Jika dilakukan berlebihan, menonton tv ternyata dapat menyebabkan otak tumpul. Utamanya, jika seseorang menghabiskan lebih dari 3 jam sehari untuk melakukannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
5 Nov 2020
Menonton tv terlalu banyak tidak baik bagi kesehatan otak
Table of Content
Dalam sehari, berapa jam Anda menghabiskan waktu untuk menonton TV? Jika dilakukan berlebihan, aktivitas yang satu ini ternyata dapat menyebabkan otak tumpul. Utamanya, jika seseorang menghabiskan lebih dari 3 jam sehari untuk melakukannya.
Advertisement
Ini adalah temuan penelitian dari Inggris yang dirilis pada Februari 2019 lalu. Partisipannya adalah orang dewasa berusia di atas 50 tahun.
Tim peneliti dari English Longitudinal Study of Aging mengumpulkan data dari 3.662 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Partisipan merekam berapa lama mereka menonton TV setiap harinya.
Dalam studi itu, dibandingkan frekuensi mengisi waktu luang ini selama periode tahun 2008 dan 2009. Kemudian, dianalisis pula fungsi kognitif partisipan sekitar 6 tahun kemudian, tepatnya di tahun 2014 dan 2015. Fungsi kognitif yang diukur adalah pola pikir dan kemampuan berargumen atau reasoning.
Hasilnya, partisipan yang dalam periode 6 tahun itu menonton TV lebih dari 3,5 jam per harinya mengalami penurunan daya ingat verbal lebih signifikan. Penurunan ini berkisar antara 8-10%.
Di sisi lain, orang yang tidak terlalu lama mengalokasikan waktu untuk aktivitas ini, hanya mengalami penurunan daya ingat verbal sekitar 4-5%.
Temuan ini mengabaikan faktor lain seperti status sosial dan ekonomi, kesehatan fisik, hingga kemungkinan mengalami depresi.
Baca Juga
Hubungan antara terlalu banyak melihat televisi dan penurunan fungsi kognitif berakar dari “kerja keras” otak saat melihat suara, gambar, dan adegan yang begitu cepat dari TV.
Padahal, aktivitas ini dilakukan saat seseorang menerima informasi secara pasif. Tidak ada interaksi dua arah dengan yang sedang ditonton. Berbeda dengan saat melakukan riset secara online atau bermain video game.
Menurut studi laboratorium, orang yang banyak menghabiskan waktunya menikmati tayangan televisi memiliki otak yang waspada namun lebih tidak fokus. Apalagi, beberapa jenis tayangan bisa saja menambah kadar stres yang memperburuk kondisi ini.
Selain penurunan fungsi kognitif, alokasi waktu lebih dari 3 jam setiap harinya ini juga bisa menjadi sia-sia. Dalam periode waktu yang sama, seharusnya seseorang bisa melakukan aktivitas melatih otak yang lebih bermanfaat.
Mulai dari membaca, belajar bahasa baru, menyusun puzzle, meditasi, hingga mencoba belajar skill baru.
Dalam jangka panjang, mungkin saja ada dampak negatif lain dari menghabiskan waktu di depan TV seharian pada otak. Perlu studi lain untuk mengulik lebih jauh hubungannya dengan penurunan fungsi kognitif.
Lebih jauh lagi, kebiasaan binge-watching alias menonton secara maraton membuat seseorang tak aktif secara fisik. Interaksi satu arah akan membuat orang tanpa sadar hanya duduk tanpa menggerakkan tubuh seperti seharusnya.
Belum lagi jika binge-watching dilakukan sambil mengonsumsi makanan yang bukan termasuk camilan sehat. Sangat mungkin hal ini akan berdampak pada berat badan serta meningkatkan risiko obesitas.
Perilaku mengakses layar elektronik dalam beberapa tahun terakhir berkembang begitu pesat. Istilah menonton TV dalam penelitian ini sebenarnya bermakna luas, termasuk saat menyaksikan film atau serial dari tablet, ponsel, dan juga laptop.
Lebih berbahaya lagi karena benda-benda itu bisa dibawa ke mana saja sehingga kemungkinan mengaksesnya pun kian tinggi.
Jadi, apa yang perlu dilakukan untuk mencegah otak menjadi tumpul akibat menonton secara maraton?
Akan jauh lebih bermanfaat apabila aktivitas menonton maraton – apapun medianya – dialihkan untuk aktivitas lain. Upayakan mencari aktivitas yang membantu otak fokus di kala waktu luang. Tak hanya baik untuk otak, ini juga dapat menambah skill atau pengetahuan baru.
Ketimbang hanya diam menonton TV seharian, lebih baik aktif bergerak dengan berolahraga. Tak hanya mengurangi risiko penurunan fungsi kognitif, ini juga menyehatkan.
Baca Juga
Melakukan aktivitas yang berlawanan dengan melihat layar seharian adalah pilihan yang sangat baik. Jika ingin menamatkan serial tertentu, ada baiknya membagi durasi agar tidak terlalu lama menghabiskan waktu di depan layar.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak dampak buruk screen time terhadap tubuh maupun otak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Makanan rendah lemak bisa mencegah datangnya berbagai penyakit mengerikan, seperti diabetes, kolesterol tinggi, hingga penyakit jantung. Maka dari itu, mengonsumsi makanan rendah lemak secara rutin, bisa membawa dampak baik pada kesehatan.
6 Jun 2020
ENFP adalah kepribadian yang selalu semangat, peduli dengan sesama, namun dapat bersifat pasif-agresif dan benci dengan detail. Kenali karakteristik ENFP lainnya dalam artikel ini
16 Feb 2022
Saraf mata bertugas mengalirkan informasi dari retina ke otak. Ketika saraf terganggu, Anda bisa mengalami penyakit tertentu yang memiliki potensi bahaya pada mata Anda.
4 Agt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved