WHO menemukan penyakit dengan risiko kematian tinggi yang disebabkan oleh virus nipah. Penyebaran virus ini terjadi dari mutasi hewan ternak ke manusia.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
25 Feb 2021
Virus nipah sebenarnya bukan barang baru karena sudah ditemukan pada 1999 silam
Table of Content
Belum selesai wabah COVID-19, sudah ada lagi ancaman virus lain yang mungkin saja hadir di Indonesia. World Health Organization (WHO) menemukan adanya virus baru yang bernama virus nipah yang bermutasi dari hewan ke manusia. Virus nipah (NiV) awalnya ditemukan di Asia Tenggara dan sudah menelan korban yang cukup banyak.
Advertisement
Virus ini juga menyerang saluran pernapasan yang diikuti oleh gejala lainnya. Selain mematikan, virus nipah belum ditemukan obatnya sampai sekarang. Untuk itu, Anda perlu berhati-hati serta mencari tahu informasi yang lengkap dari virus ini.
Virus nipah sebenarnya bukan barang baru karena sudah ditemukan pada 1999 silam. Menurut catatan WHO, virus nipah pertama kali muncul di peternakan babi di Malaysia. Namun, setelah itu tidak ada laporan yang menyebutkan penyebaran virus ini lagi.
Baru pada 2001, virus ini kembali muncul di Bangladesh dan India bagian Timur. Diketahui, penyebaran virus yang paling banyak berasal dari buah yang sudah terkontaminasi oleh air liur dan urine kelelawar. Penyebarannya juga bisa terjadi akibat kontak langsung dengan hewan yang sudah tertular.
Pada perkembangannya, virus ini sudah ditularkan dari manusia ke manusia. Sejak 2001 hingga 2008 di Bangladesh, setengah kasus yang terdeteksi terkena virus nipah dilaporkan akibat kontak langsung saat merawat orang yang terinfeksi. Di India sendiri, 75% kasus tertular datang dari tenaga medis dan pengunjung rumah sakit.
Wabah virus ini bisa juga menular pada hewan peliharaan dan ternak. Saat pertama kali ditemukan, virus ini dilaporkan ada pada babi, kuda, kambing, domba, kucing, dan anjing. Virus yang menular pada babi memiliki masa inkubasi selama 4–14 hari.
Masalahnya, beberapa babi yang terpapar virus ini tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, ada juga yang memiliki gejala, seperti demam, sesak napas, gemetar, dan kejang otot. Kematian pada hewan ternak ini terbilang cukup rendah, kecuali jika virus tersebut menyerang anak babi.
Karena itu, orang-orang yang bekerja di peternakan dan rumah jagal hewan paling berisiko tinggi untuk terpapar virus ini. Penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi dari kontak langsung sekresi cairan dari hewan yang terinfeksi.
Tingkat kematian yang disebabkan virus ini terbilang sangat tinggi, sekitar 40%–75%. Orang yang terinfeksi virus ini akan muncul gejala awal dalam 4–14 hari setelah terpapar. Berikut gejala yang bisa muncul saat terinfeksi virus nipah:
Gejala ensefalitis mungkin bisa disembuhkan jika terinfeksi virus ini. Namun, pasien yang selamat bisa saja mengalami gangguan neurologis dan perubahan kepribadian setelahnya. Malah, gejala yang sama bisa kembali dirasakan.
Masalah yang ada sekarang adalah belum ditemukan vaksin untuk menjaga tubuh dari infeksi virus nipah. Cara yang bisa dilakukan saat ini hanyalah mengurangi penyebarannya. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.
Mengingat awal mula virus ini berkembang dari hewan ternak, kebersihan dan kesehatan hewan tentunya harus diperhatikan. Membersihkan dan memberikan disinfektan merupakan cara yang bisa dilakukan.
Hewan yang sudah terinfeksi harus dikarantina dan dijauhkan dari hewan lainnya.
Memerhatikan kebersihan kandang dan lingkungan sekitar kandang juga harus diutamakan. Jika hewan ternak harus dimusnahkan, lakukan pengawasan ketat untuk mengurangi risiko penularan ke manusia.
Langkah yang bisa dilakukan adalah menjauhkan diri dari kelewar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tutup akses kelelawar dalam mencari makan di pohon yang sering dihinggapi oleh kawanannya.
Saat memanen buah langsung dari pohon, segera cuci buah dengan sabun dan air mengalir hingga bersih. Hal ini bisa mencegah adanya buah yang terkena cairan dari kelelawar. Kalau ada buah yang terdapat bekas gigitan kelelawar, segera buang atau kubur.
Kontak langsung dengan hewan juga perlu dilakukan dengan hati-hati. Anda tidak tahu jika hewan tersebut habis memakan buah yang sudah terpapar virus atau malah sudah terinfeksi virusnya. Untuk itu, pastikan Anda mengenakan pakaian pelindung dan sarung tangan saat akan kontak dengan hewan ternak atau hewan peliharaan lainnya. Lalu setelah menyentuh hewan, segeralah mencuci tangan
Karena penularan dari manusia sudah meningkat, sebaiknya mulai menjaga diri dan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir harus selalu dilakukan, khususnya saat Anda habis kontak dengan orang yang sedang sakit.
Pasien yang sudah didiagnosis terinfeksi harus menjalani isolasi ketat. Gunakan juga pakaian khusus, seperti masker, pelindung wajah, sarung tangan, baju pelindung, dan celemek untuk mengurangi infeksi nosokomial.
Baca Juga
Virus nipah bisa menjadi ancaman baru karena belum ada obat dan vaksin untuk penyakit ini. Terlebih lagi, tingkat kematian yang ditimbulkan dari penyebaran virus ini tergolong sangat tinggi. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah menghindari kontak dengan hewan dan pasien yang terinfeksi virus ini.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar virus nipah, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Ade Irawan
Referensi
Artikel Terkait
Stimuno bisa membantu Anda sekeluarga terhindar dari infeksi virus corona maupun virus lain yang sering mengintai sehari-hari. Dibuat dari ekstrak meniran, Stimuno adalah satu-satunya suplemen herbal yang khasiatnya sudah teruji klinis pada manusia.
5 Mei 2020
Istilah “man flu” rupanya bukan hanya kiasan semata. Ada banyak yang membedakan reaksi imun pria dan wanita terhadap penyebab flu, salah satunya adalah hormon. Sismak informasinya berikut ini!
11 Jul 2019
Syok septik adalah kondisi darurat yang ditandai dengan gejala menurunnya tekanan darah (hipotensi) secara drastis akibat infeksi virus, bakteri, atau penyebab lainnya.
26 Jun 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved