Antikolinergik adalah obat-obatan yang dapat menghambat aktivitas neurotransmitter asetilkolin. Antikolinergik menghambat asetilkolin agar tak memicu pergerakan otot tak sadar pada organ-organ di dalam tubuh.
2023-03-24 06:39:19
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Obat antikolinergik dapat mengatasi berbagai kondisi medis seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Table of Content
Asetilkolin merupakan neurotansmitter yang berperan penting bagi tubuh. Sebagai neurotransmitter, asetilkolin terlibat dalam penyampaian sinyal pesan antarsel saraf. Namun, adakalanya aktivitas asetilkolin perlu dihambat dengan obat yang disebut obat antikolinergik. Ketahui lebih lanjut mengenai obat antikolinergik.
Advertisement
Antikolinergik adalah obat-obatan yang diresepkan dokter untuk menghambat aktivitas neurotransmitter asetilkolin. Asetilkolin berperan dalam transfer sinyal antarsel yang memengaruhi kontraksi otot di dalam tubuh.
Antikolinergik menghambat asetilkolin agar tidak berikatan dengan reseptornya di sel-sel saraf di bagian tubuh tertentu. Secara awam, obat-obatan ini mencegah aktivitas asetilkolin agar tidak memicu pergerakan otot secara tak sadar di paru-paru, saluran pencernaan, hingga saluran kemih.
Efek antikolinergik tersebut membuatnya bermanfaat dalam menangani banyak kondisi medis, mulai dari masalah aktivitas kandung kemih, keracunan, serta masalah pergerakan otot yang berkaitan dengan penyakit Parkinson. Obat-obatan antikolinergik juga diberikan pada pasien untuk mengiringi proses anestesi sebelum operasi.
Ada banyak jenis obat yang masuk dalam kategori antikolinergik. Beberapa contoh obat antikolinergik, termasuk:
Obat antikolinergik dapat mengatasi berbagai kondisi medis, misalnya:
Selain untuk penyakit di atas, dokter biasanya juga akan meresepkan antikolinergik sebagai pengiring anestesi operasi untuk merilekskan otot pasien. Obat ini membantu detak jantung tetap normal, menenangkan tubuh pasien, dan mengurangi produksi air liur.
Dalam penggunaan off-label, antikolinergik juga terkadang diberikan dokter untuk mengatasi keringat berlebih.
Seperti banyak obat lain, antikolinergik dapat menimbulkan beragam efek samping. Efek samping antikolinergik yang umum terjadi yaitu:
Selain efek samping di atas, ada pula beberapa peringatan dalam penggunaan antikolinergik. Peringatan tersebut yaitu:
Efek antikolinergik dapat menurunkan produksi keringat. Apabila tak terkendali, konsumsi obat ini berisiko memicu peningkatan suhu tubuh – dan terkadang bisa bersifat drastis memicu heat stroke. Apabila dokter meresepkan salah satu obat antikolinergik, pasien harus berhati-hati mengalami peningkatan suhu tubuh saat berolahraga, mandi air hangat, atau saat cuaca panas.
Mengonsumsi antikolinergik sembarangan dan berlebihan dapat memicu overdosis, kehilangan kesadaran, bahkan kematian. Risiko peringatan ini bisa juga terjadi apabila Anda mengiringi penggunaan antikolinergik bersama dengan alkohol.
Beberapa tanda overdosis antikolinergik yaitu:
Hubungi dokter dengan segera apabila Anda atau orang terdekat mengonsumsi terlalu banyak obat antikolinergik.
Antikolinergik dapat bermanfaat untuk mengatasi banyak kondisi medis. Namun, kelompok lanjut usia tidak dapat mengonsumsi obat-obatan ini. Penggunaan antikolinergik pada orang di atas 65 tahun dapat memicu kebingungan, hilang ingatan, dan perburukan fungsi mental.
Orang dengan penyakit berikut ini juga tidak bisa mengonsumsi antikolinergik:
Karena obat ini tidak dapat dikonsumsi sembarangan, Anda harus menyampaikan dengan jujur terkait kondisi medis yang dialami serta obat yang tengah Anda konsumsi.
Baca Juga
Antikolinergik adalah obat-obatan yang dapat mengatasi berbagai kondisi medis dengan menghambat aktivitas neurotransmitter asetilkolin. Untuk mendapatkan informasi lain terkait obat-obatan, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ bisa diunduh di Appstore dan Playstore yang setia memberikan informasi kesehatan terpercaya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Otot lurik merupakan otot yang berperan dalam mengatur postur dan pergerakan tubuh. Tidak hanya itu saja, fungsi otot lurik juga berperan dalam menunjang sistem pernapasan.
Hiperhidrosis merupakan penyebab sering berkeringat di wajah dan hal ini terbilang sangat normal. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi akibat penyakit tertentu.
Nilai kreatinin rendah dapat menunjukkan beberapa gangguan kesehatan, seperti massa otot yang rendah, gangguan fungsi hati, dan kehilangan cairan akibat kehamilan maupun obat-obatan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved