Di Indonesia, masuk angin adalah istilah yang digunakan untuk gejala tidak enak badan. Kondisi ini perlu diperhatikan dengan baik agar tak berlanjut. Apa sajakah penyebab masuk angin?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
13 Jan 2020
Masuk angin biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi tidak enak badan, salah satunya flu
Table of Content
Sejatinya, tidak ada istilah masuk angin dalam dunia medis. Masuk angin hanyalah sebutan yang digunakan oleh orang Indonesia untuk berbagai gejala yang dirasakan, seperti tidak enak badan, demam, meriang, badan pegal, dan kembung.
Advertisement
Masuk angin juga bukan termasuk penyakit. Kondisi ini merupakan kumpulan gejala dari gangguan medis tertentu. Oleh sebab itu, penyebab masuk angin sangatlah beragam.
Penyebab masuk angin bukanlah tubuh yang kemasukan banyak angin atau kehujanan, seperti yang selama ini dipercayai oleh banyak orang. Cuaca tidak secara langsung menyebabkan Anda jatuh sakit. Tapi saat udara dingin, misalnya di musim hujan, virus memang menyebar dengan lebih mudah.
Akibatnya, Anda makin rentan terkena penyakit, seperti flu dan batuk. Apalagi jika daya tahan tubuh Anda sedang tidak optimal.
Tak hanya itu, bernapas di udara dingin juga menyebabkan pembuluh darah saluran pernapasan atas menyempit. Hal ini membuat sel-sel darah putih lebih sulit untuk melakukan perjalanan ke selaput lendir (membran mukosa). Akibatnya, tubuh akan lebih sukar untuk membunuh kuman.
Terdapat berbagai penyakit atau kondisi medis yang dapat menyebabkan seseorang merasakan gejala masuk angin. Apa sajakah itu?
Flu atau influenza adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan demam, pegal-pegal, hidung beringus, bersin, batuk pilek, dan menggigil. Karena itu, penderita umumnya menganggap dirinya mengalami masuk angin.
Virus penyebab flu ditularkan melalui udara saat penderita bersin atau batuk. Anda juga dapat terkena influenza jika menyentuh permukaan atau barang yang sudah terkontaminasi oleh virus.
Umumnya, flu bisa sembuh sendiri seiring waktu dengan minum banyak cairan dan beristirahat. Anda juga dapat membantu dalam meredakan gejala dengan mengonsumsi obat flu yang dijual bebas.
Selesma atau pilek (common cold) juga termasuk penyebab masuk angin. Pilek memiliki gejala yang hampir mirip dengan flu, namun virus pemicunya berbeda.
Saat seseorang mengalami selesma, gejala yang muncul meliputi hidung berair, batuk, sakit kepala, menggigil, pegal, dan lemas.
Pilek biasanya dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, seperti obat dekongestan, obat antihistamin, dan obat pereda nyeri. Istirahat cukup dan banyak minum juga penting untuk mempercepat proses pemulihan.
Untuk mengetahui apakah gejala yang Anda alami itu selesma atau flu, diperlukan pemeriksaan langsung oleh dokter.
Sinusitis bisa menjadi salah satu penyebab masuk angin yang Anda alami. Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada sinus, yakni rongga-rongga udara di bawah hidung maupun pipi.
Gejala sinutisis bervariasi pada tiap penderita. Mulai dari nyeri pada wajah, hidung mampet atau beringus, batuk, demam, rasa letih, dan sakit kepala.
Sinutisis bisa saja sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis. Tapi Anda dapat mengonsumsi obat-obatan untuk meredakan gejalanya, seperti obat dekongestan dan obat pereda nyeri.
Sakit tenggorokan merupakan infeksi yang menyebabkan rasa nyeri, gatal, dan iritasi pada tenggorokan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus, namun bakteri juga bisa menjadi dalangnya.
Di samping rasa tak nyaman di tenggorokan, sakit tenggorokan juga bisa menimbulkan gejala berupa demam, batuk, hidung berair, bersin-bersin, dan pusing.
Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh virus umumnya berlangsung selama lima hingga tujuh hari. Anda bisa mengonsumsi paracetamol untuk mengatasi gejala demam dan nyeri.
Namun jika tidak kunjung sembuh, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya, sakit tenggorokan bisa saja dipicu oleh infeksi bakteri.
Apabila radang tenggorokan terbukti disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk Anda. Obat ini harus dihabiskan sesuai petunjuk dokter.
Jika Anda berhenti mengonsumsi antibiotik tanpa konsultasi dengan dokter, bakteri penyebab infeksi bisa menjadi resistansi terhadap antibotik. Bila ini terjadi, Anda akan membutuhkan obat antibiotik yang lebih keras untuk sembuh.
Mungkin Anda bingung kenapa gangguan pencernaan bisa menjadi penyebab masuk angin. Pasalnya, masalah pencernaan tak hanya ditandai dengan saluran cerna yang terganggu.
Jenis penyakit pencernaan yang juga bisa memicu gejala masuk angin meliputi gastroesophageal reflux disease (GERD), batu empedu, irritable bowel syndrome (IBS), wasir, dan banyak lagi.
Karena itu, gejala gangguan pencernaan pun sangat beragam. Mulai dari sakit perut, mual, diare, muntah, kram, batuk-batuk, sering buang angin, hingga konstipasi.
Masalah pada pencernaan dapat diatasi dengan pengobatan medis dan perubahan gaya hidup. Jika Anda mengalami gangguan pencernaan dan tidak tahu penyebab pastinya, konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat.
Masuk angin sebaiknya tidak disepelekan walau sekilas terlihat ringan. Pasalnya, kondisi ini bisa saja menjadi pertanda penyakit serius yang mendera Anda.
Oleh karena itu, ada baiknya Anda menjalani pemeriksaan ke dokter ketika mengalami kondisi masuk angin yang tidak kunjung membaik meski sudah istirahat atau semakin memburuk.
Ada pula beberapa kondisi yang mesti Anda waspadai. Berikut contohnya:
Baca Juga
Umumnya, penyebab masuk angin bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tapi jika keluhan yang Anda alami makin memburuk dan tidak kunjung membaik, segera periksakan diri ke dokter agar penanganan yang tepat bisa Anda dapatkan.
Advertisement
Ditulis oleh Rieke Saraswati
Referensi
Artikel Terkait
Hidung terasa sakit dan perih bisa terjadi akibat iritasi pada saluran hidung atau kondisi medis tertentu. Cara mengatasi kondisi ini juga tergantung pada penyebabnya yang harus Anda kenali.
5 Sep 2023
Langkah pencegahan sinusitis termasuk rajin cuci tangan, tidak memegang wajah, dan menjaga kesehatan imun. Vaksinasi flu juga perlu dilakukan sebagai cara mencegah sinusitis.
28 Mar 2021
Berbeda dengan tulang lainnya, Anda mungkin jarang memerhatikan tulang tapis. Faktanya, tulang ini berada di bagian tengah wajah dan bahkan membentuk bagian dalam hidung dan mata Anda!
15 Jan 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved