logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Sex & Relationship

Waspada Penyakit Menular Seksual, Ini Fakta dan Mitos Tentang Seks

open-summary

Penyakit menular seksual sangat berkaitan dengan seks dan kehamilan. Supaya tidak keliru, simak fakta dan mitos seputar seks berikut


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

29 Okt 2019

Penyakit menular seksual dapat terjadi jika Anda tidak mengetahui fakta dan mitos mengenai seks

Meski kemungkinannya kecil, seks tanpa penetrasi tetap bisa memicu kehamilan

Table of Content

  • Mitos dan fakta tentang sekas dan kehamilan
  • Cara melakukan seks oral yang aman

Banyak orang yang belum bisa membedakan mitos dan fakta mengenai seks dan kehamilan. Tak jarang hal ini berujung pada kehamilan yang tidak direncanakan atau perilaku yang bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti penyakit menular seksual.

Advertisement

Mitos dan fakta tentang sekas dan kehamilan

Berikut ini penjelasan tentang mitos seks dan kehamilan yang masih dipercaya masyarakat.

1. Kehamilan takkan terjadi jika penis dicabut dari vagina sebelum ejakulasi

Mencabut penis dari vagina atau alat kelamin sebelum ejakulasi atau senggama terputus masih bisa menyebabkan kehamilan.

Pertama, sebuah penelitian menyebutkan bawha 40% pria mengeluarkan cairan pra-ejakulasi yang sudah mengandung sperma. Cairan pra-ejakulasi adalah cairan yang dikeluarkan penis ketika terangsang saat aktivitas seksual. 

Kedua, seringkali pria tidak mampu mencabut penisnya dari vagina pada waktu yang tepat. Akibatnya, sebagian cairan mani terlanjur keluar di dalam vagina. 

2. Berhubungan seks saat haid tidak akan menyebabkan kehamilan

Kemungkinannya memang kecil, tapi berhubungan seks saat menstruasi masih dapat memicu kehamilan. Pada wanita dengan siklus haid yang pendek atau tidak teratur, ovulasi bisa terjadi saat periode menstruasi atau segera setelah menstruasi selesai.

Karena sperma bisa bertahan beberapa hari di dalam saluran reproduksi wanita, masih ada kemungkinan untuk terjadi pembuahan. 

3. Mungkinkah tetap bisa hamil ketika melakukan seks anal?

Kemungkinan besar tidak. Namun jika ejakulasi dilakukan di dekat vagina, portensi cairan mani dan sperma mengalir masuk ke vagina tetap ada.

Sperma juga bisa masuk ke vagina jika tangan yang terkena cairan mani atau cairan pra-ejakulasi menyentuh vagina. Dengan ini, masih ada kemungkinan sangat kecil untuk menyebabkan kehamilan. 

Seks anal sejatinya lebih berisiko menyebarkan penyakit menular seksual. Karena itu, Anda dan pasangan disarankan agar tetap memakai kondom untuk mencegahnya. 

4. Mungkinkah terjadi kehamilan akibat seks oral atau menelan sperma?

Kehamilan tidak akan terjadi akibat seks oral. Pasalnya, sperma harus masuk ke dalam vagina untuk bisa membuahi sel telur.

Cairan mani dan sperma yang tertelan juga tidak akan menyebabkan kehamilan. Cairan ini akan masuk ke saluran pencernaan dan sperma akan mati saat dicerna dalam lambung atau usus. 

Kalaupun ada sperma yang bisa bertahan setelah proses pencernaan, pencernaan dan reproduksi merupakan dua saluran yang berbeda. Jadi, sel sperma tidak mungkin bisa menyeberang dari usus untuk masuk ke rahim. 

5. Berhubungan seks selama masa menyusui takkan memicu kehamilan

Menyusui bisa membantu dalam mencegah kehamilan hanya dalam waktu enam bulan setelah melahirkan dengan. Namun syarat-syarat berikut harus terpenuhi:

  • Ibu yang menyusui sama sekali belum mengalami haid.
  • Sang ibu harus menyusui bayinya secara eksklusif tanpa bantuan susu formula maupun makanan pendamping ASI.

Bila semua syarat tersebut bisa dipenuhi, menyusui akan efektif sebagai salah satu cara mencegah kehamilan. Tapi jika salah satunya tidak terpenuhi, ovulasi dapat tetap terjadi pada masa menyusui. Ini berarti, sang ibu dan pasangannya mesti memakai alat kontrasepsi ketika berhubungan intim.

6. Buang air kecil dan douching setelah hubungan seks bisa cegah kehamilan

Douching vagina tidak bisa mencegah kehamilan. Setelah ejakulasi, sperma akan bergerak masuk ke leher rahim dan tidak akan bisa dijangkau oleh cairan douche.

Melakukan douche juga amat tidak disarankan karena berpotensi mengganggu keseimbangan bakteri di vagina. Douching pun bisa mengakibatkan iritasi atau infeksi.

Demikian pula dengan buang air kecil setelah hubungan seksual. Buang air kecil tidak akan bisa mengeluarkan cairan mani dan sperma dari vagina.

Urine tidak keluar melalui vagina, melainkan dari uretra dan lubang kecil di atas vagina. Karena itu, urine tidak akan bersinggungan dengan sperma. 

7. Gaya seks berdiri atau posisi wanita di atas takkan menyebabkan kehamilan

Banyak yang beranggapan bahwa posisi hubungan seks tertentu akan membuat sperma tidak bisa mengalir masuk ke vagina. Misalnya, posisi seks berdiri dan posisi wanita di atas (woman on top).

Namun fakta berkata lain. Posisi berhubungan seks tidak berkaitan dengan kemungkinan terjadi pembuahan atau tidak. 

Saat ejakulasi terjadi dalam vagina, sperma akan langsung bergerak menuju leher rahim dan masuk ke rahim serta saluran telur untuk membuahi sel telur. Jika kebetulan ada proses ovulasi, hubungan intim dalam posisi apapun tetap bisa menyebabkan kehamilan. 

8. Kehamilan takkan terjadi pada hubungan seks pertama atau hubungan intim yang hanya dilakukan satu kali

Anggapan ini adalah mitos. Baik pada seks pertama maupun seks yang hanya dilakukan satu kali, kehamilan bisa terjadi selama hubungan badan dilakukan saat sang wanita ovulasi. 

9. Mungkinkah kehamilan terjadi ketika hubungan seks dilakukan tanpa lepas pakaian?

Kemungkinan ini memang sangat kecil. Namun apabila pakaian tersebut sampai basah karena air mani dan menempel langsung dengan vagina, potensi kehamilan tetap ada.

10. Kehamilan tak mungkin terjadi bila hanya saling menggesekkan alat kelamin

Anggapan ini tidak benar. Meski tanpa penetrasi, kontak antara penis dan vagina tetap memungkinkan terjadinya kehamilan. Misalnya, kemungkinan hamil bisa meningkat jika ada cairan mani tidak sengaja mengenai vagina, lalu merembes ke dalam vagina.

Cara melakukan seks oral yang aman

Untuk menurunkan risiko penyebaran penyakit menular seksual, Anda sebaiknya mempraktikkan seks oral yang terbilang aman. Beberapa langkah berikut mungkin bisa menjadi pertimbangan:

1. Menggunakan alat pelindung

Meski tidak sepenuhnya mencegah penularan penyakit kelamin, penggunaan alat pelindung tetap penting untuk menurunkan risikonya. Misalnya, kondom saat melakukan seks oral pada pria dan dental dam ketika melakukan seks oral pada wanita.

2. Memeriksakan diri secara rutin ke dokter

Guna menghindari penularan infeksi menular seksual, Anda dan pasangan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan medis dan konsultasi dengan dokter secara rutin.

3. Menjaga kebersihan alat kelamin

Ini termasuk langkah penting yang harus dilakukan, baik untuk kenyamanan diri sendiri maupun sebelum Anda dan pasangan melakukan seks oral. Tujuannya adalah untuk memastikan agar alat kelamin tetap bersih, sehingga Anda berdua tetap nyaman saat melakukan seks oral. 

Baca Juga

  • Menguasai Teknik dan Jenis Ciuman agar Hubungan Kian Menggairahkan
  • Hamil Saat Menyusui Bukan Hal Mustahil, Kenali 7 Ciri-Cirinya
  • 8 Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual untuk Hubungan yang Lebih Sehat

Demikianlah mitos dan fakta mengenai seks dan kehamilan. Jika Anda belum berniat untuk hamil, jangan sampai terjebak mitos.

Konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan untuk mendapatkan alat kontrasepsi yang cocok guna mencegah kehamilan. Dengan ini, hubungan seks Anda dan pasangan pun bisa terbebas dari kekhawatiran.

Advertisement

hubungan sekshubungan seksualpenggunaan kbkontrasepsi

Ditulis oleh Armita Rahardini

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved