dia memiliki tujuan yang sama, yaitu menyelesaikan tugas dengan baik atau memajukan perusahaan. Dengan ini, Anda bisa membangun rasa percaya dan membuat manajer melonggarkan sistem kepemimpinannya.

  • Buat atasan percaya pada Anda

Salah satu latar belakang micromanagement adalah kurangnya rasa percaya. Jadi jika Anda berhasil membuat atasan percaya bahwa Anda mampu menyyelesaikan tugas dengan baik tanpa perlu diawasi hingga detail terkecil, Anda bisa terbebas dari bos yang sering micromanaging.

Untuk mendapatkan kepercayaan tersebut, sisihkan waktu Anda untuk berbicara dengan manajer mengenai strategi Anda dalam menyelesaikan target hingga rencana jangka panjang Anda.

  • Bicarakan secara privat

Seseorang yang menjalani micromanagement biasanya tidak menyadari bahwa dirinya melakukan hal tersebut. Ia juga tentu tidak suka jika diberi label sebagai orang yang senang micromanaging.

Karena itu, ika perilaku ini sudah berdampak buruk pada kinerja Anda dan Anda ingin mengungkapkannya secara jujur, sebaiknya lakukan secara privat. Hindari konfrontasi di depan umum dan bicarakan baik-baik.

Jadikan sesi bicara ini sebagai sesi yang ramah, tanpa konfrontasi, namun padat isi. Dengan begitu, sesi ini akan lebih mudah diterima oleh atasan dan bukan tidak mungkin akan berujung pada peningkatan rasa percaya serta membuat Anda terlepas dari micromanaging.

Baca Juga

  • Berbagai Cara Pindah BPJS Ikut Suami yang Bisa Dilakukan
  • 4 Cara Cek Tunggakan BPJS Kesehatan yang Mudah Dilakukan
  • 12 Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI

Micromanagement adalah sistem yang berpotensi menurunkan produktivitas sekaligus status kesehatan karyawan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk tahu menyadari dampak yang bisa terjadi dan cara menghadapinya.

Apabila Anda masih memiliki pertanyaan seputar micromanagement maupun dampaknya, diskusikan secara langsung pada dokter lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh secara gratis di Appstore maupun Google Play.

Advertisement

bpjs kesehatansindrom burnoutbpjs ketenagakerjaan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved