Penggunaan metformin untuk diet terbukti menurut penelitian karena mampu menurunkan berat badan pada penderita diabetes tipe 2. Namun, obat ini harus dikonsumsi atas resep dokter.
1 Okt 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Berhati-hatilah jika ingin mengonsumsi metformin untuk diet.
Table of Content
Metformin hidroklorida alias metformin bukanlah obat yang asing untuk penderita diabetes tipe 2, begitu juga bagi orang yang mengalami kegemukan maupun obesitas. Ya, penggunaan metformin untuk diet memang sudah dikenal luas. Padahal obat ini tidak boleh digunakan sembarangan, karena ada efek sampingnya untuk kesehatan.
Advertisement
Bagi penderita diabetes tipe 2, obat metformin berfungsi mengembalikan respons tubuh terhadap insulin agar gula darah tidak cepat naik.
Metformin akan diberikan dokter bila pasien diabetes tipe 2 sudah tidak lagi bisa mengontrol kadar gula darahnya hanya dengan perubahan gaya hidup dan pola makan.
Selain metformin, ada juga acarbose yang biasa digunakan untuk menurunkan gula darah. Acarbose untuk diet digunakan oleh pasien diabetes melitus tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak cukup dikendalikan oleh latihan fisik dan penurunan berat badan saja.
Kadar gula darah yang lebih terkontrol dapat menghindarkan penderita diabetes tipe 2 dari berbagai komplikasi, mulai dari kerusakan ginjal, kebutaan, penyakit saraf, hingga disfungsi seksual.
Metformin juga membantu mengurangi kadar gula yang diproduksi secara alami oleh hati, yang akhirnya diserap usus.
Di Indonesia, terdapat 63 merek dagang obat yang mengandung metformin dan sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Menurut BPOM, penggunaan obat ini terutama untuk perian diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami kelebihan berat badan (kegemukan maupun obesitas).
Namun pada praktiknya, metformin juga kerap dikonsumsi sebagai obat penurun berat badan, meski pasien tidak menderita diabetes.
Bagaimana pandangan medis mengenai penggunaan metformin untuk diet ini?
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine, metformin memang efektif menurunkan berat badan pasien kegemukan maupun obesitas. Fakta lain juga menunjukkan bahwa pasien diabetes tipe 2 yang mengonsumsi metformin dalam jangka waktu tertentu, memang mengalami penurunan berat badan.
Meski demikian, para ahli belum tahu pasti mekanisme kerja metformin untuk diet, termasuk keamanannya terhadap kesehatan secara keseluruhan. Beberapa dokter menduga metformin dapat menurunkan nafsu makan. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa metformin mampu mengubah mekanisme penyimpanan lemak di dalam tubuh.
Anda tidak akan menemukan dosis atau cara mengonsumsi metformin untuk diet pada kemasan atau brosur obat tersebut. Ingat, metformin pada dasarnya adalah obat diabetes, bukan penurun berat badan. Jadi, hanya dokter yang boleh menentukan dosis maupun cara penggunaan aman tergantung kondisi Anda.
Dokter bisa meresepkan metformin untuk diet dengan syarat-syarat tertentu. Pun biasanya, Anda akan diberikan dosis rendah terlebih dahulu sebelum ditingkatkan secara perlahan dalam beberapa minggu. Tujuannya, untuk meminimalisir efek buruk dari obat ini terhadap kesehatan Anda secara keseluruhan.
Selama minum metformin untuk diet, Anda juga harus berolahraga secara rutin dan makan makanan yang bergizi tinggi namun rendah kalori. Konsumsi metformin saja tidak akan bisa menurunkan berat badan Anda.
Metformin bukanlah obat ajaib penurun berat badan dalam satu malam. Sekalipun Anda sudah minum obat dan menerapkan pola hidup sehat, butuh setidaknya 1-2 tahun sebelum merasakan penurunan berat badan yang maksimal.
Banyaknya kilogram yang hilang akibat penggunaan metformin untuk diet beragam pada setiap orang. Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi metformin, hanya mengalami penurunan berat badan sebanyak 2-4 kg dalam setahun.
Efek itupun tidak akan terasa jika Anda tetap mengonsumsi makanan tinggi kalori dan tidak berolahraga selama minum metformin. Grafik penurunan berat badan juga bisa berhenti jika Anda tidak lagi mengonsumsi metformin.
Menurut BPOM, obat dengan kandungan metformin hidroklorida memiliki efek samping yang beragam, mulai dari mual, muntah, maupun diare (sementara). Ada pula orang yang sampai merasakan nyeri perut, penurunan penyerapan vitamin B12, hingga anoreksia dan hepatitis.
Di Amerika Serikat, obat yang mengandung metformin sendiri sudah diminta untuk ditarik dari peredaran karena diduga mengandung N-Nitrosodimethylamine (NDMA) tingkat tinggi. Hal ini membuat obat tersebut berpotensi memicu munculnya sel kanker di tubuh manusia.
Sekalipun BPOM belum mengeluarkan perintah penarikan terhadap metformin di Indonesia, tidak ada salahnya Anda berkonsultasi dengan dokter bila sedang mengonsumsinya. Dokter bisa mengganti resep obat Anda jika diperlukan.
Selain dengan obat, Anda juga tentu bisa menjalani gaya hidup sehat untuk diet. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar diet sehat demi menurunkan berat badan berlebih, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Naik turunnya berat badan bukan cuma seputar kalori dan seberapa banyak aktivitas fisik yang Anda lakukan. Ada faktor yang juga turut berpengaruh yaitu hormon leptin. Menariknya, resistensi leptin yaitu ketika tubuh tidak merespons leptin merupakan pemicu bertambahnya berat badan seseorang.
Makanan yang mengandung vitamin D berperan penting untuk penyembuhan patah tulang. Mulai dari Ikan, kuning telur, hingga jamur merupakan sumber vitamin D yang bisa Anda coba.
Ada orang yang makan apa saja namun berat badannya tetap stabil. Bisa jadi, mereka memiliki tipe tubuh ectomorph yang metabolismenya cukup tinggi. Pilihan diet ectomorph adalah yang mengonsumsi karbohidrat lebih tinggi dibandingkan dengan lemak.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved