Terkadang, bakteri tuberkulosis (TBC) ini bisa menyerang meninges, membran tipis yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Penyakit ini dikenal juga dengan nama meningitis TB.
7 Jun 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Meningitis TB disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
Table of Content
Bakteri penyebab tuberkulosis (TBC) bisa menyerang meninges, membran tipis yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Salah satu jenis TBC ini dikenal sebagai meningitis TB.
Advertisement
Ini adalah penyakit serius yang jika penanganannya terlambat atau tanpa melakukan pengobatan, bisa mengancam nyawa penderitanya. Simak lengkapnya mengenai meningitis TB atau TB otak dalam artikel ini.
Mengutip Meningitis Research Foundation, penyebab meningitis TB ini adalah ketika bakteri tuberkulosis menyerang selaput yang mengelilingi otak, dan sumsum tulang belakang.
Infeksi awal tuberkulosis umumnya dimulai pada organ tubuh lainnya, seperti paru-paru. Lalu, bakteri bisa menyebar ke meninges (selaput) melalui aliran darah. Bentuk meningitis ini ditandai dengan peradangan selaput.
Di dalam otak, bakteri dapat bereplikasi, sehingga menyebabkan jaringan abnormal yang dipenuhi bakteri. Jaringan ini akhirnya pecah yang berakibat bakteri membanjiri meningen otak.
Pada awalnya, gejala TB otak ini biasanya muncul secara perlahan. Kemungkinan gejala akan terasa lebih parah selama beberapa minggu. Berikut adalah gejala tahap awal infeksi, seperti:
Seiring perkembangan penyakit, kemungkinan gejalanya pun menjadi lebih serius. Tidak semua orang mengalami gejala umum meningitis, berikut adalah gejala meningitis TB, seperti:
Berbeda dengan penyakit meningitis yang berkembang dengan cepat, meningeal tuberkulosis perkembangannya secara bertahap.
Baca Juga
Setiap orang dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bisa mengalami meningitis TB.
Bahkan di negara-negara miskin, bayi baru lahir hingga anak berusia 4 tahun bisa mengalami TB otak, karena vaksinasi yang tidak merata.
Meski demikian, ada beberapa orang dengan kondisi medis tertentu yang lebih rentan menderita meningitis TB, yaitu:
Cara terbaik untuk mencegah terinfeksi meningitis TB adalah dengan melakukan vaksinasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG), sehingga penyebaran penyakit lebih terkendali. Utamanya jika dilakukan oleh anak-anak.
Namun, jika pencegahan tidak berhasil dan terinfeksi, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter meskipun gejala belum terlalu signifikan. Semakin dini deteksi, semakin rendah risiko terjadinya komplikasi.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta menanyakan rekam medis dan detil gejalanya.
Apabila ada tanda-tanda mengalami meningitis TB, bisa juga dilakukan pemeriksaan lumbar puncture untuk mengambil cairan serebrospinal lewat jarum yang dimasukkan pada celah di antara dua tulang belakang.
Cairan serebrospinal ini kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk analisis yang lebih pasti. Selain itu, dokter juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan lain seperti:
Baca Juga
Perawatan dan pengobatannya hampir sama seperti mengobati tuberkulosis paru. Yaitu, dengan memberikan obat antituberkulosis seperti isoniazid, rifampin, dan pyrazinamide.
Dokter kemungkinan tidak memberikan ethambutol, karena tidak bisa menembus lapisan otak dengan baik. Ada beberapa jenis antibiotik lainnya yang akan disesuaikan dokter.
Selain itu, dokter juga mungkin akan meresepkan obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan TB otak. Biasanya, lama masa pengobatan dan perawatan meningitis TB adalah sekitar 9-12 bulan.
Baca Juga
Infeksi meningitis TB memiliki risiko komplikasi yang tidak main-main. Bahkan pada beberapa kasus, kondisinya bisa mengancam jiwa. Menurut WHO, Indonesia termasuk dalam daftar 30 negara dengan catatan kasus infeksi TB tertinggi di dunia. Beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
Apabila orang yang menderita gejala meningitis TB merasakan penurunan kemampuan pendengaran dan penglihatan di saat bersamaan, segera hubungi dokter. Bisa jadi, gejala itu menunjukkan indikasi meningkatnya tekanan di otak.
Ketika penderita sudah mengalami peningkatan tekanan di otak, dampaknya bersifat permanen dan akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya jangka panjang.
Perlu diingat pula, seseorang bisa menderita infeksi TB lebih dari sekali seumur hidupnya. Artinya, kemungkinan terinfeksi kembali itu ada. Itulah sebabnya ketika seseorang dinyatakan sembuh, perlu pengawasan ketat.
Ingin mengetahui lebih banyak mengenai meningitis TB serta pengobatannya? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Glioblastoma yang dialami oleh Agung Hercules merupakan jenis tumor otak agresif yang dapat menyebar secara cepat dan sulit disembuhkan. Beberapa gejala glioblastoma, antara lain sering sakit kepala, penglihatan buram, dan sering muntah.
Setelah membeberkan penyakit autoimun-nya, kini selebritas sekaligus penyanyi Ashanty mengaku pernah mengidap meningitis. Seperti apa faktor risiko yang menyebabkan penyakit meningitis?
Malaria serebral adalah komplikasi berbahaya akibat infeksi parasit Plasmodium falciparum yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina. Kondisi ini bisa menyebabkan kejang, koma, dan kerusakan otak.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved