Tuna wicara adalah gangguan atau hambatan yang dialami oleh anak sehingga sulit melakukan komunikasi secara verbal yang dimengerti oleh lawan bicaranya. Namun, kualitas hidup tuna wicara bisa meningkat dengan mengikuti terapi tuna wicara.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
18 Mei 2020
Ilustrasi terapi wicara dengan terapis
Table of Content
Memiliki anak tuna wicara merupakan tantangan tersendiri bagi orangtua. Jika Anda termasuk salah satunya, tak perlu berkecil hati karena si kecil tetap dapat menjalani kehidupan yang berkualitas, salah satunya melalui terapi wicara.
Advertisement
Tuna wicara artinya tidak melulu menggambarkan anak yang sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara. Namun, para psikolog lebih mendefinisikan tuna wicara adalah gangguan atau hambatan yang dialami oleh anak sehingga sulit melakukan komunikasi secara verbal yang dimengerti oleh lawan bicaranya.
Kesulitan tersebut bisa berupa gangguan dari suara, artikulasi dari bunyi bicara, hingga kelancaran berbicara. Banyak hal dapat menyebabkan anak menjadi tuna wicara, mulai dari faktor pertumbuhan janin di dalam rahim maupun kondisi setelah ia dilahirkan.
Setelah mengetahui arti tuna wicara, Anda harus memahami penyebabnya. Banyak hal dapat menyebabkan tuna wicara pada anak, baik faktor fisik, mental, maupun kombinasi keduanya.
Secara garis besar, penyebab tuna wicara pada anak dapat digolongkan ke dalam 4 faktor, yakni:
Faktor ini meliputi adanya kerusakan pada susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan anak tidak mampu berbahasa verbal yang spesifik, mengalami keterbelakangan mental, autisme, attention defficit hyperactivity disorder (ADHD), dan gangguan fungsi kognitif lainnya.
Faktor ini berhubungan dengan gangguan sensoris atau fisik, terutama gangguan pendengaran. Anak juga bisa menjadi tuna wicara ketika motorik yang berhubungan dengan kemampuan berbiacaranya terganggu.
Bentuk dari faktor ini misalnya saat anak mengalami penelantaran, penganiayaan, maupun gangguan dalam perilaku dan emosi lainnya. Selain itu, mengalami kejadian traumatik hingga menimbulkan stres berat dapat menjadi penyebab bisu.
Faktor ini merupakan gabungan dari faktor sentral, periferal, dan/atau lingkungan yang memicu anak menjadi bisu.
Tanda-tanda anak mengalami tuna wicara sangat tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Namun secara umum, berikut gejala anak tuna wicara yang dapat dikenali orangtua:
Secara fisik dan psikis, ciri anak bisu juga mungkin memiliki beberapa perbedaan dibanding anak normal pada umumnya. Ciri-ciri itu adalah:
Di Indonesia, anak tuna wicara dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus. Namun, tingkat intelegensi (IQ) anak tuna wicara cenderung sama dengan anak normal pada umumnya, hanya saja skor pada IQ verbalnya lebih rendah dari performanya.
Anak yang mengalami tuna wicara, belum tentu tuli juga. Sebagian dari mereka, bisa mendengar apa yang diucapkan oleh sekitarnya namun tidak memiliki organ yang berfungsi mengeluarkan suara.
Salah satu contoh penderita tunawicara adalah mereka yang tidak memiliki langit langit di dalam rongga mulut sejak lahir. Kondisi otomatis tekanan udara yang harusnya memantul di langit-langit saat bicara keluar melalui hidung.
Jika Anda mencurigai anak Anda memiliki gejala tuna wicara, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah membawanya ke dokter anak atau telinga-hidung-tenggorokan (THT).
Mereka akan diperiksa untuk memastikan gangguan pendengaran yang biasanya menjadi alasan utama terjadinya tuna wicara pada anak.
Anda juga dapat membawa anak ke dokter atau klinik tumbuh kembang untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gangguan bicara pada anak. Si kecil mungkin harus menjalani serangkaian tes sebelum diputuskan harus menjalani terapi wicara atau tidak.
Dilansir dari RSUD Tulung Agung, pada kasus tuna wicara dan tuna rungu sejak bayi, penanganan dengan menggunakan alat bantu dengar dapat diberikan.
Tujuannya adalah membuat otak bayi merekam kata-kata dari suara yang masuk melalui telinganya sehingga ia bisa mengucapkannya saat mulai berbicara.
Namun, jika tidak segera mendapat bantuan tersebut, dikhawatirkan anak akan mengalami tuli dan bisu secara permanen. Proses pengobatan pun bisa menjadi lebih sulit. Dengan begitu, bisu artinya kondisi yang harus mendapat penanganan dengan cepat.
Baca juga: Mengenal Apraksia pada Anak dan Cara Mengatasinya
Mengenai apakah bisu bisa disembuhkan, kondisi tersebut bisa ditangani selama anak segera mendapatkan penanganan yang tepat secara medis.
Dalam terapi wicara, terapis akan melatih kemampuan berbahasa dan berbicara anak dengan melibatkannya pada kegiatan one-on-one, kelompok kecil, maupun di kelas yang lebih ramai. Kegiatan yang dilakukan dalam sesi terapi dapat bervariasi, antara lain:
Terapis melibatkan anak dalam kegiatan yang melatih komunikasinya lewat berbicara, menunjuk gambar, objek, atau aktivitas lain secara berulang-ulang untuk memperbaiki skill berbahasa anak.
Terapi artikulasi adalah latihan yang bertujuan melatih anak mengeluarkan lebih banyak kosa kata serta melatih anak melafalkan kata tersebut, misalnya terapis mencontohkan anak mengucapkan huruf ‘L’ dengan memperlihatkan gerakan lidahnya.
Terapi ini akan disesuaikan dengan usia maupun tingkat keparahan gejala tuna wicara pada anak.
Terapi oral-motor adalah terapi fisik yang dilakukan untuk memperkuat otot di sekitar bibir, lidah, maupun rahang. Kegiatan terapi ini sangat beragam, mulai dari pijat wajah hingga meminta anak mengunyah makanan tertentu.
Dokter juga mungkin meresepkan beberapa jenis obat untuk meredakan kecemasan atau stres yang mungkin timbul karena anak merasa terkucil dari lingkungan sosialnya.
Walaupun begitu, bisu adalah kondisi yang tidak boleh membuat anak patah semangat, dan Anda pun sebagai orangtua perlu mengerahkan segenap perhatian supaya kualitas hidup si kecil bisa menjadi lebih baik.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar anak tuna wicara, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Fungsi laring tak hanya untuk memproduksi suara, tapi juga membantu proses menelan dan pernapasan. Jika bagian ini terganggu, dampaknya berbahaya bagi kesehatan.
1 Mei 2023
Terapi seks membantu seseorang atau pasangan mengatasi masalah seksual yang sering dialami, seperti disfungsi seksual hingga penyimpangan orientasi seksual
25 Mar 2021
Terapi okupasi dilakukan untuk membantu individu mencapai tingkat maksimal fungsi dan kemandirian dalam semua aspek kehidupan. Terdapat beberapa jenis terapi okupasi yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang.
25 Jun 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved