Mental breakdown adalah kondisi stres berat yang membuat seseorang kesulitan menjalankan aktivitas seperti biasa. Orang yang mengalami kondisi ini akan sulit bekerja serta mengubah pola makan maupun pola tidurnya secara drastis.
7 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Mental breakdown bisa juga disebut sebagai nervous breakdown
Table of Content
Pernah dengar istilah mental breakdown? Ini adalah salah satu gangguan jiwa terberat yang bisa dialami seseorang. Saat mengalami mental breakdown, seseorang akan kesulitan untuk berfungsi atau menjalani kehidupannya sehari-hari. Berikut penjelasannya.
Advertisement
Mental breakdown adalah kondisi stres berat yang menimpa seseorang hingga ia tidak bisa menjalankan fungsi normalnya sebagai manusia. Istilah ini sendiri sebenarnya sudah tidak lagi digunakan di dunia medis, karena dirasa kurang spesifik.
Dulu, istilah mental breakdown memang digunakan untuk menggambarkan serangkaian penyakit mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau stres akut. Namun sekarang, istilah ini lebih sering digunakan secara awam untuk menggambarkan kondisi seseorang yang sedang merasakan gejala stres secara intens hingga tidak bisa berfungsi dengan baik.
Mengingat mental breakdown bukanlah bagian dari penyakit mental yang spesifik, orang yang mengalaminya pun biasanya tidak memiliki gejala yang terlalu spesifik, selain kesulitan untuk berkegiatan sehari-hari.
Meski begitu, beberapa kondisi di bawah ini pun dapat dilihat sebagai tanda seseorang sedang mengalami kondisi yang juga dikenal dengan nervous breakdown:
Orang yang mengalami mental breakdown, biasanya tidak akan terlihat jauh berbeda dengan penderita gangguan kecemasan atau depresi. Saat hal ini terjadi, Anda mungkin akan merasa ingin terus menangis atau bahkan menangis secara tiba-tiba tanpa pemicu yang jelas dan tidak bisa berhenti.
Beberapa orang lainnya juga dapat merasakan rasa percaya dirinya turun drastis dan merasa dirinya tidak berharga. Mengalami kondisi ini, rupanya juga memicu penderitanya merasa bersalah terhadap segala hal yang terjadi di hidupnya.
Perubahan pola tidur yang drastis juga perlu diperhatikan sebagai ciri mental breakdown. Orang yang sedang mengalami mental breakdown, bisa saja tidur terus-menerus, hingga tidak ingin masuk kerja atau sekolah.
Sebaliknya, kondisi yang sama juga bisa menyebabkan insomnia. Mereka akan kesulitan untuk tidur. Sebab, otak mereka tidak bisa rileks dan terus-menerus memikirkan masalah yang sedang dialami, tanpa mendapatkan solusi.
Lelah yang dimaksud di sini tentu bukanlah rasa lelah biasa yang bisa terjadi pada setiap orang. Rasa lelah yang terjadi saat mental breakdown, biasanya terasa sangat berat dan membuat Anda benar-benar tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
Bahkan, hal yang biasanya Anda anggap menyenangkan, akan terasa melelahkan saat dilakukan sehingga kehilangan daya tariknya. Contohnya adalah seks. Seperti yang kita tahu, stres bisa membuat seseorang kehilangan gairahnya.
Sama seperti perubahan pola tidur, perubahan pola makan secara drastis juga bisa terjadi pada orang yang sedang mengalami mental breakdown. Nafsu makan bisa menurun secara drastis atau sebaliknya meningkat begitu tajam.
Pada kondisi mental breakdown, meski gangguan di tubuh Anda berasal dari psikis, tapi hal ini bisa menyebabkan gangguan fisik dan memicu berbagai penyakit, seperti sakit kepala dan sakit perut. Sakit fisik ini biasanya akan datang secara tiba-tiba dan tidak diketahui asal muasalnya.
Selain sakit kepala atau sakit perut, stres dan kecemasan juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Kondisi ini bisa menyebabkan perut kram, kembung, sembelit, dan diare.
Tak hanya itu, bagi orang yang memiliki kondisi sindrom iritasi usus atau irritable bowel syndrome, kondisi stres bisa memicu kekambuhan dan menimbulkan ketidaknyamanan pada saluran cerna. Jika kondisi ini terjadi secara tiba-bisa, bisa menjadi tanda Anda mengalami mental breakdown.
Saat mengalami mental breakdown, Anda akan terlihat linglung dan sulit fokus. Seolah-olah, otak sedang berkabut dan tidak dapat berpikir jernih. Pada kasus yang parah, mental breakdown juga bisa menyebabkan disorientasi dan bahkan hilang ingatan sementara.
Sesak napas adalah ciri dari banyak gangguan mental, terutama gangguan kecemasan. Selain sesak, napas yang tersengal-sengal secara tiba-tiba juga bisa menandakan Anda sedang mengalami mental breakdown.
Selain ketujuh ciri di atas, beberapa kondisi di bawah ini juga bisa dirasakan orang yang sedang mengalami mental breakdown, yaitu:
Pada kondisi mental breakdown yang parah dan tidak segera teratasi, juga bisa muncul gejala psikosis, seperti halusinasi, delusi, hingga paranoid.
Baca Juga: Tanda-tanda Depresi Berat yang Perlu Diwaspadai
Mental breakdown biasanya dipicu oleh gangguan kejiwaan yang memang sebelumnya sudah ada. Namun, stres yang timbul akibat peristiwa sehari-hari juga bisa memicu seseorang mengalami kondisi ini.
Stres ini bisa bersifat kronis. Artinya, tekanan tersebut sebenarnya merupakan tumpukan dari kejadian-kejadian di masa lalu yang lama-kelamaan menumpuk. Saat orang tersebut sudah tidak bisa menampungnya, maka ia akan “meledak”.
Peristiwa besar secara tiba-tiba juga bisa memicu reaksi stres akut yang membuat seseorang merasakan stres teramat berat dalam waktu singkat. Beberapa contoh peristiwa yang bisa memicu kondisi mental ini di antaranya:
Saat Anda sudah mulai mengalami gejala mental breakdown, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog dan psikiater. Hindari self diagnose yang justru bisa membuat Anda semakin cemas.
Semakin cepat dikenali dan diatasi, maka semakin cepat pula hidup Anda akan terasa lebih ringan, serta kembali normal dan bahagia.
Dokter akan memeriksakan kondisi Anda lebih lanjut dan memberikan saran perawatan yang sesuai. Berikut ini beberapa cara mengatasi mental breakdown yang mungkin direkomendasikan oleh dokter:
Psikoterapi alias talk therapy yang paling sering digunakan untuk mengatasi mental breakdown adalah terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT). Anda perlu berkonsultasi dengan psikolog maupun psikiater untuk menjalani terapi ini.
CBT mengidentifikasi pola pikir bermasalah dan mempelajari keterampilan dalam mengatasi masalah tersebut lebih baik. Terapi ini telah terbukti efektif mengatasi kecemasan, depresi, dan kondisi kesehatan mental lainnya.
Sebagai terapi tambahan, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan untuk mengatasi gejala gangguan kesehatan mental yang Anda alami. Obat-obatan ini mungkin termasuk antidepresan maupun obat anti kecemasan lainnya.
Salah satu cara mengontrol sekaligus mengatasi mental breakdown adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa Anda lakukan antara lain:
Baca Juga
Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang mental breakdown. Mengenali gejala lebih awal bisa lebih cepat mengatasinya dan hidup lebih baik. Namun, hindari melakukan self diagnose. Segera konsultasikan diri ke dokter, psikolog, atau psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan saran pengobatan lebih tepat.
Anda juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Setiap Sobat Ambyar yang sedang sedih, pasti ingin mendengar lagu-lagu patah hati milik Didi Kempot sebagai pelipur lara. Ternyata, mendengar lagu patah hati memang ada manfaatnya terhadap kesehatan. Apa saja dampak positif itu?
Ada beragam makanan dan minuman untuk mengatasi kecemasan dan depresi. Mengonsumsi makanan seperti teh hijau, yogurt, dan cokelat hitam hanya bersifat membantu menenangkan, bukan menggantikan pengobatan medis.
Masalah dalam dunia kerja, seperti perundungan, komunikasi yang buruk, atau tidak puasa dengan perusahaan dapat menurunkan kinerja dan produktivitas.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved