Vaksin Moderna dibuat menggunakan metode mRNA, seperti vaksin Pfizer. Bisa digunakan untuk individu berusia di atas 18 tahun dan diberikan sebanyak dua kali dengan selang waktu satu bulan.
2023-03-26 05:05:24
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Vaksin moderna diberi nama vaksin mRNA-1273
Table of Content
Indonesia menerima sekitar tiga juta dosis vaksin Moderna sebagai pengiriman tahap awal dari program COVAX. Vaksin tersebut akan digunakan untuk mengejar target vaksinasi masyarakat umum dan sebagai booster alias suntikan ketiga bagi para tenaga medis.
Advertisement
Vaksin Moderna adalah vaksin Covid-19 buatan Amerika Serikat yang bahan baku utamanya merupakan mRNA. Metode pembuatan vaksin ini sama dengan vaksin Pfizer yang juga di produksi oleh negara yang sama.
Agar lebih paham mengenai vaksin yang nantinya akan digunakan secara luas ini, berikut fakta yang bisa Anda kenali tentang vaksin Moderna.
Vaksin Moderna adalah salah satu vaksin corona yang paling cepat mencapai uji klinis fase I. Vaksin yang diberi nama vaksin mRNA-1273 ini merupakan salah satu jenis vaksin Covid-19 yang paling banyak dipakai di dunia.
Uji klinis fase I dilakukan pada sejumlah kecil relawan saja. Lalu, jika fase ini berhasil dilewati, maka uji klinis masuk ke fase II dengan skala lebih besar tapi dalam waktu yang singkat.
Moderna sendiri sudah memulai penelitian vaksin Covid-19 nya sejak awal tahun 2020, saat kasus Covid-19 masih lebih banyak terpusat di Tiongkok. Pada bulan Januari 2020, perusahaan ini mulai mendapatkan susunan genetik dari novel coronavirus.
Lalu pada Maret 2020, uji klinis fase I dimulai. Uji coba ini dilakukan dengan memberikan vaksin tersebut pada 45 orang dewasa sehat yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok.
Masing-masing relawan disuntik dua kali. Kelompok pertama mendapatkan vaksin dengan dosis 25 mikrogram. Sementara itu, kelompok kedua memperoleh dosis 100 mikrogram, dan kelompok ketiga menerima dosis 250 mikrogram.
Pada uji coba tersebut, semua relawan yang mengikutinya berhasil membangun antibodi terhadap virus penyebab Covid-19.
Uji klinis fase II dimulai pada bulan Mei 2020 dengan mengikut sertakan 600 orang relawan.
Relawan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diberikan vaksin dengan dosis 50 mikrogram, kelompok kedua dengan dosis 100 mikrogram, dan kelompok ketiga mendapat plasebo atau ‘vaksin kosong’.
Uji klinis tahap II ini selesai pada awal Juli 2020 dan langsung masuk ke fase III pada akhir bulan yang sama.
Jumlah relawan yang menjalani uji klinis fase III, jauh lebih banyak dan dalam jangka waktu yang lebih lama. Uji coba tahap akhir ini melibatkan sebanyak 30.000 orang dari 89 lokasi di Amerika Serikat.
Puluhan ribu orang tersebut menerima vaksin dengan dosis 100 mikrogram, dan dosis tambahan yang sama 29 hari selanjutnya. Sebagai kelompok kontrol, sebagian dari orang-orang tersebut ada yang akan masuk dalam kelompok plasebo.
Berdasarkan data uji klinis fase III tanggal 21 November 2020, efikasi vaksin ini untuk mencegah infeksi Covid-19 yang parah adalah sebesar 94,1% untuk populasi usia 18 hingga di bawah 65 tahun dan 86,4% untuk orang usia 65 tahun ke atas.
Kini vaksin Moderna sudah mendapatkan Emergency Use of Authorization (EUA) dari badan obat dan makanan Amerika Serikat, FDA. Moderna bisa diberikan pada individu berusia 18 tahun ke atas dengan syarat-syarat tertentu.
Vaksin Moderna dibuat menggunakan metode mRNA. Berikut penjelasannya.
Virus Covid-19 memiliki gen RNA. Saat RNA virus masuk ke tubuh, maka tubuh kita akan memproduksi antibodi yang dibutuhkan untuk menghalau virus tersebut.
Vaksin buatan Moderna menggunakan metode ini untuk mencegah infeksi Covid-19. Vaksin tersebut menggunakan messenger RNA untuk menduplikasi proses infeksi virus di tubuh. Sehingga, sistem imun di tubuh kita terpacu untuk membentuk antibodi tanpa kita harus benar-benar terinfeksi. Metode ini juga dipakai dalam pembuatan vaksin Pfizer.
Indonesia saat ini sudah menerima sekitar tiga juga dosis vaksin Moderna melalui skema Covid-19 Vaccine Global Access (COVAX). Nantinya, vaksin ini akan diberikan secara gratis kepada masyarakat umum yang belum menerima vaksin dosis pertama serta kepada para tenaga medis sebagai suntikan booster untuk menambah kekebalan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga sudah memberikan EUA untuk penggunaan vaksin Moderna di Indonesia.
Vaksin Moderna dalam waktu dekat akan diberikan pada masyarakat Indonesia. Berbeda dari vaksin Sinovac maupun vaksin yang dibuat menggunakan metode innactivated virus lainnya, vaksin Moderna perlu disimpan di suhu -20°C, sehingga diperlukan alat penyimpanan dan cara distribusi khusus.
Vaksin Moderna bisa diberikan pada individu berusia di atas 18 tahun. Hingga saat ini belum ada izin dan penelitian pemberian vaksin Moderna untuk anak-anak berusia 17 tahun ke bawah.
Saat akan menerima vaksin Moderna, beritahukan kepada petugas apabila Anda memiliki kondisi-kondisi di bawah ini:
Berikut ini daftar orang yang tidak boleh menerima vaksin Moderna:
Ada beberapa risiko efek samping yang mungkin dirasakan setelah menerima vaksin Moderna, yaitu:
Tidak semua orang akan mengalami efek samping seperti di atas. Namun pada orang yang mengalaminya, gejala-gejala ini biasanya muncul satu atau dua hari setelah vaksin diberikan dan akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Beberapa orang juga bisa mengalami efek samping berupa alergi. Reaksi alergi yang parah biasanya akan muncul beberapa menit hingga satu jam setelah suntikan diberikan.
Ciri orang yang mengalami alergi berat terhadap vaksin Moderna antara lain:
Pada orang dengan riwayat miokarditis dan perikarditis, ada risiko efek samping tambahan yang mungkin muncul seperti nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar kencang. Namun kemungkinannya sangat kecil.
Vaksin Moderna diberikan dua kali dengan jarak pemberian antara dosis selama satu bulan atau 28 hari.
Baca Juga
Vaksin Moderna adalah salah satu dari beberapa jenis vaksin yang digunakan Indonesia untuk mempercepat laju vaksinasi bagi penduduknya. Untuk saat ini, vaksin tersebut diprioritaskan untuk diberikan kepada tenaga medis sebagai suntikan booster atau suntikan ketiga, karena mereka sangat rentan tertular Covid-19.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak seputar vaksin corona maupun penyakit Covid-19, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Psikosomatik akibat virus corona mungkin saja terjadi di tengah pandemi global ini. Rasa khawatir atau cemas yang berlebihan adalah faktor utama yang memicu timbulnya perasaan tersebut.
Virus Covid-19 varian Mu disebut perlu diwaspadai karena dinilai lebih menular dan kebal vaksin. WHO kini memasukkannya ke kelompok variant of interest (VOI).
Rapid test dan pemeriksaan swab memang sama-sama bertujuan untuk mendeteksi virus corona. Namun ternyata, keduanya memilki perbedaan mendasar. Rapid test tidak bisa dijadikan acuan diagnosis COVID-19, sedangkan pemeriksaan swab bisa. Mengapa begitu?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved