Tuna rungu dan tuli tidak memiliki perbedaan. Kondisi ini bisa diobati tergantung pada penyebabnya. Berikut adalah beberapa tindakan pengobatan tuna rungu yang bisa dilakukan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
23 Sep 2020
Bahasa isyarat umumnya digunakan untuk berkomunikasi dengan penyandang tuna rungu
Table of Content
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tuna rungu diartikan sebagai tidak dapat mendengar atau tuli. Ada beberapa istilah yang dapat digunakan untuk menggambarkan ketidakmampuan untuk mendengar atau gangguan pendengaran. Tuna rungu dan tuli adalah istilah yang paling umum dan populer.
Advertisement
Tuna rungu dianggap sebagai eufemisme atau ungkapan yang lebih halus, lebih baik, dan lebih sopan dari istilah lainnya yang digunakan untuk gangguan pendengaran.
Namun demikian, ternyata ada perbedaan yang cukup signifikan dalam penggunaan istilah tuli dan tuna rungu jika ditinjau dari tatanan sosial budaya.
Dari segi bahasa, istilah tuna rungu dan tuli dianggap tidak memiliki arti yang berbeda. Dalam penggunaannya tuna rungu dianggap bentuk halus dan lebih sopan dari tuli.
Namun ternyata, mengutip dari Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (PSIBKUSDY), komunitas Tuli lebih nyaman dengan penulisan Tuli (menggunakan huruf kapital T dalam penulisannya) ketimbang tuna rungu.
Hal tersebut dikarenakan sapaan Tuli dianggap menunjukkan identitas sebuah kelompok masyarakat yang:
Bagi komunitas Tuli, bahasa isyarat merupakan bahasa ibu. Tidak ada keharusan orang Tuli mengoptimalkan pendengarannya untuk menyerupai orang yang mendengar. Sedangkan, istilah tuna rungu lebih banyak digunakan berkaitan dengan dunia medis.
Untuk dapat mengobati tuna rungu, maka harus diketahui terlebih dahulu penyebab terjadinya kerusakan pendengaran. Secara medis, gangguan pendengaran dibagi menjadi tiga, yaitu:
Gangguan pendengaran ini disebabkan karena adanya masalah pada saluran telinga, gendang telinga, atau telinga tengah dan osikel (tulang yang menyusun telinga tengah).
Gangguan pendengaran sensorineural disebabkan karena rusaknya struktur telinga bagian dalam atau kerusakan saraf pendengaran. Gangguan pendengaran ini merupakan penyebab sekitar 90 persen ketulian pada orang dewasa.
Gangguan pendengaran jenis ini disebabkan oleh kombinasi gangguan konduktif dan sensorineural. Kondisi ini merupakan yang paling rumit untuk ditangani.
Setelah diketahui jenis dan penyebabnya, dokter dapat melakukan diagnosis dan evaluasi sebelum memutuskan jenis perawatan yang tepat untuk memperbaiki kondisi pendengaran penderita tuna rungu.
Beberapa metode perawatan yang mungkin dilakukan adalah:
Pemberian obat-obatan akan disesuaikan dengan setiap kondisi pasien. Obat antijamur atau antibiotik mungkin diberikan untuk tuna rungu karena infeksi telinga kronis. Sementara gangguan pendengaran mendadak karena virus mungkin ditangani dengan menggunakan obat kortikosteroid.
Gangguan pendengaran karena penyakit tertentu, misalnya penyakit Meniere, mungkin membutuhkan beberapa kombinasi obat sekaligus dan perubahan gaya hidup berupa diet rendah sodium atau natrium.
Tindakan operasi atau pembedahan bisa dilakukan untuk menangani gangguan pendengaran yang tidak cukup diatasi dengan obat-obatan.
Tindakan bedah dapat dilakukan untuk kasus tuna rungu akibat tidak adanya saluran telinga tengah, gangguan pendengaran karena tumor jinak, trauma kepala yang menyebabkan kompartemen telinga pecah, dan lain sebagainya.
Alat bantu dengar juga dapat digunakan untuk mengobati tuna rungu. Pemilihan alat bantu dengar akan disesuaikan sesuai kondisi, apakah dengan alat bantu dengar konvensional, alat bantu dengar konduksi tulang, atau dengan implan koklea.
Baca Juga
Cara komunikasi penderita tuna rungu adalah dengan menggunakan bahasa isyarat. Tidak ada bahasa isyarat yang bersifat universal. Bahasa ini berbeda pada setiap negara bahkan daerah.
Di Indonesia, komunitas Tuli menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia atau BISINDO sebagai bahasa utama (bahasa ibu). Di Inggris, penderita tuna rungu menggunakan British Sign Language (BSL), sementara American Sign Language (ASL) digunakan di Amerika Serikat.
Adanya perbedaan menyebabkan mereka yang menggunakan BISINDO tidak dapat memahami BSL dan ASL, demikian juga sebaliknya. BISINDO juga memiliki ragam bahasa daerah masing-masing. Bahasa isyarat satu daerah dapat memiliki perbedaan dengan ragam bahasa daerah lainnya.
BISINDO dapat dipelajari tidak hanya oleh orang tuna rungu, melainkan setiap orang yang ingin bisa menggunakannya, termasuk orang tanpa gangguan pendengaran. Selain BISINDO, penderita tuna rungu juga dapat berkomunikasi dengan melihat gerakan mulut (oral), gerakan kepala, badan, ekspresi, dan lain sebagainya.
Penderita tuna rungu yang mendapat pengajaran di sekolah khusus, biasanya dapat mengerti pembicaraan dengan membaca gerakan bibir (oral), menggunakan BISINDO, atau keduanya. Namun, penderita tuna rungu yang tidak belajar BISINDO atau oral, tidak bisa memahami atau menggunakan keduanya untuk berkomunikasi.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Pengobatan telinga tuli cukup beragam untuk berbagai kondisi dan usia. Gangguan pendengaran terjadi ketika adanya penurunan kemampuan untuk mendengarkan bunyi, seperti orang normal lainnya.
14 Jun 2019
Terdapat berbagai bahaya menggunakan headset saat tidur, mulai dari menumpuknya kotoran telinga, mengundang otitis eksterna, hingga menyebabkan nekrosis.
13 Sep 2021
Gangguan pendengaran dibedakan menjadi tiga jenis, yakni gangguan pendengaran konduktif, gangguan pendengaran sensorienural, dan gangguan pendengaran campuran. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga hal tersebut dan cara menanganinya.
17 Agt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved