Bias kognitif atau cognitive bias adalah kesalahan sistematik pola pikir yang terjadi ketika seseorang sedang memproses dan menginterpretasi informasi. Konsekuensi dari kognitif bias adalah terpengaruhnya keputusan dan penilaian
2023-03-22 03:40:08
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Bias kognitif
Table of Content
Bias kognitif atau cognitive bias adalah kesalahan sistematik pola pikir yang terjadi ketika seseorang sedang memproses dan menginterpretasi informasi. Konsekuensi dari kognitif bias ini adalah keputusan dan penilaian akan sangat terpengaruh.
Advertisement
Kerap kali, bias ini terjadi karena upaya otak dalam menyederhanakan proses penyerapan informasi. Terlebih, otak dengan cara kerjanya yang menakjubkan memang punya keterbatasan.
Konsep bias kognitif pertama kali diperkenalkan oleh peneliti bernama Amos Tversky dan Daniel Kahneman pada tahun 1972. Sejak saat itu, telah muncul beberapa jenis kognitif bias yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
Cakupannya luas, mulai dari perilaku sosial, aspek kognitif, ekonomi perilaku, pendidikan, manajemen, layanan kesehatan, bisnis, dan juga finansial. Artinya, sangat luas sekali kemungkinan terjadinya bias kognitif ketika seseorang memproses informasi dari dunia di sekitarnya.
Namun, berbeda dengan logical fallacy. Jika bias kognitif berakar dari proses mengolah informasi yang salah, logical fallacy berasal dari kesalahan dalam argumen logis.
Selain itu, bias kognitif biasanya berakar dari masalah rentang fokus, daya ingat, atribusi, dan kesalahan lain yang berkaitan dengan mental.
Sebenarnya, setiap orang pasti pernah melakukan bias kognitif. Beberapa tanda ketika Anda terpengaruh bias kognitif adalah:
Tanda-tanda di atas terasa familiar? Wajar, sebab banyak orang yang memang mengalami bias kognitif. Hal ini lebih rentan terdeteksi ketika orang lain melakukannya, ketimbang menyadari bahwa diri sendiri berada di posisi tersebut.
Lebih jauh lagi, manusia cenderung mengambil keputusan dan penilaian tentang dunia sekitarnya seakan-akan sudah objektif dan logis. Kerap kali, seseorang merasa sudah mempertimbangkan dan mengevaluasi seluruh informasi terkait dengan hal itu.
Sayangnya, bias kognitif justru bisa menjatuhkan karena menghasilkan keputusan buruk dan penilaian salah.
Beberapa jenis bias kognitif yang dapat mengganggu pemikiran dan penilaian seseorang di antaranya:
Tendensi ini terjadi ketika seseorang menghubungkan tindakan dirinya terhadap faktor eksternal. Di sisi lain, ia juga menghubungkan perilaku orang lain terhadap faktor internal.
Contohnya, menyalahkan kondisi GERD diri sendiri karena faktor genetik. Sementara ketika orang lain menderita penyakit yang sama, dikaitkan dengan pola makan mereka yang berantakan.
Tendensi untuk terlalu percaya pada potongan informasi yang pernah dipelajari. Bahkan, ini dapat membuat mereka menutup diri pada informasi tambahan. Sayangnya, bias ini juga sangat berpengaruh terhadap ekspektasi dan penilaian terhadap suatu hal.
Kecenderungan untuk memperhatikan hanya beberapa hal saja. Di saat yang sama, secara simultan mengabaikan orang lain. Contohnya ketika akan membeli rumah, hanya mempertimbangkan faktor eksteriornya saja, tanpa melihat bagaimana kualitas bahan dan juga lokasinya.
Hanya menganggap informasi yang sampai ke otak dengan cepat dan mengabaikan lainnya. Artinya, tendensi ini juga melebih-lebihkan peluang hal serupa akan terjadi lagi di masa mendatang.
Hanya mengakui informasi yang sesuai dengan keyakinan selama ini. Di saat yang sama, juga tidak menganggap bukti yang tidak sejalan dengan keyakinan.
Tendensi untuk melebih-lebihkan bahwa orang lain juga memiliki opini yang sama dengan Anda
Tendensi melihat objek hanya bekerja dengan cara tertentu dan menutup kemungkinan akan fungsinya yang lain. Ini bisa juga berdampak pada penilaian terhadap orang lain. Utamanya, ketika menganggap bahwa orang tertentu hanya memiliki satu kemampuan saja, padahal bisa saja lebih dari itu.
Kesan terhadap seseorang berpengaruh terhadap penilaian terhadap karakter mereka. Bias kognitif yang satu ini erat sekali kaitannya dengan penampilan fisik dan menarik tidaknya seseorang. Ketika dinilai menarik, seakan-akan kualitasnya yang lain juga baik. Begitu pula sebaliknya.
Tendensi untuk mengubah pemahaman akan sesuatu setelah mendengar dari orang lain. Ada intervensi terhadap memori sebelumnya. Ini dapat menyebabkan pengakuan saksi mata menjadi diragukan.
Bias yang membuat seseorang merasa lebih sukses dari orang sekitarnya. Selain itu, juga merasa tidak rentan mengalami kesialan.
Kecenderungan menyalahkan faktor eksternal ketika hal buruk terjadi. Sebaliknya saat ada hal baik terjadi, akan langsung mengapresiasi diri sendiri.
Terjadi ketika seseorang yakin bahwa dirinya lebih pintar dan mampu ketimbang yang terlihat. Artinya, cenderung tidak menyadari bahwa dirinya sebenarnya tidak kompeten.
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya bias kognitif, di antaranya:
Dampak dari bias kognitif adalah pemikiran yang kurang tepat, bahkan bisa saja terjebak meyakini teori konspirasi. Meski demikian, terkadang bias ini juga bersifat adaptif karena memungkinkan seseorang mengambil keputusan dengan cepat di saat darurat.
Untuk menghindarinya, sadari bahwa bias ini sangat mungkin berpengaruh pada pola pikir Anda. Kemudian, perhitungkan apa saja faktor yang berpengaruh terhadap keputusan.
Setelah terbiasa, Anda akan bisa menantang bias yang muncul dan menjadi sosok lebih kritis.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut tentang bahaya cognitive bias, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Enzim adalah molekul katalis yang berperan untuk mempercepat reaksi kimia di dalam tubuh. Cara kerja enzim dipengaruhi oleh keseimbangan asam dan basa serta temperatur di sekitarnya.
Menjalani pola hidup sehat bisa dimulai dari mengonsumsi makanan bernutrisi baik. Lakukan juga olahraga secara rutin dan istirahat cukup minimal 8 jam per hari.
Tubuh memerlukan vitamin E dengan kandungan antioksidan untuk memperkuat sistem imun, menjaga kesehatan pembuluh darah, hingga melindungi kulit. Beberapa jenis kacang-kacangan dan buah yang mengandung vitamin E bisa menjadi pilihan untuk mencukupi kebutuhan harian.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved