Metode vasektomi dapat mencegah kehamilan karena efektif mencegah sperma bercampur dengan cairan semen ketika ejakulasi. Metode ini sebaiknya dipilih sebagai jalan terakhir untuk mencegah kehamilan pasangan.
11 Feb 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Metode vasektomi efektif mencegah kehamilan, dan tidak berisiko menimbulkan impotensi
Table of Content
Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk pria yang dilakukan dengan cara memutus penyaluran sperma ke air mani, sehingga pembuahan tidak dapat terjadi. Metode vasektomi dapat mencegah kehamilan karena mampu menghalau sperma agar tidak bercampur dengan cairan semen saat ejakulasi.
Advertisement
Baca Juga
Vasektomi adalah kontrasepsi dengan cara memotong organ saluran sperma. Metode vasektomi dapat mencegah kehamilan karena prosedur medis ini dilakukan untuk menghentikan saluran sperma ke dalam air mani.
Vasektomi adalah prosedur pembedahan minor yang dilakukan dengan anestesi lokal dan hanya berlangsung kurang lebih 15 menit.
Prosedur vasektomi dilakukan pada bagian tuba atau saluran testis, dengan mengikat atau memotong saluran yang membawa sperma dari testis ke penis. Sehingga, saat ejakulasi tidak akan ada sperma yang dihasilkan untuk membuahi sel telur.
Meski dapat mencegah kehamilan, vasektomi tidak akan berdampak pada hasrat seksual maupun kenikmatan ketika berhubungan seksual.
Pasalnya, Anda akan tetap bisa melakukan ejakulasi secara normal, namun bedanya tidak ada sperma dalam cairan air mani yang dihasilkan.
Baca juga: Bagaimana Cara Mencegah Kehamilan Setelah Berhubungan Seks Tanpa Pengaman?
Dikutip dari Planned Parenthood, efektivitas vasektomi dalam mencegah kehamilan sangat tinggi, yakni hampir mencapai 100 persen. Namun, prosedur ini tidak bisa efektif untuk mencegah kehamilan secara segera, melainkan harus menunggu 2-4 hari.
Oleh karena sisa sperma mungkin saja masih tersisa dalam saluran vas deferens, saat ingin berhubungan intim setelah vasektomi, Anda tetap disarankan untuk terlebih dahulu menggunakan alat kontrasepsi lainnya, seperti kondom.
Anda bisa memeriksa setidaknya 12 minggu setelah vasektomi untuk memastikan air mani bersih dari sperma.
Metode vasektomi dapat mencegah kehamilan karena efektivitasnya yang terbilang tinggi. Namun, beredarnya mitos mengenai metode ini tak ayal membuat para pria enggan menjalaninya. Apakah semua kabar yang beredar itu benar?
Simak penjelasan beserta kebenarannya berikut ini.
Tidak benar.
Mitos yang menghubungkan vasektomi dengan disfungsi ereksi beredar luas di masyarakat, padahal anggapan ini salah menurut medis. Metode vasektomi dapat mencegah kehamilan karena saluran vas deferens diikat sehingga sel sperma tidak akan bercampur dengan semen dan masuk ke dalam rahim saat Anda ejakulasi.
Interupsi terhadap proses ini tidak akan memengaruhi kemampuan penis untuk ereksi dan mencapai klimaks. Ereksi dan klimaks sendiri lebih dipengaruhi oleh stimulasi pada saraf-saraf yang ada di penis, peningkatan aliran darah ke penis, hingga kondisi mental, bukan ada atau tidaknya sel sperma pada semen saat ejakulasi.
Tidak benar.
Sama seperti penjelasan ereksi di atas, vasektomi tidak akan mengakibatkan gairah seks menurun. Jika merasa libido menurun setelah vasektomi, hal tersebut mungkin disebabkan oleh kondisi mental seperti stres atau sugesti.
Baca juga: Mengenal Alat Bantu Seks yang Dapat Menambah Gairah di Ranjang
Tidak benar.
Anda mungkin akan merasa sedikit tidak nyaman saat menjalani vasektomi, tapi secara keseluruhan metode ini tidaklah menyebabkan rasa sakit. Vasektomi tergolong operasi kecil yang bahkan hanya memerlukan waktu pengerjaan selama 15-30 menit dan bisa dilakukan di ruang praktek dokter.
Selama menjalani vasektomi, Anda pun masih dalam keadaan sadar karena dokter bedah hanya akan menyuntikkan bius lokal di sekitar area kemaluan. Anda pun tidak akan merasakan sensasi nyeri selama dokter ‘mengutak-atik’ vas deferens atau saluran sperma.
Umumnya, vasektomi dilakukan dengan membuat sayatan kecil di area kemaluan. Namun, jika tidak ingin mendapat sayatan atau jahitan, Anda dapat memilih vasektomi yang lebih modern, yakni vasektomi tanpa insisi.
Tidak benar.
Metode vasektomi dapat mencegah kehamilan karena efektivitasnya bahkan mendekati 100%.
Hingga saat ini, vasektomi pun masih dianggap sebagai pilihan kontrasepsi paling ampuh bagi para pria yang sudah tidak ingin lagi memiliki anak dan merupakan KB untuk pria yang bersifat permanen.
Meski permanent, vasektomi bisa disambung lagi dan kesempatan untuk kembali subur serta memiliki anak setelah prosedur ini masih mungkin dilakukan.
Operasi pembatalan vasektomi tersebut dikenal dengan vasectomy reversal. Ini merupakan prosedur pembatalan yang dilakukan dalam waktu 2 kali lipat lebih lama dari pada vasectomy.
Prosedur ini dilakukan dengan menemukan kembali ujung vas deferens yang dipotong dan membuka kembali ikatannya. Dokter juga harus memotong setiap jaringan parut pada organ reproduksi.
Meskipun bisa dibatalkan, semakin jauh jarak antara prosedur vasektomi dan vasectomy reversal, maka semakin rendah peluang keberhasilannya.
Tidak benar.
Anggapan yang menyatakan vasektomi meningkatkan peluang seorang pria mengalami kanker prostat sebetulnya masih kontroversial. Salah satu anggapan yang membenarkan bahwa pria yang divasektomi berpotensi sedikit lebih besar terkena jenis kanker pada pria ini bahkan pernah dipublikasikan oleh American Cancer Society.
Kendati demikian, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa vasektomi tidak berhubungan dengan munculnya sel kanker pada prostat. Anda pun tidak perlu takut menjalani vasektomi karena mitos yang satu ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai vasektomi sebagai pilihan kontrasepsi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara membuat anak kembar berdasarkan posisi bercinta tidak terbukti secara ilmiah. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan anak kembar. Apa saja? Cek di sini.
Konsepsi adalah nama lain dari pembuahan, yaitu saat sel sperma bertemu dengan sel telur. Ini adalah proses awal terjadinya kehamilan.
Siklus menstruasi bisa membantu menentukan masa subur dan merencanakan kehamilan. Lantas, jika haid tidak teratur apakah masih bisa hamil? Simak ulasannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved