Sikap defensif bisa membuat seseorang merasa tak cocok dengan siapapun dan justru menutup diri.
2023-03-18 03:44:22
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sikaf defensif cenderung membuat seseorang menutup diri
Table of Content
Sikap defensif adalah perilaku dan pikiran ketika mendapatkan kritik dari orang lain. Kerap kali, hal ini akan memunculkan rasa malu, marah, dan sedih. Bukan tidak mungkin, orang dengan sikap semacam ini akan mengadopsi sikap sarkasme.
Advertisement
Sikap semacam ini juga bisa mengancam relasi dengan orang lain karena potensi konfliknya cukup besar. Bisa saja orang akan memberikan silent treatment atau justru mengkritik lebih pedas lagi.
Perilaku defensif bertujuan untuk melindungi perasaan agar tidak merasa malu atau takut. Tujuannya adalah mengalihkan perhatian pada kesalahan orang lain. Dengan demikian, orang yang defensif akan merasa lebih baik tentang dirinya pada saat itu.
Dalam jangka pendek, memang benar sikap ini bisa membuat seseorang merasa lebih baik. Namun dalam jangka panjang, ini bisa memunculkan rasa tidak enak yang lebih dominan lagi.
Ketika seseorang menuding kesalahan orang lain demi melindungi dirinya, ini bisa memunculkan sikap defensif serupa. Artinya, ada lingkaran setan yang tak kunjung habis terkait sikap defensif.
Lebih parahnya lagi, ketika siklus ini terjadi, bisa saja setiap orang yang terlibat di dalamnya sama sekali tidak paham apa yang terjadi.
Terkadang sukar untuk mengenali sikap defensif dari dalam diri seseorang. Penilaian harus objektif lewat perspektif orang lain.
Apabila masih ragu apakah yang Anda lakukan adalah sikap defensif atau hanya pembelaan diri biasa, berikut ini beberapa tanda-tandanya:
Baca Juga
Apabila Anda mendeteksi diri kerap melakukan sikap defensif, berikut ini beberapa hal yang bisa jadi pemicunya:
Orang yang memiliki trauma masa lalu seperti kerap mengalami perundungan saat kecil bisa tumbuh menjadi sosok yang suka menindas orang lain. Tujuannya agar merasa lebih kuat pada detik itu juga dengan membentuk ilusi rasa aman.
Apabila seseorang kurang piawai dalam berkomunikasi dengan percaya diri atau punya kecemasan sosial, sangat mungkin muncul sikap defensif
Ketika seseorang merasa bersalah dan orang lain membahas tentang topik itu, akan ada kecenderungan merespons dengan cara defensif
Orang juga bisa bersikap defensif ketika menyembunyikan hal yang sebenarnya. Ini terjadi pada orang yang sedang berbohong atau tidak jujur.
Seseorang perlu pembenaran ketika perilaku atau karakternya diserang. Mereka akan mencari celah untuk membela diri terkait hal itu.
Apabila seseorang merasa tidak lagi bisa berubah terkait salah satu aspek kehidupannya, sangat mungkin muncul sikap defensif ketika orang lain membahasnya
Sikap defensif ini juga bisa jadi tanda-tanda gangguan kesehatan mental seperti eating disorder atau gangguan perilaku lainnya. Mereka merasa perlu bersikap defensif agar apa yang dilakukannya tidak dianggap sebagai kesalahan.
Selain itu, perilaku defensif juga bisa terjadi karena seseorang mengobservasi perilaku orang di sekitarnya. Contohnya lewat pengamatan terhadap apa yang dilakukan orangtua, pasangan, saudara kandung, dan sebagainya.
Secara umum, sikap defensif biasanya merupakan buah dari penyebab psikososial, bukan biologis. Jadi, sangat erat kaitannya dengan pengalaman hidup atau konteks sosial.
Ada beberapa jenis sikap defensif yang kerap muncul, berikut di antaranya:
Baca Juga
Hal yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa sikap defensif ini sangat mungkin berdampak negatif pada hidup seseorang. Enggan menerima kritik dari orang lain berarti kemungkinan besar akan tetap berada di lingkaran perilaku negatif yang sama.
Lebih jauh lagi, beberapa dampak negatif dari sikap defensif ini adalah:
Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengurangi atau menghindari sikap defensif. Langkah pertama adalah menyadari tentang sikap ini. Anda bisa menuliskan di jurnal tentang perasaan yang muncul setiap malam serta melihat situasi apa yang memicunya.
Jangan lupa validasi perasaan ketika mendapatkan kritik. Mulai dari merasa sakit hati, takut, malu, dan semacamnya. Tidak masalah merasakan hal itu karena wajar. Tak perlu merasa menjadi orang buruk karenanya.
Dengan demikian, seseorang bisa lebih jujur dan tidak menutupi perasaannya. Ini bisa mengasah empati terhadap orang lain sehingga mengakui tentang apa yang dikritik orang lain.
Baca Juga
Tak kalah penting, jika ada aspek kehidupan yang kerap membuat Anda bersikap defensif, coba perbaiki itu. Ketika self-esteem meningkat, dengan sendirinya Anda akan menjadi lebih percaya diri.
Untuk berdiskusi lebih lanjut kapan sikap defensif ini perlu terapi khusus, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Jangan dibuang! Siapa sangka biji sangka punya manfaat kesehatan. Mulai dari menjaga jantung hingga menambah massa otot adalah manfaat biji semangka yang bisa Anda rasakan.
Manfaat ginseng korea mampu mengatasi masalah disfungsi ereksi pada pria sekaligus membantu nurunkan risiko diabetes, meningkatkan fungsi kognitif, dan penyakit kulit.
Minyak rosemary adalah salah satu obat tradisional yang digunakan untuk relaksasi. Berawal dari pengobatan tradisional, perlahan peneliti terus mencari bukti ilmiah mengenai khasiatnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved