logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

Mengenali Gejala dan Penyebab Sindrom Nefrotik pada Anak

open-summary

Sindrom nefrotik pada anak terjadi jika ginjal menjadi rusak dan menimbulkan bocornya protein ke dalam urine. Penyakit ini dapat menyebabkan edema, infeksi, hingga gumpalan darah.


close-summary

2023-03-30 11:19:56

| Arif Putra

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Sindrom nefrotik pada anak bisa menyebabkan perubahan pada urine

Sindrom nefrotik pada anak dapat berujung pada kematian karena risiko komplikasinya

Table of Content

  • Apa itu sindrom nefrotik pada anak?
  • Gejala sindrom nefrotik pada anak
  • Penyebab sindrom nefrotik pada anak
  • Diagnosis sindrom nefrotik pada anak
  • Penanganan penyakit sindrom nefrotik pada anak
  • Merawat anak penderita sindrom nefrotik
  • Komplikasi sindrom nefrotik pada anak
  • Apakah sindrom nefrotik bisa menyebabkan kematian?
  • Catatan dari SehatQ

Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala yang terjadi jika ginjal mengalami kerusakan dan menimbulkan kebocoran protein ke dalam urine. Meski dapat dialami oleh kalangan usia mana pun, kondisi ini umumnya terjadi pada anak di bawah enam tahun. Mari kenali lebih jauh seputar penyakit sindrom nefrotik pada anak.

Advertisement

Apa itu sindrom nefrotik pada anak?

Seperti pada orang dewasa, sindrom nefrotik anak terjadi jika pembuluh darah kecil di ginjal (glomerulus) mengalami kerusakan dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 

Pada kondisi normal, glomerulus berperan untuk menyaring darah demi mengeluarkan sampah dan kelebihan cairan. 

Kelebihan sampah metabolisme dan ekstra air tersebut kemudian dibuang keluar tubuh melalui urine. Protein dan zat lain yang masih diperlukan tubuh akan tetap berada di aliran darah.

Namun, jika glomerulus rusak dan mengalami disfungsi seperti dalam kasus sindrom nefrotik, organ ini tidak dapat menyaring darah secara efektif sehingga protein bisa bocor dan bercampur dengan urine.

Salah satu protein yang masuk ke urine adalah albumin. Protein ini berperan untuk menarik ekstra cairan dari tubuh ke dalam ginjal sehingga bisa dikeluarkan melalui urine.

Sindrom nefrotik pada anak bisa menyebabkan tubuh penderitanya kehilangan banyak albumin. Sebagai konsekuensinya, tubuh anak akan membengkak karena penumpukan cairan.

Sindrom nefrotik bisa terjadi pada 1 di antara 50.000 anak. Sindrom ini biasanya terdiagnosis saat anak berusia 2-5 tahun. Anak laki-laki lebih berisiko mengalaminya dibandingkan dengan perempuan.

Individu dengan riwayat keluarga yang memiliki alergi atau berasal dari Asia juga lebih rentan mengalami penyakit sindrom nefrotik anak meskipun penyebabnya tidak diketahui.

Gejala sindrom nefrotik pada anak

kencing berbusa
SIndrom nefrotik dapat ditandai dengan kencing berbusa

Nefrotik sindrom pada anak dapat menimbulkan beberapa gejala khas, misalnya edema. Edema adalah pembengkakan di bagian tubuh tertentu akibat penumpukan cairan. 

Pembengkakan paling sering terjadi di tungkai, telapak kaki, atau pergelangan kaki. Kondisi ini juga mungkin terlihat di tangan atau wajah walaupun jarang terjadi.

Selain itu, salah satu gejala sindrom nefrotik pada anak adalah urine berbusa. Kondisi ini terjadi jika urine anak mengandung kadar protein yang tinggi akibat glomerulus yang rusak. 

Tanda sindrom nefrotik lainnya yang dapat muncul, yaitu:

  • Letih dan lesu
  • Adanya darah dalam urine
  • Kram otot
  • Hilang nafsu makan
  • Mual
  • Diare.

Sebagian besar anak dengan sindrom nefrotik memiliki saat-saat di mana gejalanya terkendali dan dapat kambuh kembali. Dalam kebanyakan kasus, kekambuhan gejala sindrom nefrotik menjadi semakin jarang seiring bertambahnya usia.

Penyebab sindrom nefrotik pada anak

Pada kebanyakan kasus, penyebab sindrom nefrotik anak tidak diketahui secara pasti.

Banyak anak yang menderita sindrom ini hanya mengalami perubahan minimal. Artinya, ginjal mereka terlihat normal atau hampir normal apabila sampel jaringannya diteliti melalui mikroskop biasa.

Namun, jika ditelaah melalui pemeriksaan penunjang sindrom nefrotik, seperti menggunakan mikroskop elektron, perubahan jaringan ginjal akan terdeteksi. Penyebab perubahan minimal ini lagi-lagi tidak diketahui.

Pada beberapa kasus, masalah ginjal atau kondisi lainnya bisa jadi penyebab sindrom nefrotik pada anak, seperti:

  • Glomerulosklerosis (adanya jaringan parut pada glomerulus)
  • Glomerulonefritis (peradangan glomerulus)
  • Infeksi, seperti infeksi HIV atau hepatitis
  • Lupus
  • Diabetes
  • Anemia sel sabit
  • Jenis kanker tertentu, seperti leukemia, multiple myeloma, atau limfoma (jarang terjadi).

Sebagian penderitanya mengalami sindrom nefrotik bawaan. Sindrom nefrotik anak ini mulai terlihat di 3 bulan awal kehidupannya. 

Sindrom nefrotik bawaan dapat disebabkan oleh kelainan gen turunan atau infeksi yang terjadi sesaat setelah kelahiran anak. Anak penderita sindrom nefrotik bawaan juga biasanya membutuhkan transplantasi ginjal.

Diagnosis sindrom nefrotik pada anak

Sindrom nefrotik umumnya dapat didiagnosis setelah mencelupkan dipstick (alat pemeriksaan urine) ke dalam sampel urine. 

Jika hasilnya > 2, atau dipstik ≥ 2+, maka dinyatakan positif terdapat protein dalam jumlah besar pada urine.

Selanjutnya, tes darah dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis. Hasil tes yang menunjukkan rendahnya protein albumin yaitu < 2,5 g/dL berarti menandakan adanya masalah.

Dalam sebagian kasus, anak mungkin memerlukan biopsi ginjal. Dalam prosedur ini, sampel jaringan ginjal akan diambil menggunakan jarum, dan dipelajari di bawah mikroskop untuk memastikan adanya sindrom nefrotik.

Selain itu, pada pemeriksaan lipid, ditemukan peningkatan LDL, VLDL,trigliserida dan kolesterol total.

Penanganan penyakit sindrom nefrotik pada anak

Mengenai apakah sindrom nefrotik bisa disembuhkan, sebetulnya tidak ada obat khusus yang menyembuhkan kondisi ini.

Akan tetapi, obat-obatan tertentu dapat diberikan untuk mengobati gejala dan mencegah kerusakan ginjal agar tidak semakin parah.

Pengobatan utama untuk sindrom nefrotik pada anak adalah obat-obatan kortikosteroid. Namun, jika anak mengalami efek samping yang signifikan, dokter bisa saja meresepkan obat lainnya.

1. Kortikosteroid

obat kortikosteroid
Kortikosteroid untuk pengobatan sindrom nefrotik

Pada awalnya, anak-anak penderita sindrom nefrotik biasanya diresepkan steroid berupa prednisolone selama 4 minggu.

Setelah itu, dokter akan menyesuaikan dosisnya menjadi lebih kecil setiap dua hari selama 4 minggu berikutnya. Strategi ini dapat menghentikan kebocoran protein dari ginjal anak ke urinenya.

Sebagian besar anak penderita sindrom nefrotik dapat merespons prednisolone dengan baik. Kebocoran protein ke urine dapat diatasi dan pembengkakan di tubuhnya bisa berkurang dalam beberapa minggu. Periode ini disebut dengan periode remisi.

2. Obat-obatan diuretik

Selain kortikosteroid, dokter mungkin juga akan meresepkan diuretik atau pil air untuk mengatasi gejala sindrom nefrotik dan mengurangi pembengkakan pada anak. 

Diuretik dapat membantu mengurangi penumpukan cairan di dalam tubuh anak dan meningkatkan volume produksi urine.

3. Penisilin

Penisilin merupakan antibiotik. Dokter bisa saja meresepkan penisilin selama periode kambuh untuk mengurangi kemungkinan infeksi pada anak. Namun, pastikan penggunaan obat tersebut sesuai dengan resep dokter.

4. Perubahan pola makan

Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk mengurangi penggunaan garam dalam makanan anak. 

Hal ini dilakukan untuk mencegah retensi air lebih lanjut dan edema. Selain itu, jauhkan anak dari makanan olahan karena berpotensi mengandung banyak garam.

5. Infus albumin

Pada penderita sindrom nefrotik, sebagian besar protein yang hilang adalah albumin. Jika gejala anak cukup berat, mereka mungkin akan mendapatkan infus albumin di rumah sakit.

Dengan infus tersebut, albumin akan ditambahkan ke dalam darah selama beberapa jam melalui salah satu pembuluh darah di lengan anak.

Baca Juga

  • 8 Makanan Penyebab Sakit Ginjal yang Harus Anda Hindari
  • Kenali Tanda-tanda Batu Ginjal, Mulai dari Nyeri Pinggang Hingga Demam
  • Anemia Sel Sabit pada Pria Picu Infertilitas

Merawat anak penderita sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik pada anak tentunya dapat menimbulkan kekhawatiran yang mendalam bagi orangtua. Namun beruntungnya, banyak kasus sindrom nefrotik bisa ditangani dengan baik oleh dokter asal Anda jeli memperhatikan gejalanya. 

Anak penderita sindrom nefrotik tetap bisa melanjutkan aktivitasnya seperti biasa, seperti bersekolah dan bermain dengan teman-temannya. Dengan kata lain, sindrom ini tidak akan membuatnya merasa berbeda dengan anak-anak lainnya

Hanya saja, dokter mungkin akan merekomendasikan pola makan rendah garam sebagai diet sindrom nefrotik pada anak. Diet ini dapat mengurangi pembengkakan yang menjadi gejala khas sindrom nefrotik.

Anda juga perlu mengecek urine anak dengan rutin karena protein pada urine menjadi salah satu tanda kekambuhan sindrom nefrotik yang utama.

Komplikasi sindrom nefrotik pada anak

Berikut adalah beberapa komplikasi sindrom nefrotik yang harus Anda waspadai.

1. Infeksi

anak demam
Sindrom nefrotik menyebabkan anak rentan infeksi

Protein yang bocor ke urine akibat sindrom nefrotik menyebabkan anak lebih rentan mengalami infeksi. Pasalnya, protein mengandung antibodi yang berperan vital untuk menangkal infeksi di dalam tubuh. Sindrom tersebut membuat antibodi dalam darah ikut terbuang.

2. Gumpalan darah

Sindrom nefrotik pada anak dapat menyebabkan kehilangan protein yang berperan dalam pencegahan gumpalan darah. Protein yang bocor berpotensi meningkatkan risiko serius berupa gumpalan darah pada tubuh.

Selain gejala sindrom nefrotik di atas, anak-anak juga dapat mengalami beberapa hal berikut:

  • Demam dan tanda infeksi lainnya
  • Kelelahan
  • Mudah marah
  • Kehilangan selera makan
  • Munculnya darah dalam urine
  • Diare
  • Tekanan darah menjadi tinggi.

3. Hipertensi

Kerusakan ginjal dapat meningkatkan jumlah limbah dalam darah. Hal ini bisa memicu tekanan darah meningkat sehingga anak mengalami hipertensi.

4. Kolesterol tinggi

Sindrom nefrotik dapat menyebabkan lebih banyak kolesterol dan trigliserida dilepaskan ke dalam darah sehingga kadarnya meningkat. Lama-kelamaan, hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

5. Malnutrisi

Kehilangan protein dalam darah dapat menyebabkan penurunan berat badan yang mungkin tersamarkan oleh edema. 

Apalagi penurunan nafsu makan yang terjadi bisa membuat anak kekurangan nutrisi karena tidak mau makan.

6. Penyakit gagal ginjal akut atau kronis

Sindrom nefrotik anak juga bisa menyebabkan terjadinya penyakit gagal ginjal akut atau kronis. Kondisi ini disebabkan oleh kemampuan ginjal yang tidak dapat menyaring darah dengan optimal sehingga memerlukan cuci darah.

Apakah sindrom nefrotik bisa menyebabkan kematian?

Komplikasi sindrom nefrotik pada anak, seperti infeksi berat, terbentuknya gumpalan darah, malnutrisi, dan gagal ginjal, jika tidak ditangani dengan tepat bisa berujung pada kematian.

Pada beberapa anak penderita sindrom nefrotik bawaan, dokter umumnya akan segera melakukan tindakan seperti transplantasi ginjal.

Sementara itu, belum ditemukan cara mencegah sindrom nefrotik. Namun, mendeteksi gejalanya sejak dini dapat membantu anak mendapat perawatan lebih awal dan mengurangi risiko komplikasi yang berbahaya.

Catatan dari SehatQ

Sindrom nefrotik anak dapat menimbulkan gejala, seperti pembengkakan di bagian tubuh dan bocornya protein ke dalam urine. 

Untungnya, sindrom nefrotik anak bisa ditangani asal orangtua jeli dalam melihat gejala-gejalanya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Jika masih memiliki pertanyaan terkait sindrom nefrotik pada anak, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia di Appstore dan Playstore yang berikan informasi masalah anak terpercaya.

Advertisement

penyakit ginjalsindrom nefrotikkortikosteroid

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved