Menggunakan pakaian ketat bisa iritasi kulit dan tidak lancarnya peredaran darah. Kebiasaan ini juga bisa memicu gangguan saraf yang menyebabkan masalah pada tubuh.
2023-03-20 07:08:18
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Celana jeans termasuk jenis pakaian ketat yang sering dikenakan banyak orang
Bagi sebagian orang, menggunakan pakaian ketat bisa menjadi kesenangan tersendiri. Pasalnya, baju ketat dianggap dapat menunjukkan lekuk tubuh atau mengikuti tren tertentu.
Advertisement
Namun terlalu sering mengenakan pakaian ketat (dari pakaian dalam, kaus, celana, hingga dasi) dalam jangka panjang, ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Tak hanya menyebabkan rasa tak nyaman.
Sejumlah kondisi di bawah ini dapat terjadi bila Anda terlalu sering menggunakan pakaian ketat:
Penggunaan pakaian yang ketat dapat menyebabkan nyeri otot pada punggung serta leher, terutama pakaian dalam seperti bra. Bra atau beha yang ketat juga berpotensi membentuk postur tubuh yang buruk, misalnya membungkuk.
Tak hanya itu, tali bra yang mengikat terlalu kencang bisa memicu munculnya garis-garis lekukan pada bahu dan lingkar bawah payudara. Hal ini tentu akan mengganggu penampilan dan bisa menurunkan rasa percaya diri.
Pemakaian bra dengan ukuran tidak pas dan kekecilan juga dapat menyebabkan kaum hawa mengalami nyeri payudara.
Penggunaan pakaian ketat pada area perut, baik kemeja, celana, maupun ikat pinggang, bisa saja memicu GERD. Kondisi ini lebih umum terjadi pada saat pengguna makan dalam jumlah banyak.
GERD atau penyakit asam lambung naik adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan, yang umum ditandai dengan sensasi terbakar di dada (heartburn).
Pakaian ketat pada area perut bisa saja memberi tekanan ekstra pada area ini, yang turut menekan lambung. Akibatnya, asam lambung kembali naik ke kerongkongan.
Penggunaan pakaian ketat, seperti korset dan stoking, bisa saja menyebabkan gangguan pada saraf area paha atas atau bagian bawah perut. Salah satu contoh masalah yang bisa terjadi adalah meralgia paresthetica.
Meralgia paresthetica adalah iritasi saraf pada area paha. Kondisi ini bisa memicu paha terasa nyeri seperti terbakar, atau sakit saat disentuh.
Selain berpotensi memicu gangguan saraf, penggunaan stoking ataupun celana ketat juga bisa menghambat aliran darah di area paha. Kenapa?
Pasalnya, otot paha mendapatkan tekanan berlebih sehingga aliran darahnya tersendat. Kondisi ini bisa menyebabkan area paha mati rasa.
Keadaan yang sama, yaitu terhambatnya aliran darah, pun bisa terjadi pada area leher apabila Anda mengenakan dasi yang terlalu sesak. Gangguan ini berpotensi memicu masalah yang lebih besar, seperti stroke.
Penggunaan celana dalam yang terlalu ketat bisa memicu terjadinya infeksi bakteri maupun jamur pada area kemaluan. Apa alasannya?
Memakai celana dalam yang ketat dapat meningkatkan temperatur sekaligus kelembapan pada area kemaluan. Sebagai akibatnya, organisme seperti bakteri dan jamur lebih mudah berkembang biak.
Pria yang sering menggunakan celana dalam atau celana ketat disebut dapat memiliki jumlah sperma lebih sedikit. Penyataan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, namun secara teori, hal tersebut mungkin saja terjadi.
Pasalnya, testis (buah zakar) peka terhadap temperatur. Tempatur tinggi yang dapat terjadi akibat penggunaan celana ketat, bisa mengganggu proses pembentukan sperma.
Bagaimana dampak penggunaan pakaian ketat pada organ reproduksi wanita? Sebenarnya sama saja karena pakaian ketat membuat suhu tubuh meningkat sehingga akan berdampak buruk pada organ reproduksi.
Penggunaan pakaian ketat lebih mungkin memicu iritasi hingga alergi pada kulit, terutama bila bahan pakaian termasuk kasar.
Baju ketat akan membuat bahannya bersentuhan dan bergesekan langsung dengan kulit Anda. Keadaan ini akan membuat risiko iritasi kulit yang meningkat, apalagi bila kulit Anda mudah berkeringat.
Baca juga: Cara Menghilangkan Jamur pada Pakaian dengan Bahan-bahan Rumahan
Penggunaan pakaian ketat mungkin bisa meningkatkan kepercayaan diri Anda pada momen-momen tertentu. Meski demikian, pemakaiannya dalam jangka panjang justru dapat mengganggu kesehatan Anda.
Lebih baik, gunakan pakaian dengan ukuran yang pas dan memiliki bahan yang nyaman seperti katun. Saran ini sangat diutamakan untuk pemilihan pakaian dalam. Pasalnya, pakaian ini akan bersentuhan langsung dengan area pribadi Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Perimenopause adalah masa menuju menopause yang umumnya dialami oleh wanita usia 30-40 tahun. Salah satu gejala perimenopause adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Perimenopause berbeda dengan premenopause karena premenopause terjadi sebelum perimenopause.
Ulkus kornea dan katarak sama-sama memunculkan luka berupa bercak bintik putih yang ada di mata. Lantas, apa beda kedua masalah mata ini?
Penyebab anyang-anyangan adalah infeksi saluran kemih, efek samping obat-obatan tertentu, hingga batu ginjal. Kondisi ini dapat diatasi dengan pengobatan medis dan perawatan rumahan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved