Operasi transgender atau operasi ganti kelamin dibedakan dua jenis berdasarkan dengan jenis kelaminnya, yaitu operasi ganti kelamin pria menjadi wanita dan operasi ganti kelamin wanita menjadi pria.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
4 Feb 2020
Mengganti kelamin membutuhkan proses operasi yang cukup panjang dan berkali-kali
Table of Content
Operasi ganti kelamin sudah bukan hal asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Operasi ganti kelamin dilakukan oleh kaum transgender yang ingin mengubah jenis kelaminnya menjadi pria ataupun wanita.
Advertisement
Meskipun sudah sering didengar, tetapi beberapa dari Anda mungkin belum mengetahui secara pasti seperti apakah operasi ganti kelamin dan apa saja risiko yang dapat dialami saat melakukannya.
Baca Juga
Operasi ganti kelamin tentunya dibedakan dua jenis berdasarkan dengan jenis kelaminnya, yaitu operasi ganti kelamin pria menjadi wanita dan operasi ganti kelamin transgender dari wanita menjadi pria. Keduanya memiliki prosedur yang tentunya berbeda.
Berikut prosedur operasi ganti kelamin transgender untuk pria dan wanita:
Untuk pria yang ingin mengubah jenis kelaminnya menjadi wanita biasanya akan mengalami berbagai macam operasi, seperti pengambilan penis dan testis, serta pembentukan vagina dan struktur bagian luarnya.
Operasi penggantian kelamin dari pria menjadi wanita terdiri dari:
Bedah tidak hanya dilakukan pada alat kelamin, tetapi juga pengubahan wajah agar menjadi lebih feminin, pemberian hormon yang meningkatkan feminitas, perubahan suara dan rambut, pengecilan jakun, peningkatan volume bokong, dan implan payudara.
Operasi ganti kelamin wanita menjadi pria juga meliputi perubahan alat kelamin berupa pembentukan penis di bagian labia atau klitoris, implan testis, serta pengangkatan rahim dan tuba falopi.
Selain bedah di alat kelamin, operasi ganti kelamin wanita menjadi pria juga terdiri dari pemberian hormon testosteron, pengangkatan payudara, dan perubahan penampilan agar menjadi lebih maskulin.
Prosedur operasi ganti kelamin dari wanita menjadi pria terdiri dari:
Operasi ganti kelamin bukanlah operasi sederhana yang dapat selesai dalam waktu singkat. Tiap operasi ganti kelamin disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasien.
Oleh karenanya, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti operasi ganti kelamin tergantung dari seberapa banyak dan kompleks permintaan dari pasien.
Sebelum menjalani operasi ganti kelamin, Anda harus didiagnosis memiliki gangguan disforia gender atau merasa bahwa jenis kelamin yang dimiliki tidaklah sesuai. Selain itu, Anda perlu menjalani beberapa pemeriksaan memastikan bahwa Anda dapat mengikuti tindakanbedah.
Beberapa tes tersebut adalah evaluasi kesehatan mental dan tes ‘kehidupan nyata’. Evaluasi kesehatan mental diperlukan untuk melihat apakah Anda mengalami gangguan mental tertentu dan seberapa siap diri Anda menghadapi stres saat transisi jenis kelamin berlangsung.
Sementara itu, tes ‘kehidupan nyata’ meliputi Anda mengambil peran dari jenis kelamin yang diinginkan sehari-harinya. Umumnya, sebelum menjalani operasi ganti kelamin, Anda harus mengikuti terapi hormon selama setidaknya dua tahun setelah mengikuti evaluasi kesehatan mental.
Hormon estrogen akan diberikan kepada pria yang ingin menjadi wanita, sementara hormon testosteron akan diberikan kepada wanita yang ingin menjadi pria. Terapi hormon juga bisa tetap diberikan selama operasi ganti kelamin berlangsung ataupun sesudahnya. Fungsi dari pemberian terapi hormon ini adalah untuk membantu perubahan fisik dari pasien menjadi jenis kelamin yang diinginkan.
Terapi hormon bisa menyebabkan beberapa risiko kesehatan, seperti:
Oleh karena itu, orang yang menjalani terapi hormon perlu mendapatkan pengawasan medis, khususnya pada bulan-bulan awal agar efek dari hormon dapat dipantau dengan benar.
Operasi ganti kelamin bukanlah operasi yang mudah dan bebas dari efek samping. Terapi hormon estrogen memiliki risiko peningkatan penyumbatan darah dan kanker payudara.
Sementara itu, terapi hormon testosteron berpeluang untuk meningkatkan resistensi insulin sehingga memicu penyakit diabetes melitus, abnormalitas pada kadar lemak, dan tekanan darah tinggi. Seperti bedah pada umumnya, operasi ganti kelamin berisiko untuk mengalami efek samping obat bius, infeksi, dan pendarahan.
Sangat penting bagi pasien yang akan melakukan transgender untuk memahami bahwa untuk menjalani operasi ganti kelamin merupakan suatu keputusan besar dan, dalam banyak kasus, tidak dapat diubah lagi, sehingga keputusan harus dibuat dengan yakin. Dalam hal ini, keputusan pasien harus didukung dengan ahli bedah atau psikolog yang menangani kasusnya.
Baca Juga
Bila Anda atau kerabat ingin melakukan operasi ganti kelamin, selalu cari ahli bedah yang sudah tersertifikasi dan memiliki banyak testimoni, serta diskusikan perubahan yang diinginkan dan efek samping yang mungkin terjadi saat menjalani operasi ganti kelamin.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Sering merasa cepat lapar walau sudah makan? Sepertinya Anda harus mencoba berbagai makanan yang bikin kenyang tahan lama, seperti ikan, daging sapi, hingga telur.
4 Mei 2021
Beberapa manfaat lavender adalah membantu memperbaiki kualitas tidur, mengurangi kecemasan, mengatasi rambut rontok, meredakan sakit kepala, hingga melawan infeksi jamur.
13 Des 2022
Warna lidah bisa berubah tergantung dari kondisi kesehatan. Lidah bisa berubah jadi warna kuning, merah, putih, hingga abu yang berhubungan dengan organ dalam.
9 Jan 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved