Puting payudara normal bisa memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Sementara itu puting payudara yang tidak normal biasanya terlihat tertarik ke dalam, mengeluarkan cairan abnormal, ada benjolan, dan terasa sakit.
6 Nov 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Bentuk puting payudara yang normal dan abnormal perlu dibedakan
Table of Content
Puting payudara setiap wanita bisa berbeda baik dari segi bentuk, ukuran, tekstur, hingga warna. Sehingga jika puting Anda terlihat berbeda dengan standar puting sehat yang ada di bayangan, belum tentu ada gangguan kesehatan yang mendasarinya. Puting payudara yang tidak normal memiliki ciri spesifik seperti rasa nyeri dan benjolan.
Advertisement
Apabila puting payudara terlihat tenggelam, tumbuh rambut, atau berubah ukurannya, hal tersebut masih termasuk normal. Agar lebih jelas, berikut penjelasan seputar kondisi yang normal dan abnormal untuk puting susu wanita.
Fakta di bawah ini perlu Anda ketahui agar bisa membedakan kondisi puting payudara mana yang perlu dikhawatirkan dan yang tidak.
Puting susu yang tidak menonjol dan tampak tenggelam ke dalam payudara merupakan kondisi yang normal jika memang sudah demikian sejak lahir. Ada juga orang yang memiliki perbedaan bentuk puting susu antara payudara kanan dan kiri.
Puting payudara yang tenggelam juga kadangkala bisa berubah menjadi menonjol setelah masa menyusui.
Banyak wanita tidak mengetahui bahwa tumbuhnya rambut di area puting dan areaola adalah hal yang wajar sebab di area tersebut juga terdapat folikel rambut. Bila merasa tidak nyaman dengan keberadaan rambut tersebut, Anda boleh saja mencabut, menggunting, atau mencukurnya.
Berdasarkan suatu riset terhadap puting payudara dari 300 wanita, rata-rata diameter areola adalah 4 cm dan mayoritas diameter puting payudara adalah 1,3 cm. Sedangkan ukuran tinggi puting payudara secara rata-rata adalah 0,9 cm. Meski begitu, setiap wanita mungkin saja memiliki ukuran puting yang berbeda-beda.
Kondisi ini paling sering terjadi akibat kehamilan. Sebagian perempuan hamil akan mengalami perubahan bentuk puting susu yang makin besar dan menonjol keluar. Bagian areola juga biasanya melebar dan warnanya makin gelap.
Benjolan di sekitar puting susu disebut kelenjar Montgomery. Fungsi kelenjar ini adalah memproduksi cairan lipoid untuk menjaga kelembapan pada area puting dan areola.
Memiliki puting payudara yang seperti tenggelam atau tertarik ke dalam bisa jadi merupakan bawaan sejak lahir dan itu adalah hal yang normal. Namun, jika puting Anda yang sebelumnya menonjol berubah dan melesak ke dalam (puting terbalik), maka hal ini bisa jadi menandakan adanya kanker.
Perubahan bentuk puting payudara yang serupa juga bisa terjadi akibat proses penuaan, tapi kondsi ini akan memengaruhi puting susu di kedua payudara.
Jika Anda terlahir dengan dua puting susu yang menonjol, kemudian salah satunya berubah bentuk, puting yang tiba-tiba tertarik ke dalam bisa menjadi salah satu gejala kanker. Anda sebaiknya memeriksakannya ke dokter.
Keluarnya cairan dari puting selain air susu ibu (ASI) di masa menyusui, biasanya mengindikasikan hal yang tidak normal. Warna cairan yang keluar bisa putih susu, bening, kuning, kehijauan, kecokelatan, atau seperti darah. Konsistensi cairan juga bisa bervariasi, dari kental hingga encer.
Cairan abnormal dari puting payudara bisa disebabkan oleh tumor jinak atau infeksi pada payudara. Cairan tak normal dari puting yang termasuk gejala kanker payudara seringkali disertai darah, dan hanya terjadi pada salah satu payudara.
Puting payudara bisa mengeras dan terasa ada benjolan-benjolan kecil saat disentuh atau terkena udara dingin. Ini merupakan respons tubuh yang normal dan biasanya akan menghilang jika stimulasinya berhenti.
Di masa kehamilan, kelenjar Montgomery pada bagian areola juga akan membesar sebagai persiapan menyusui. Akan tetapi, jika Anda dalam keadaan tidak hamil dan mengalami pembesaran kelenjar atau ada benjolan di bawah bagian puting dan areola, segeralah periksakan diri ke dokter.
Benjolan tersebut bisa merupakan sumbatan di saluran susu atau infeksi yang mudah diobati. Namun benjolan di area puting susu dan areaola bisa pula menjadi gejala ductal carcinoma in situ, yakni jenis kanker payudara yang dapat diobati apabila terdeteksi dini.
Pembesaran puting payudara dan areola adalah hal yang normal jika terjadi sesuai dengan siklus menstruasi, di masa kehamilan, atau selama menyusui. Namun jika perubahan tersebut hanya terjadi pada salah satu payudara, Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter.
Salah satu gejala kanker payudara adalah perubahan ukuran pada salah satu payudara, baik secara perlahan maupun secara mendadak. Cara mudah mengetahuinya adalah dengan merasakan perubahan saat memakai bra.
Cermati apakah salah satu cup bra Anda terasa lebih sesak dari biasanya. Jika iya, kemungkinan terjadi perubahan ukuran pada salah satu payudara Anda.
Di luar masa menstruasi, hamil, dan menyusui, rasa sakit atau nyeri pada puting payudara merupakan kondisi yang tidak wajar. Jika tidak ada luka pada puting, namun ada rasa nyeri dan gatal yang tak kunjung hilang atau sakit saat tersentuh, ada baiknya Anda memeriksakan payudara Anda ke dokter.
Mengenali perubahan-perubahan yang terjadi pada puting payudara bisa menjadi patokan apa yang normal dan apa yang tidak, serta kapan mesti memeriksakan payudara ke dokter.
Bentuk puting payudara datar atau tenggelam memang bisa sedikit menyulitkan proses menyusui. Namun, bukan berarti Anda jadi tidak bisa menyusui sama sekali. Anda hanya perlu melakukan trik-trik tertentu agar bayi bisa lebih mudah menggapai dan menyedot puting.
Berikut tips menyusui untuk wanita yang memiliki bentuk puting payudara yang datar menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI):
Kekhawatiran soal bentuk puting payudara yang datar biasanya sudah dirasakan sejak masa kehamilan. Namun, saat ingin membuat puting susu lebih keluar, jangan menarik puting atau menggunakan tempurung puting (breast shells) agar puting keluar. Justru, hal ini malah meningkatkan risiko kontraksi dini. Efeknya, hal ini memicu bayi lahir prematur.
Cara menyusu yang benar pada ibu dengan puting datar harus mempertimbangkan posisi pelekatan yang pas.
Ibu harus mengingat bahwa bayi mengisap areola saat menyusu, bukan puting.
Bantu latih bayi melekat dengan mandiri menggunakan cara inisiasi menyusu dini (IMD). Hal ini membantu bayi agar tidak bingung puting sehingga menyusui menjadi lancar.
Selan mencari tahu cara agar puting susu keluar, ada beberapa posisi mendekap yang bisa Anda coba, seperti cradle, cross-cradle, hingga football. Posisi menyusu memang harus setepat mungkin.
Sebab, bukan tidak mungkin, ada risiko yang akan memengaruhi kesehatan jika posisi menyusui tidak pas.
Bahkan, penelitian yang diterbitkan Journal of Family & Community Medicine menyatakan, pelekatan yang tidak pas menyebabkan puting retak. Hal ini meningkatkan ibu mengalami mastitis atau radang kelenjar susu.
Cara mengeluarkan puting susu adalah dengan memberikan sentuhan dan rangsangan pada payudara membuat payudara merespon rangsangan tersebut. Puting pun menjadi keluar dengan maksimal. Ini bisa dilakukan sebagai cara agar puting susu keluar.
Tidak hanya 5 hal di atas, AIMI juga mengimbau untuk memerhatikan beberapa aspek posisi menyusui yang tepat. Imbauan ini disingkat menjadi CALM, yakni:
Baca Juga
Perubahan apapun yang terjadi pada puting payudara sebaiknya tidak diabaikan, apalagi jika perubahan hanya terjadi pada salah satu payudara. Memang kondisi ini belum tentu akibat penyakit tertentu atau gejala kanker, tetapi Anda sebaiknya tetap berjaga-jaga.
Anda dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebagai langkah awal deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan manual ini dinamakan dengan SADARI atau periksa payudara sendiri yang dapat dilakukan di hari-hari terakhir menstruasi Anda dengan cara menyentuh payudara dengan 3 jari, telusuri secara melingkar mulai dari ketiak sampai ke putting, jika ditemukan benjolan maka segeralah ke dokter.
Bila terjadi kemungkinan terburuk dan Anda mengidap kanker atau kondisi kesehatan lainnya, kesempatan untuk sembuh akan lebih besar jika penyakit bisa terdeteksi sedini mungkin.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ibu menyusui minum teh harus memerhatikan kadar kafein yang terkandung pada teh. Agar kadar kafein saat menyusui tidak berlebihan, minum teh sebanyak satu hingga tiga cangkir dalam sehari saja.
Untuk wanita berusia di atas 30 tahun, tes kesehatan wanita wajib dilakukan secara teratur. Tes kesehatan yang perlu dilakukan oleh wanita adalah penyakit jantung, pap smear, mammogram. kolonoskopi, dan pemeriksaan kulit.
Pembengkakan payudara bisa disebabkan oleh sindrom pramenstruasi, infeksi payudara, atau kanker. Jika mengalami payudara bengkak saat menyusui, hal ini bisa terjadi karena penyumbatan ASI.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved