Salah satu cara mengembalikan kondisi fisik akibat cedera olahraga adalah dengan rehabilitasi medik. Berikut ini adalah berbagai kondisi yang ditangani dalam rehabilitasi medik dan jenis-jenis layanan yang ditawarkan dalam spesialisasi ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
26 Jun 2020
Seorang pria sedang mendapatkan perawatan dari fisioterapis
Table of Content
Berolahraga memang membawa banyak manfaat. Akan tetapi, olahraga juga memiliki risiko kesehatan jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat. Memar, terkilir, luka, hingga cedera bisa disebabkan karena terjadinya kesalahan dalam berolahraga.
Advertisement
Cedera yang disebabkan oleh olahraga, terutama cedera yang tergolong parah, kadang membutuhkan perawatan khusus dalam rehabilitasi medik untuk mempercepat pemulihannya. Apa itu rehabilitasi medik?
Rehabilitasi merupakan proses untuk membantu seseorang yang mengalami sakit atau cedera untuk mengembalikan kemampuan fisik yang hilang. Dengan proses rehabilitasi, pasien bisa mendapatkan kembali kemandirian maksimal dalam beraktivitas sehingga mampu menjalani kesehariannya secara normal.
Rehabilitasi medik sendiri adalah kumpulan pengobatan dan terapi yang diberikan oleh seluruh tim rehabilitasi dalam rangka mengembalikan atau membantu fungsi fisik yang hilang. Seorang yang mengalami cedera bahu saat berolahraga renang, misalnya, diharapkan bisa kembali berenang setelah selesai menjalani perawatan rehabilitasi medik.
Dokter spesialis yang menangani rehabilitasi medik memiliki gelar Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp. KFR). Pelaksana rehabilitasi medik bukan hanya dokter, tetapi juga mencakup seluruh tim rehabilitasi terkait dengan bagian fisik yang direhabilitasi.
Anggota-anggota dari tim rehabilitasi medik, di antaranya ahli fisioterapi, psikolog rehabilitasi, perawat rehabilitasi, ahli patologi wicara, terapis okupasi, ortotik prostetik, ahli terapi pernapasan, dan lain sebagainya.
Penanganan pada setiap pasien rehabilitasi medik berbeda satu sama lain. Setiap pasien memiliki keluhan khusus sehingga diperlukan pengobatan dan terapi yang berbeda. Tim rehabilitasi yang menangani seorang pasien dengan cedera perut dalam, tentunya akan berbeda dibandingkan pasien yang mengalami cedera lutut.
Selama ini, rehablitasi medik memang identik dengan pasien korban kecelakaan lalu lintas atau atlet olahraga. Faktanya, pasien rehabilitasi medis bisa datang dari berbagai latar belakang. Orang dengan kondisi-kondisi berikut ini bisa mendapat penanganan rehabilitasi medik:
Kondisi-kondisi tersebut bisa terjadi dikarenakan oleh beberapa hal, seperti kelainan bawaan, stroke, retak pada pinggul, beberapa jenis arthritis (radang sendi), amputasi, kelainan saraf, trauma berat, cedera sumsum tulang belakang, dan lain sebagainya.
Baca Juga
Untuk mendapatkan layanan rehabilitasi medik, Anda dapat mengunjungi rumah sakit, klinik atau pusat fisioterapi dan penyedia layanan rehabilitasi. Berikut ini adalah beberapa jenis layanan rehabilitasi medik yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Terapi rehabilitasi medik tidak terbatas pada saat pasien berada di rumah sakit atau pusat rehabilitasi. Terapi juga dapat berlanjut saat pasien telah kembali ke rumah atau kembali bekerja.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Pegal linu dapat disebabkan terlalu banyak melakukan aktivitas fisik, postur tubuh yang buruk, stres, hingga masalah kesehatan tertentu. Untuk mengatasinya, cobalah beristirahat sejenak, mengonsumsi obat pereda nyeri, atau berendam air hangat.
21 Sep 2022
Cedera mata dapat disebabkan oleh benturan pada mata, benda asing yang masuk ke mata, hingga radiasi sinar ultraviolet. Berikut adalah penjelasan lengkap seputar penyebab cedera mata dan cara mengatasinya.
3 Jul 2020
Mengangkat kaki ke tembok menawarkan beragam manfaat untuk kesehatan Anda. Manfaat mengangkat kaki ke tembok mulai dari membuat pikiran jadi lebih rileks, meredakan nyeri di punggung, memperbaiki pola tidur, memperlancar pencernaan, hingga meredakan kram pada kaki.
11 Des 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved