logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Wanita

Bagaimana Cara Menggunakan Metronidazole untuk Keputihan?

open-summary

Metronidazole untuk keputihan dapat menjadi pilihan untuk mengatasi kondisi tersebut. Obat ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

27 Agt 2023

Metronidazole untuk keputihan dapat menjadi pilihan untuk mengatasi masalah kewanitaan ini

Obat metronidazole untuk keputihan harus digunakan sesuai petunjuk dokter

Table of Content

  • Metronidazole untuk keputihan
  • Kelompok individu ini harus berhati-hati terhadap metronidazole
  • Langkah pencegahan keputihan

Metronidazole adalah obat antibiotik. Obat ini dipakai untuk mengatasi infeksi kulit, rosacea, maupun infeksi mulut (termasuk infeksi gusi dan abses). Selain itu, metronidazole pun dipakai untuk mengatasi infeksi bakteri pada vagina penyebab keputihan, maupun penyakit radang panggul.

Advertisement

Lantas, apakah pemakaian metronidazole memang efektif untuk mengobati keputihan? Bagaimana cara menggunakannya sesuai anjuran medis?

Metronidazole untuk keputihan

Metronidazole tersedia dalam bentuk tablet, gel, krim, cairan yang dapat diminum, maupun supositori. Penggunaannya pun bisa melalui suntikan. Namun, pemberian lewat injeksi ini umumnya hanya dilakukan di rumah sakit. Metronidazole memang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

no caption
Hindari metronidazole jika sedang haid

Berikut ini adalah petunjuk pemakaian metronidazole untuk keputihan.

1. Cara menggunakan metronidazole

Untuk mengatasi infeksi bakteri pada vagina yang bisa memicu keputihan, Anda dapat menggunakan aplikator ketika mengoleskan gel metronidazole ke vagina. Dosis yang umum direkomendasikan dokter adalah 1 aplikator penuh setiap malam, selama 5 malam.

Ikuti petunjuk pemakaian pada kemasan. Termasuk untuk mengetahui cara mengoleskan metronidazole pada vagina. Sebaiknya Anda tidak menggunakan gel metronidazole ketika sedang menstruasi. Selain itu, hindari hubungan seksual saat sedang memakai obat ini.

2. Jangka waktu penggunaan obat

Terus gunakan gel metronidazole untuk mengobati keputihan, sesuai rekomendasi dokter. Meski Anda sudah merasa lebih baik, jangan hentikan penggunaan obat tersebut sebelum tuntas. Sebab jika Anda menghentikannya, infeksi berisiko muncul kembali.

Apabila lupa menggunakannya, segera aplikasikan obat tersebut secepatnya dengan dosis seperti biasa. Hindari pemakaian lebih dari sekali dalam satu malam. Selanjutnya, gunakan metronidazole seperti biasa.

Anda mungkin mengaplikasikan gel tersebut terlalu banyak. Tidak perlu panik, karena hal tersebut tidaklah berbahaya. Namun, Anda boleh berkonsultasi dengan dokter maupun apoteker apabila khawatir.

3. Efek samping metronidazole

Biasanya, tidak ada efek samping dari penggunaan metronidazole gel. Namun, tetap ada risiko efek samping pemakaian gel pada vagina.

Penting untuk diingat, agar Anda tidak mengonsumsi alkohol ketika sedang memakai gel untuk vagina. Sebab, hal tersebut dapat menimbulkan efek samping serius seperti mual, sakit perut, sensasi panas pada tubuh, peningkatan detak jantung, maupun sakit kepala.

Tunggu setidaknya 2 hari setelah menyelesaikan pengobatan, jika ingin mengonsumsi minuman beralkohol. Dengan demikian, ada cukup waktu bagi metronidazole untuk keluar dari tubuh.

4. Yang harus dilakukan sebelum dan sesudah memakai metronidazole

Gel metronidazole hanya boleh dipakai untuk vagina. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengaplikasikannya. Jangan sampai obat ini terkena mata. Apabila sampai mengenai mata, bilas dengan air dingin. Hubungi dokter jika iritasi tak kunjung reda.

Baca Juga

  • Penyakit Kelamin yang Disebabkan oleh Bakteri Harus Dihindari
  • Penyebab Celana Dalam Menjadi Kuning Apa Saja? Kenali Faktanya
  • Mengenal Infeksi Nosokomial, Saat Rumah Sakit Jadi Sumber Penyakit

Kelompok individu ini harus berhati-hati terhadap metronidazole

no caption
Selama hamil, metronidazole dilarang pada trimester pertama

Sejumlah kelompok individu harus lebih berhati-hati terhadap penggunaan metronidazole, karena potensi peningkatan risiko efek samping yang bisa muncul.

1. Penderita penyakit liver

Liver berperan dalam memproses obat ini. Oleh karena itu, apabila Anda mengalami penyakit liver serius, liver akan memprosesnya dengan lebih lambat. Akibatnya, kondisi ini akan meningkatan kadar obat di dalam tubuh dan meningkatkan risiko efek samping. Dokter mungkin akan mengurangi dosis metronidazole, atau Anda perlu membatasi penggunaannya.

2. Penderita penyakit ginjal

Ginjal memegang peran penting dalam membersihkan tubuh dari obat ini. Penyakit ginjal serius akan menyebabkan organ ini memproses obat lebih lambat. Sama halnya dengan penyakit liver serius, akan ada kenaikan efek samping akibat penumpukan obat dalam tubuh. Dokter akan mengurangi dosis metronidazole untuk penderita penyakit ginjal. Opsi lainnya, Anda perlu mengurangi penggunaannya.

3. Ibu hamil

Metronidazole merupakan obat yang masuk kategori B. Artinya, penelitian pada hewan uji tidak memperlihatkan risiko pada janin. Namun, belum ada riset memadai pada wanita hamil untuk melihat risiko obat tersebut.

Oleh karena itu, berkonsultasilah dengan dokter jika sedang hamil maupun merencanakan kehamilan. Sebab, metronidazole tidak boleh digunakan pada trimester pertama kehamilan. Sementara itu, obat inipun hanya boleh digunakan pada trimester kedua dan ketiga, apabila manfaatnya melebihi risiko yang mungkin muncul.

4. Ibu menyusui

Metronidazole bisa masuk ke ASI dan menimbulkan efek samping pada bayi yang disusui. Oleh karena itu, sampaikan pada dokter jika Anda sedang dalam masa menyusui. Dokter mungkin akan menyarankan penghentian penggunaan obat maupun berhenti menyusui sementara waktu.

5. Lansia

Organ ginjal dan liver pada lansia mungkin tidak bekerja sebaik fungsi yang seharusnya. Akibatnya, tubuh akan memproses metronidazole secara lambat. Sebagai dampaknya, obat akan mengendap dalam tubuh lebih lama, yang akhirnya meningkatkan risiko efek samping.

Langkah pencegahan keputihan

Mencegah tentu lebih baik daripada harus mengobati di kemudian hari. Oleh karena itu, ikutilah langkah-langkah berikut ini untuk mencegah keputihan abnormal.

  • Pastikan vagina dalam keadaan bersih dengan membilasnya menggunakan sabun lembut dan air hangat di bagian luar. Anda tidak perlu menggosokkan sabun langsung ke vagina.
  • Hindari penggunaan sabun dengan pewangi maupun produk pembersih kewanitaan, begitu pula dengan spray untuk vagina.
  • Setelah menggunakan toilet, jangan lupa menyeka dari arah depan ke belakang, untuk mencegah bakteri masuk ke vagina yang akhirnya menimbulkan infeksi.
  • Gunakan celana dalam dengan bahan katun 100%, dan hindari pakaian yang terlalu ketat.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pemakaian metronidazole untuk keputihan maupun cara lain dalam mengatasi kondisi tersebut, konsultasikanlah pada dokter.

Advertisement

infeksi bakterivaginitiskandidiasis vaginakeputihan

Ditulis oleh Maria Yuniar

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved