Untuk memantau perkembangan anak usia dini, Anda harus mengetahui aspek dan karakteristik berbeda sesuai umur anak. Apa saja hal yang perlu diperhatikan?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
11 Feb 2020
Ilustrasi perkembangan anak usia dini
Table of Content
Anda mungkin sering mendengar pernyataan yang mengatakan bahwa memantau perkembangan anak usia dini sangat penting untuk masa depannya. Nah, apakah Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan anak usia dini itu sendiri dan apa saja aspek perkembangan yang harus Anda pantau?
Advertisement
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Sedangkan perkembangan anak usia dini adalah kemajuan yang dialami anak secara menyeluruh, mulai dari segi fisik hingga sosio emosional anak.
Usia dini adalah masa kritis bagi anak karena di periode inilah otak anak berkembang dengan sangat pesat dan masih bisa berubah sesuai bentukan orangtua hingga faktor lingkungan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan perkembangan anak usia dini yang paling krusial adalah pada 1.000 hari pertama kehidupan (dari awal kehamilan hingga anak berusia 2 tahun).
Di fase sini, kapasitas otak anak berkembang hingga 80 persen dibanding otak orang dewasa. Bila ada gangguan perkembangan, orangtua harus segera mencari solusinya agar tidak memengaruhi kualitas hidupnya.
Perkembangan anak usia dini akan lebih mudah Anda pantau ketika digolongkan ke dalam empat kategori dasar, yaitu:
Untuk mewujudkan anak usia dini yang sehat, keempat aspek ini harus berjalan secara berdampingan. Artinya, orangtua dituntut mengembangkan kecerdasan anak bukan hanya diukur dari kemampuannya di satu aspek saja.
Misalnya, sikap sosio emosional anak akan terlihat melalui kemampuannya berbahasa dan berkomunikasi dengan teman sebaya. Di sisi lain, kemampuan anak untuk memecahkan masalah dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kemampuan motoriknya.
Banyak hal memengaruhi perkembangan dari empat aspek ini, yakni pola asuh yang mengasihi dan menyayangi anak hingga pemenuhan kebutuhan gizinya. Orangtua juga dituntut memastikan lingkungan bermainnya aman dan dapat menjamin anak dapat hidup, belajar, tumbuh, dan mengembangkan potensi dalam dirinya.
Baca Juga
Untuk mengoptimalkan pembelajaran pada anak usia dini, Anda harus menyesuaikan dengan karakteristik usianya. Berikut beberapa poin yang dapat Anda jadikan panduan dalam memantau perkembangan anak usia dini.
Fase ini merupakan masa tumbuh kembang yang paling cepat dibanding kelompok umur lainnya. Di masa ini, anak yang masih bayi akan mempelajari berbagai kemampuan dan keterampilan dasar.
Karakteristik anak usia bayi adalah memiliki keterampilan motorik, seperti berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan. Selain itu, anak belajar menggunakan panca inderanya, yaitu melihat, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulut.
Dari segi komunikasi sosial, anak berusaha berkomunikasi dengan orang dewasa menggunakan bahasa verbal yang belum sempurna maupun nonverbal. Pada usia 1 tahun, anak sudah dapat mengucapkan kata pertamanya dengan jelas dan dimengerti orang dewasa, bukan hanya sekedar 'ba-ba-ba' saja, namun sudah bisa mengucapkan kata 'ma-ma', 'pa-pa', atau 'ma-u'.
Perkembangan anak usia dini di fase ini ditandai dengan anak yang sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak juga mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu dengan berceloteh.
Pada usia 2 tahun, anak sudah menguasai 120-200 kata dan dapat menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat. Misalnya, sudah bisa mengucapkan kesukaannya, seperti ‘mau makan nasi’ atau ‘tidak boleh tidur’
Pada usia 3 tahun, umumnya si Kecil sudah bisa menguasai lebih banyak kata lagi, yaitu 900-1000 kata dan sudah bisa menanyakan pertanyaan singkat.
Secara sosio emosional, anak juga akan belajar memahami pembicaraan orang lain dan mengungkapkan isi hati dan pikiran. Selain itu, anak juga akan belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui di luar lingkup keluarga.
Di usia ini, beberapa anak mungkin sudah mulai memasuki institusi bermain, seperti playgroup atau taman kanak-kanak. Pada masa ini, anak sebisa mungkin harus dilibatkan dalam banyak kegiatan agar membantu mengembangkan otot-otot anak.
Interaksinya dengan lingkungan juga akan semakin luas sehingga perkembangan bahasanya semakin baik. Anak mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya.
Dari sisi kognitif, perkembangan usia dini di fase ini sangat pesat. Salah satunya ditunjukkan dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya dan sering bertanya tentang semua hal yang dilihatnya.
Meski demikian, anak masih bersifat individu walaupun sering bermain bersama teman-temannya. Ini adalah sifat alamiah anak dan akan berkembang seiring pertambahan usianya.
Di fase terakhir perkembangan usia dini ini, anak akan mengalami perkembangan kognitif yang signifikan. Hal ini ditandai dengan kemampuannya berpikir secara analisis dan sintesis, serta deduktif dan induktif (mampu berpikir bagian per bagian).
Dari segi perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak sering bermain di luar rumah untuk bergaul dengan teman sebayanya.
Anak juga mulai menyukai permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi. Sedangkan dari segi emosi, Anda akan melihat kepribadiannya mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari karakter anak yang dibawanya hingga dewasa.
Setiap anak akan melalui perkembangan usia dini yang unik, bahkan di antara anak yang dibesarkan di keluarga dan lingkungan yang sama. Meski Anda telah mengetahui panduan di atas, jangan panik bila anak Anda tidak seperti gambaran tersebut.
Memantau perkembangan anak usia dini bukan seperti membaca grafik yang akan mulus dari awal hingga akhir. Bila Anda mengalami kesulitan atau merasa menemukan kejanggalan dalam perkembangan anak usia dini, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Stimulasi bayi agar cerdas, aktif dan pintar sejak lahir bisa dilakukan sesuai tahapan usianya. Agar bayi tumbuh cerdas dan pitar, berikan stimulasi umum dan spesifik seperti melatih bakat sejak dini.
8 Nov 2019
Anak disleksia mengalami kesulitan dalam memproses huruf ataupun kata sehingga membuatnya sulit membaca dan menulis. Namun, terdapat beberapa cara membaca untuk anak disleksia dari menulis di pasir hingga menggunakan huruf balok.
5 Apr 2023
Gymnastic anak merupakan latihan efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial, kepercayaan diri, kesehatan fisik, dan kesehatan mental si kecil.
10 Apr 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved