Sitotoksik adalah zat atau proses yang mengakibatkan kerusakan sel. Kata “sito” berarti sel, sementara “toksik” adalah racun. Biasanya, istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan obat kemoterapi yang membunuh sel-sel kanker. Selain itu, racun seperti bisa ular.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
19 Nov 2020
Zat sitotoksik dapat merusak sel
Table of Content
Sitotoksik adalah zat atau proses yang mengakibatkan kerusakan sel. Kata “sito” berarti sel, sementara “toksik” adalah racun. Biasanya, istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan obat kemoterapi yang membunuh sel-sel kanker. Selain itu, racun seperti bisa ular.
Advertisement
Dalam tubuh manusia, terdapat sel yang dianggap sitotoksik seperti T cell yang membunuh bakteri, virus, serta sel kanker. Penting memahami istilah ini untuk tahu apakah ada obat atau zat tertentu yang menyebabkan kerusakan sel.
Tubuh manusia dan hewan juga memiliki zat sitotoksik, dengan cara kerja sebagai berikut:
Tubuh manusia juga memproduksi T cell sitotoksik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel ini bekerja dengan cara mencari, menemukan, hingga menghancurkan sel yang terinfeksi virus. Targetnya juga meliputi sel pemicu kanker.
Salah satu riset seputar pengobatan kanker kini juga fokus pada mengoptimalkan sel sitotoksik agar bisa melawan kanker dalam tubuh. Cara kerjanya berbeda-beda. Ada yang membantu T cell mendeteksi di mana sel kanker yang tersembunyi, mana yang memperbanyak diri, dan lainnya.
Tak hanya manusia, hewan juga memiliki zat sitotoksik. Beberapa racun seperti yang dimiliki ular dan laba-laba jenis tertentu juga dapat menyebabkan kematian sel.
Baca Juga
Obat-obatan kemoterapi yang membunuh sel kanker disebut sitotoksik. Cara kerja obat ini berlawanan dengan sitostatik yang menghambat pembelahan sel namun tidak menyebabkan kematian sel.
Rangkaian obat untuk kemoterapi bekerja dengan memutus perkembangan sel di lokasi tertentu. Umumnya, targetnya adalah sel yang tumbuh dengan cepat seperti sel kanker, folikel rambut, sumsum tulang, serta sel yang melapisi usus dan perut.
Mengingat sel-sel ini berkembang dengan cepat, proses pengobatan seperti kemoterapi perlu dilakukan berulang. Di sisi lain, obat-obatan ini juga turut merusak sel yang masih sehat. Konsekuensinya, pasien kerap mengalami efek samping seperti kerontokan atau tubuh lesu.
Meski demikian, tidak semua obat untuk mengatasi kanker bersifat sitotoksik. Beberapa jenis obat kanker yang baru dikembangkan, utamanya untuk terapi khusus, tidak menyebabkan kematian sel.
Justru, obat ini bekerja dengan menghentikan perkembangan sel kanker atau memberikan stimulasi agar sistem imun bekerja menangkal kanker. Artinya, cara kerja T cell dalam tubuh dioptimalkan.
Baca Juga
Mengingat cara kerjanya yang dapat menyebabkan kerusakan sel, tenaga medis harus tahu betul risikonya. Pihak yang berinteraksi langsung dengan jenis obat ini perlu melakukan rangkaian cara aman, seperti mengenakan:
Pada beberapa jenis pengobatan kanker, pasien akan diberi informasi tentang efek samping yang mungkin terjadi ketika pulang ke rumah. Untuk mengantisipasi paparan zat kimia sitotoksik pada orang lain di rumah, cairan tubuh pasien harus dipisahkan.
Lebih jauh lagi, sel sitotoksik membunuh sel dengan beberapa cara. Mereka bisa membuat membran sel lemah sehingga sel meledak. Selain itu, bisa juga dengan memutus pembelahan sel sehingga tidak menjadi semakin banyak.
Istilah lain yang kerap dianggap mirip dan berkaitan dengan sitotoksik adalah:
Ini adalah kemampuan zat untuk merusak DNA dalam sel secara langsung. Meski rusak, DNA belum tentu mati. Bahkan, DNA yang mengalami mutasi bisa menjadi pemicu terjadinya kanker.
Sifat karsinogenik artinya bisa menyebabkan kerusakan DNA hingga akhirnya mengakibatkan mutasi dan tumbuhnya sel kanker
Istilah mutagenik mengacu pada zat sitotoksik yang berpotensi merusak kromosom atau gen pada janin.
Kini, uji coba zat yang bersifat sitotoksik terus dikembangkan. Tujuannya untuk menemukan cara kerja yang bisa menyerang sel berbahaya seperti sel kanker, tanpa merusak sel tubuh lainnya yang masih sehat.
Baca Juga
Risiko yang mungkin muncul ketika terpapar zat sitotoksik pun perlu disikapi dengan hati-hati ketika berinteraksi langsung dengan obat-obatannya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar obat-obatan yang bersifat sitotoksik serta cara kerja sistem imun, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat beragam penyebab sakit pinggang sebelah kanan yang tak boleh diremehkan, mulai dari batu ginjal, infeksi ginjal, radang usus buntu, cedera otot, hingga saraf terjepit. Bagaimana cara mengatasinya?
12 Agt 2022
Nilai trombosit normal pada anak adalah 150.000-450.000 trombosit per mikroliter darah. Jumlah trombosit yang berlebih disebut trombositosis, sedangkan jika kekurangan, disebut trombositopenia.
26 Jan 2021
Salah satu bahan kimia paling terkenal secara komersil adalah asam sulfat. Banyaknya manfaat dari bahan ini membuat banyak orang sering terpapar olehnya, baik sadar maupun tidak.
11 Des 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Reni Utari
Dijawab oleh dr. Reni Utari
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved