Vaksin rotavirus dapat mencegah terjadinya diare parah pada bayi yang sampai mengakibatkan dehidrasi dan kematian. Imunisasi rotavirus dapat dilakukan sampai 2-3 kali, tergantung pada jenis vaksin yang diberikan oleh dokter.
2023-03-17 20:23:50
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Vaksin rotavirus biasanya diberikan melalui obat tetes ke mulut
Table of Content
Vaksin rotavirus adalah imunisasi oral yang berguna untuk mencegah diare hebat yang mampu mengancam nyawa anak.
Advertisement
Diare yang disebabkan oleh rotavirus sangat berbahaya karena dapat membuat bayi atau anak-anak mengalami dehidrasi, muntah, dan demam tinggi.
Jika Anda melihat daftar imunisasi dasar yang harus diberikan kepada bayi, rotavirus memang bukan salah satunya.
Meski tidak wajib, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan Anda untuk melengkapi imunisasi bayi dengan vaksin rotavirus di klinik vaksin maupun rumah sakit yang terpercaya.
Di Indonesia, imunisasi rotavirus tidak termasuk vaksin subsidi pemerintah sehingga Anda harus merogoh kocek sendiri untuk mendapatkan imunisasi yang satu ini. Harga satu vaksin tergantung dari merek yang Anda pilih, namun rata-rata dimulai dari Rp400.000,- per vaksin.
Di Indonesia, jenis vaksin rotavirus yang beredar ada dua macam, yakni RotaTeq dan Rotarix. Perbedaannya adalah RotaTeq berisi lima strain rotavirus (pentavalen), sedangkan Rotarix hanya berisi satu strain rotavirus (monovalen).
Jika Anda memilih vaksin RotaTeq, jadwal imunisasi harus dilakukan tiga kali. Pemberian pertama dilakukan ketika usia bayi 6-14 minggu, pemberian kedua diberikan dengan jeda 4-8 minggu kemudian, sedangkan dosis ketiga diberikan maksimal saat usia anak mencapai 8 bulan.
Apabila Anda memilih vaksin Rotarix, maka imunisasi cukup dilakukan sebanyak dua kali. Dosis pertama diberikan saat usia anak 10 minggu, sedangkan dosis kedua pada usia 14 minggu atau sebelum bayi genap berusia 6 bulan.
Jika bayi belum mendapat vaksinasi rotavirus saat usianya sudah lebih dari 6 bulan (untuk Rotarix) dan 8 bulan (untuk RotaTeq), maka pemberian vaksin ini tidak diperlukan. Pasalnya, hingga kini belum ada studi yang menyatakan bayi di atas umur tersebut masih memerlukan proteksi dari vaksin rotavirus.
Karena vaksin ini diberikan lewat mulut, ada kemungkinan bayi Anda akan langsung memuntahkannya. Jika ini terjadi, petugas medis akan mengulang pemberian vaksin. Jangan takut, bayi tidak akan mengalami overdosis vaksin karena langkah ini.
Baca Juga
Vaksin rotavirus sangat aman diberikan kepada bayi. Vaksin yang sama telah diberikan kepada anak-anak di banyak negara lain, seperti Belgia, Kanada, Austria dan sejauh ini belum ada masalah serius yang mengemuka.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bayi Anda mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) setelah diberikan vaksin ini. KIPI biasanya akan hilang dalam 3-4 hari, meski kadang bisa berlangsung lebih lama. Jika Anda khawatir, periksakan kondisi bayi ke dokter.
Pada imunisasi rotavirus, KIPI yang biasanya dialami bayi adalah diare ringan yang hanya berlangsung sebentar. Bayi juga mungkin mengalami muntah-muntah.
Namun, biasanya hal ini bukan dikarenakan imunisasi ini. Ingat juga bahwa muntah, asalkan tidak berlebihan, merupakan hal yang lumrah terjadi pada bayi.
Apakah bayi yang sudah melakukan imunisasi rotavirus pasti tidak akan terkena diare? Imunisasi tidak menjamin bayi tidak terjangkit penyakit tertentu.
Hanya saja, bila ia terkena penyakit yang dimaksud, kondisinya tidak akan separah bayi lain yang tidak pernah diimunisasi.
Manfaat vaksin rotavirus berguna untuk mengatasi penyakit yang diakibatkan rotavirus. Bahkan, CDC mencatat, 9 dari 10 anak yang mendapatkan vaksin ini akan terlindung dari penyakit dari rotavirus, seperti demam, muntah, diare, dan perubahan perilaku.
Sementara itu, sebanyak 7 hingga 8 dari 10 anak yang mendapatkan imunisasi rotavirus telah terlindungi sepenuhnya dari penyakit akibat rotavirus.
CDC menyatakan, efek samping vaksin rotavirus sebenarnya jarang terjadi. Tingkat keparahan efek sampingnya pun relatif lebih tidak berat. Beberapa efek samping vaksin rotavirus adalah:
Sementara, riset yang diterbitkan jurnal Human Vaccines & Immunotherapeutics menemukan, efek samping lainnya yang didapat dari imunisasi ini adalah intususepsi, yaitu usus yang terlipat sehingga menghalangi perpindahan makanan di dalam saluran pencernaan.
Namun, penelitian ini menyatakan, imunisasi rotavirus lebih penting daripada risiko efek sampingnya.
Untuk mengurangi kejadian intususepsi, penelitian ini menganjurkan, beri imunisasi sejak awal jadwal pemberian. Hindari imunisasi jika anak sudah memasuki usia maksimum imunisasi rotavirus.
Diare masih menjadi momok bagi anak-anak yang hidup di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, pada 2017 lalu masih terjadi 21 kejadian luar biasa (KLB) diare di 12 provinsi dengan jumlah penderita 1.725 orang dan 1,97% di antaranya meninggal dunia, atau lebih tinggi dari target pemerintah yang menginginkan angka kematian karena diare di bawah 1%.
Diare yang disebabkan oleh rotavirus bersifat sangat menular. Anak-anak dan bayi biasanya tertular penyakit ini dari lingkungan yang tidak higienis, termasuk di rumah sakit yang menampung penderita diare akibat rotavirus.
Ketika bayi atau anak terinfeksi rotavirus, mereka akan memerlihatkan gejala, seperti demam, pusing, muntah, kram perut, dan diare yang sangat sering. Gejala ini bisa bertahan hingga 8 hari, dan bila dibiarkan akan mengakibatkan dehidrasi yang kemudian bisa membuat anak meninggal dunia.
Pemerintah pun memahami pentingnya imunisasi rotavirus di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah sedang berupaya agar vaksin ini dapat dimasukkan ke dalam program imunisasi subsidi.
Oleh karena itu, para orang tua tidak perlu mengeluarkan dana terlalu besar untuk mendapatkan manfaat dari vaksin rotavirus untuk bayi.
Meski memberikan manfaat, nyatanya, ada beberapa anak yang tidak dapat vaksinasi rotavirus. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), inilah kelompok anak yang tidak bisa diberikan imunisasi rotavirus:
Baca Juga
Vaksin rotavirus berguna untuk mencegah penyakit yang disebabkan rotavirus, seperti diare dan muntah. Vaksin ini terdiri dari, yaitu monovalen dan pentavalen.
Kedua jenis vaksin ini memiliki jadwal pemberian yang berbeda. Pada vaksin monovalen, dosis yang diberikan hanya sebanyak dua kali. Vaksin pentavalen diberikan sebanyak tiga kali.
Efek samping imunisasi rotavirus tergolong ringan, yaitu diare, muntah, dan rewel. Dalam kasus tertentu, ditemukan kasus intususepsi setelah mendapat imunisasi rotavirus. Namun, hal ini jarang terjadi.
Jika Anda ingin memulai memberikan vaksin rotavirus ataupun melihat efek samping pemberian vaksin pada bayi, segera hubungi dokter anak melalui chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Apabila Anda ingin mendapatkan produk perawatan bayi, kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Vaksin adalah zat yang digunakan untuk membangun kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi. Vaksin bisa terbuat dari mikroba penyebab penyakit seperti virus dan bakteri yang dilemahkan ataupun dari zat lain seperti protein mRNA dari virus.
Imunisasi tetanus dapat memberikan perlindungan secara optimal bila terjadwal dilakukan. Jika jadwal terlewatkan, anda dapat melakukan kejar imunisasi. Untuk imunisasi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu imunisasi dasar dan lanjutan.
Polio adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan komplikasi. Dan penyakit polio sendiri memiliki beberapa jenis dan harus dipahami bagaimana gejala masing-masing jenisnya
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved