Vaksin Johnson and Johnson sudah mendapat izin darurat atau EUA dari BPOM RI. Efikasi vaksin Janssen dalam mencegah Covid-19 sekitar 67,2-66,1%. Sama seperti jenis vaksin Covid-19 lainnya, ada efek samping yang mungkin dialami beberapa orang setelah penyuntikan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
13 Sep 2021
Vaksin Johnson & Johnson bantu cegah penularan Covid-19 dalam sekali suntikan (Sumber gambar: oasisamuel/Shutterstock)
Table of Content
Program vaksinasi di Indonesia semakin gencar dilakukan pemerintah guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Kini, vaksin yang baru tiba di Indonesia dan sudah mendapat izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yakni vaksin Johnson & Johnson.
Advertisement
Jenis vaksin ini merupakan hasil kerja sama dengan Pemerintah Belanda melalui skema bilateral. Menariknya, vaksin Johnson & Johnson atau dikenal pula dengan vaksin Janssen hanya perlu digunakan sekali suntik saja.
Bagaimana cara kerjanya? Lalu, seberapa efektifkah vaksin Johnson & Johnson untuk mencegah penularan Covid-19? Adakah efek samping yang ditimbulkan dari pemakaiannya? Simak bahasannya berikut ini.
Vaksin Johnson & Johnson adalah vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceuticals Companies of Johnson & Johnson.
Vaksin ini telah mendapat emergency use of authorization (EUA), untuk digunakan sebagai vaksin dalam mencegah Covid-19 oleh badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA).
Vaksin Johnson & Johnson bekerja dengan cara memodifikasi sebuah adenovirus dengan tipe tertentu. Virus ini membawa sebuah materi genetik untuk memicu munculnya "spike”, yang menjadi ciri khas dari virus SARS-CoV-2.
Nantinya, vaksin yang disuntikkan akan membuat sistem kekebalan tubuh bereaksi secara defensif saat berhadapan dengan virus corona penyebab Covid-19.
Dengan begitu, tubuh Anda akan kebal terhadap serangan virus SARS-CoV-2 dan risiko terinfeksi positif Covid-19 akan berkurang.
Menurut klaim yang dikeluarkan oleh Johnson and Johnson, efektivitas vaksin buatan mereka dalam mencegah gejala Covid-19 berkisar antara 66-85 persen. Hasil tersebut bisa dirasakan setelah 28 hari setelah vaksinasi.
Dari hasil uji klinis fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi vaksin Janssen dalam mencegah berbagai gejala Covid-19, yakni sebesar 67,2%.
Sementara, efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 rentang sedang hingga berat pada orang di atas 18 tahun adalah sebesar 66,1%.
Pemerintah Republik Indonesia melalui BPOM sudah mengeluarkan izin darurat atau Emergency Use of Authorization (EUA) terhadap vaksin Johnson & Johnson.
Sama seperti proses pemberian EUA pada vaksin Covid-19 sebelumnya, pemberian izin darurat ini telah melalui kajian intensif oleh BPOM terhadap keamanan, khasiat, dan mutunya.
“Badan POM selalu berkolaborasi bersama para pakar dalam memastikan pemenuhan standar keamanan, khasiat, dan mutu vaksin. Kami melibatkan para pakar di bidang farmakologi, imunologi, klinisi, apoteker, epidemiologi, virologi, dan biomedik yang tergabung dalam tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), serta asosiasi klinisi terkait,” terang Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.
Vaksin Johnson & Johnson di Indonesia dapat digunakan mencegah penularan SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas.
Vaksin diberikan dalam 1 kali penyuntikan melalui injeksi intramuskular (IM) dengan dosis 0,5 ml.
Kendati demikian, ada beberapa kondisi yang membutuhkan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menerima vaksin Janssen. Misalnya:
Sementara itu, Anda yang punya alergi parah terhadap suatu zat yang ada di dalam vaksin Johnson & Johnson, mungkin tidak dianjurkan untuk menerimanya.
Sama seperti vaksin Covid-19 lainnya, ada risiko efek samping ringan hingga seddang yang mungkin terjadi setelah menerima suntikan vaksin Johnson & Johnson.
Berdasarkan hasil uji klinis fase 3, efek samping vaksin Johnson & Johnson yang umum terjadi, yakni:
Perlu diingat bahwa efek samping yang dirasakan oleh masing-masing penerima vaksin ini mungkin akan berbeda satu sama lain.
Ada kemungkinan juga Anda tak merasakan efek samping apa pun setelah menerima suntikan vaksin.
Baca Juga
Bertambahnya jenis vaksin Covid-19, yaitu vaksin Johnson & Johnson di Indonesia, yang sudah memperoleh EUA dari BPOM, niscaya langkah ini dapat semakin membantu pemerintah dalam mencapai herd immunity.
Tentunya, vaksin Janssen dan jenis-jenis vaksin Covid-19 lainnya, seperti Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Sputnik, diharapkan bisa menjadi solusi untuk menghentikan pandemi ini.
Akan tetapi, masyarakat juga diminta untuk tidak lengah walaupun sudah menerima vaksin Covid-19. Sebab, pemberian vaksin tetap harus disertai dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
Jika masih punya pertanyaan terkait vaksin Johnson & Johnson atau jenis vaksin Covid-19 lainnya, tanyakan langsung ke dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Bayu Galih Permana
Referensi
Artikel Terkait
Beberapa kasus napas bayi baru lahir yang lebih cepat, bukanlah menjadi masalah karena memang laju pernapasannya lebih cepat daripada orang dewasa. Namun, adakalanya napas bayi cepat membutuhkan penanganan dengan segera.
6 Agt 2023
Kabar baik bagi Anda para pecinta tanaman! Tidak hanya menyejukkan dan indah dipandang, memelihara tanaman dalam ruangan ternyata memiliki sederet manfaat untuk kesehatan. Lantas, tanaman apa saja yang dipercaya bagus untuk kesehatan?
20 Agt 2019
Merokok dapat tingkatkan infeksi virus corona melalui gangguan pernapasan. Tidak hanya rokok biasa, rokok elektrik (vape) juga dapat menyebabkan komplikasi.
31 Mar 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved