Andropause adalah menopause pada pria. Kondisi ini ditandai dengan penurunan kadar hormon testosteron seiring bertambahnya usia. Meski demikian, andropause biasanya tidak menimbulkan gejala yang begitu kentara karena penurunan terjadi perlahan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
9 Okt 2019
Andropause bisa disebut sebagai menopause pada pria
Table of Content
Istilah menopause selama ini hanya lekat dengan wanita. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa menopause pada pria juga bisa terjadi? Istilah ini disebut sebagai andropause. Namun, andropause pada pria tidak sama seperti menopause yang dialami wanita. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut ini.
Advertisement
Andropause dikenal juga dengan menopause pada wanita. Andropause adalah kondisi ketika pria mengalami sejumlah gejala atau keluhan, seperti rendahnya gairah seksual dan massa otot akibat kadar testosteron rendah.
Testosteron sendiri merupakan hormon androgen yang bertanggung jawab dalam perkembangan karakteristik pria, mulai dari suara berat, massa otot yang lebih besar, rambut pada pipi dan dagu alias brewok, produksi sel sperma (spermatogenesis), hingga fungsi seksual lain seperti ereksi.
Seiring bertambahnya usia, kadar hormon seks pria mengalami penurunan. Penurunan hormon testosteron tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berangsur.
Dalam dunia medis, andropause juga dikenal sebagai:
Baca Juga
Sama seperti wanita, penyebab menopause pada pria adalah penuaan. Usia menopause pada pria bisa bermulai saat memasuki 30 tahun. pada usia ini, produksi testosteron akan mulai menurun secara perlahan.
Meski demikian, penurunan hormon testosterom tidak hanya terjadi karena seorang pria memasuki masa andropause. Namun juga erat kaitannya dengan riwayat penyakit lain seperti penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi.
Hal di atas menggambarkan bahwa hormon bukanlah satu-satunya faktor penyebab menopause pada pria. Faktor risiko lain juga dipercaya dapat meningkatkan kemungkinan pria mengalami menopause, seperti:
Saat seorang pria mengalami penurunan produksi testosteron, ada banyak gejala yang akan muncul, baik secara fisik, mental, maupun seksual.
Berikut ini gejala andropause pada pria yang perlu diketahui:
Selain tanda-tanda di atas, Anda juga mungkin akan mengalami kerontokan rambut-rambut di badan, berkurangnya ukuran testis, dada menjadi bengkak, dan sering merasa kepanasan tiba-tiba.
Baca Juga
Tidak semua pria mengalami andropause. Akan tetapi, setiap pria akan mengalami penurunan kadar testosteron dengan gejala yang berbeda-beda. Diperkirakan, setiap tahunnya kadar hormon pria akan menurun sebanyak 1 persen.
Sebenarnya, jika tanda-tanda menopause pada pria tidak terlalu mengganggu kegiatan sehari-hari, Anda mungkin tidak membutuhkan pengobatan apa pun. Namun, jika dirasa mengganggu, Anda dapat memeriksakan kondisi ini ke dokter andrologi.
Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar testosteron di tubuh. Selain itu, dokter juga akan mengajukan sejumlah pertanyaan (anamnesis) kepada Anda untuk mengetahui gejala yang dirasakan, riwayat medis, hingga obat apa yang sedang dikonsumsi saat ini.
Menghadapi andropause, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi turunnya kadar testosteron, seperti:
Jika kondisi ini menyebabkan depresi, dokter akan meresepkan obat antidepresan, serta menyarankan sesi terapi untuk Anda. Apabila cara-cara di atas belum cukup efektif untuk menghilangkan tanda-tanda andropause pada pria, Anda mungkin akan disarankan untuk melakukan hormone replacement therapy (HRT).
Terapi suntik hormon ini dilakukan untuk menjaga kadar hormon Anda tetap normal. Dilansir dari National Health Service (NHS), terapi hormon ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah medium, yaitu:
HRT diharapkan dapat memberikan hasil berupa kembali meningkatnya libido, massa otot, pertumbuhan rambut, hingga fungsi kognitif. Umumnya, efek terapi akan terasa dalam kurun waktu 3-6 minggu.
Akan tetapi, dokter tidak bisa sembarangan menerapkan cara mengatasi andropause tersebut. Penderita penyakit hati (liver), penyakit jantung, dan kanker prostat tidak diperkenankan untuk menjalani terapi ini karena dikhawatirkan malah dapat memperburuk kondisi. Terapi hormon testosteron juga berisiko menimbullkan efek samping berupa impotensi dan penurunan kesuburan.
Baca Juga
Meski disebut menopause pada pria, nyatanya terdapat perbedaan kondisi andropause yang dialami laki-laki dengan menopause pada perempuan. Beberapa perbedaannya, antara lain:
Penurunan kadar hormon testosteron pada andropause terjadi secara perlahan-lahan dan dimulai sejak usia 30 tahun. Sementara itu pada wanita, produksi hormon estrogen akan turun secara drastis begitu memasuki usia 40 tahun.
Meski produksi testosteron menurun, produksi sperma tidak akan berhenti. Berbeda dengan wanita yang produksi sel telur akan benar-benar berhenti saat memasuki masa menopause.
Itu sebabnya, pria tetap bisa bereproduksi kendati telah memasuki masa 'menopause', sedangkan wanita tidak.
Memasuki usia tertentu, wanita pasti akan mengalami menopuse. Namun, hanya sekitar 2% pria yang mengalami gejala-gejala seperti menopause, saat mulai memasuki usia tua.
Masih banyak pria yang menganggap, berkonsultasi ke dokter seputar kehidupan seksual adalah hal yang memalukan.
Namun, langkah inilah yang paling efektif untuk membantu mengembalikan kebahagiaan bersama pasangan. Apabila Anda mulai merasakan adanya perubahan yang mungkin berhubungan dengan andropause, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter.
Anda bisa menanyakan hal ini lebih lanjut dengan dokter ahli melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang juga di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Cara menumbuhkan kumis dengan cepat dapat dilakukan secara alami, dengan menggunakan minyak esensial ataupun cara-cara medis. Mana cara yang paling ampuh menumbuhkan kumis tipis?
16 Sep 2023
Istilah “man flu” rupanya bukan hanya kiasan semata. Ada banyak yang membedakan reaksi imun pria dan wanita terhadap penyebab flu, salah satunya adalah hormon. Sismak informasinya berikut ini!
11 Jul 2019
Bintik merah pada penis dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual. Ini terjadi apabila melakukan seks yang tidak aman. Selain itu, kurang menjaga kebersihan penis juga dapat menyebabkan munculnya bintik merah.
15 Okt 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved