logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Hidup Sehat

Mengupas Fungsi T-Cell dan Cara Kerjanya pada Sistem Imun Tubuh

open-summary

T-cell adalah bagian dari sistem kekebalan (imun) tubuh yang berfokus pada zat asing tertentu. Ada tiga jenis sel T di dalam tubuh kita, yaitu sel T sitotoksik, sel T pembantu, dan sel T regulator.


close-summary

7 Jun 2021

| Nenti Resna

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

T-cell adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang fokus pada partikel asing tertentu

Ilustrasi T-cell yang sedang bekerja membasmi sel kanker

Table of Content

  • Jenis-jenis sel T dan peranannya dalam respons imunitas
  • Cara kerja sel T dalam tubuh
  • Apa yang terjadi jika limfosit T tidak berfungsi dengan baik?
  • Hubungan sel T dengan Covid-19

Limfosit T, sel T, atau T-cell adalah bagian dari sistem imun tubuh yang berfokus pada partikel asing tertentu. Sel limfosit T mempunyai peranan penting dalam pertahanan terhadap zat asing.

Advertisement

Ketika partikel-partikel asing masuk ke dalam tubuh, T-cell tidak akan menyerang seluruh reseptor antigen yang masuk. Namun, akan tetap mengalir sampai menemukan antigen tertentu.

Antigen adalah bagian dari racun atau zat asing yang membuat sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi untuk melawannya.

Jenis-jenis sel T dan peranannya dalam respons imunitas

Mengutip dari Healthline, ada tiga jenis sel limfosit T di dalam tubuh. Supaya bisa tetap aktif, ketiga jenis sel T harus bereaksi kuat terhadap antigen asing yang masuk ke dalam tubuh.

Berikut adalah jenis-jenis sel T dan perannya dalam sistem kekebalan tubuh, yaitu:

1. Sel T sitotoksik

T-cell ini memiliki koreseptor CD8 pada permukaan selnya. CD8 bekerja sama dengan reseptor sel T dan molekul MHC kelas I, yang bertindak seperti semacam jembatan.

Jembatan ini memungkinkan sel T sitotoksik mengenali sel normal yang terinfeksi oleh patogen.

Ketika sel T sitotoksik mengenali sel tubuh yang terinfeksi, T-cell menjadi aktif. Lalu, menghasilkan molekul untuk membunuh sel yang terinfeksi dan menghancurkan patogen penyebab infeksinya.

Maka dari itu, T-cell juga biasa disebut sebagai pembunuh sel yang telah terinfeksi antigen, sel kanker, dan sel asing lainnya.

2. Sel T pembantu

Helper T-cell memiliki koreseptor yang disebut CD4 pada permukaan selnya. CD4 bekerja sama dengan reseptor sel T dan berinteraksi dengan molekul MHC kelas II.

Fungsi sel T helper adalah mengarahkan respon imun sel B dan sel T lainnya. Hal ini memungkinkan sel T pembantu untuk mengenali peptida patogen yang telah ditampilkan oleh sel penyaji antigen (APC).

Ketika T-cell pembantu mengenali peptida pada APC, T-cell menjadi aktif dan menghasilkan molekul sitokin yang memberi sinyal pada sel kekebalan lainnya. Sitokin juga akan menentukan perubahan bentuk sel.

Sel T pembantu memiliki subtipe tipe Th1, Th2, atau Th-17. Masing-masing subtipe ini memiliki perannya sendiri dalam mengembangkan respons imun secara lebih lanjut.

3. Sel T regulator

Sel T regulator juga memiliki koreseptor CD4 di permukaannya, tetapi sel ini tidak mengaktifkan sistem kekebalan seperti yang dilakukan sel T pembantu.

Sebaliknya, sel T regulator berfungsi mematikan respons imun ketika tidak lagi dibutuhkan. Fungsi ini bertujuan untuk mencegah kerusakan berlebihan pada sel dan jaringan dalam tubuh.

Lalu, jenis limfosit T ini juga berfungsi untuk mencegah penyakit autoimun dan mencegah sel darah putih lainnya melawan antigen.

Peranan T-cell dapat mengalami perubahan fungsi sepanjang kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa fungsi sel T dalam tubuh, di antaranya adalah:

1. Menjaga kekebalan tubuh bayi

Sewaktu bayi, limfosit T mempunyai fungsi dalam menjaga kekebalan melalui plasenta terhadap patogen atau antigen. Selama periode ini, cadangan T-cell memori jangka panjang akan terbentuk dan bisa bertahan hingga dewasa.

2. Mempertahankan sistem imun

Setelah dewasa, produksi antigen baru akan lebih sedikit dibandingkan saat masih bayi.

Sel T akan lebih banyak berperan dalam mempertahankan homeostasis (proses otomatis untuk mempertahankan stabilitas tubuh).

Lalu, fungsi lainnya adalah pengaturan sistem imun terhadap antigen berulang atau antigen yang ditemukan dalam jangka panjang.

Namun, fungsi sel T dapat menurun memasuki usia lanjut, sehingga dapat meningkatkan kecacatan dalam sistem kekebalan tubuh. Hal ini pula yang bisa menyebabkan penyakit pada lansia.

Baca Juga

  • Masker Anti Virus yang Efektif Cegah Penularan Covid-19, Apa Saja Pilihannya?
  • 3 Manfaat Serat untuk Diabetes yang Ternyata Penting
  • 5 Manfaat Biji Pepaya yang Sering Dibuang Namun Sangat Hebat

Cara kerja sel T dalam tubuh

Ada dua jenis limfosit, yaitu sel B dan sel T. Limfosit T berasal dari sumsum tulang, tetapi proses pematangannya di kelenjar timus. Fungsi utamanya adalah mengenali partikel asing.

Sesuai dengan jenisnya, cara kerja limfosit T pun berbeda. Pertama, bekerja sebagai sel pembunuh dengan menyerang sel yang telah terinveksi virus atau partikel berbahaya lainnya.

Lalu, T-cell juga bekerja sebagai sel pembantu, dengan mendukung sel B untuk memproduksi antibodi.

Apa yang terjadi jika limfosit T tidak berfungsi dengan baik?

Sebagai bagian dari sistem imun tubuh, limfosit T atau T-cell yang tidak berfungsi dengan baik bisa menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan.

Pelemahan atau penurunan fungsi imun mengakibatkan tubuh rentan terserang infeksi penyakit.

Selain itu, sel T yang tidak berfungsi dengan semestinya juga bisa memicu berbagai penyakit autoimun, seperti penyakit celiac, rematik, multiple sclerosis, dan lain-lainnya.

Hubungan sel T dengan Covid-19

virus corona
Ada kaitan antara virus corona dengan T-cell

Kemampuan tubuh untuk menumpas virus bergantung pada efektifnya respons sistem imun.

Oleh karena itu, untuk membantu penyembuhan dan pemulihan pasien Covid-19, perlu peningkatan fungsi dan kuantitas sel T.

Sejumlah studi di fase awal mengindikasikan adanya kaitan antara T-cell dengan keparahan gejala Covid-19 sebagai berikut:

  • 70,56 persen pasien non-ICU mengalami penurunan kadar sel T total, sel CD4 dan CD8.
  • 95 persen pasien pasien ICU menunjukkan penurunan total sel T dan CD4.
  • 100 persen pasien ICU juga mengalami penurunan kadar sel T CD8.

Ada hipotesis yang menyatakan bahwa hal ini berkaitan dengan kelompok usia lanjut yang umumnya lebih rentan dirawat di rumah sakit.

Orang berusia di atas 60 tahun dan tidak mendapat perawatan yang proporsional, dapat mengalami penurunan kadar T-cell karena tingkat sitokin yang lebih tinggi.

Tingkat sitokin yang tidak terkontrol dapat menjadi pusat peradangan kronis. Selain itu, terdapat beberapa bukti bahwa keparahan Covid-19 pada pasien dengan jumlah T sel rendah dapat dicegah.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai cara kerja sel T yang menjadi bagian dari sitem imun, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.

Advertisement

imunitas turuncovid-19kekebalan tubuhhidup sehat

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved