Phobia darah adalah ketakutan berlebih saat melihat darah atau saat menjalani prosedur medis tertentu yang melibatkan darah. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai gejala fisik dan emosional.
4.85
(13)
27 Agt 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Phobia darah bisa membuat seseorang sangat ketakutan saat melihat darah
Table of Content
Apakah Anda merasa ketakutan atau panik saat melihat darah? Jika seperti itu, bisa jadi Anda memiliki phobia darah. Phobia darah adalah ketakutan ekstrem saat melihat darah atau menjalani prosedur medis tertentu yang melibatkan darah.
Advertisement
Phobia ini juga disebut dengan istilah hemophobia. Phobia darah termasuk jenis phobia spesifik yang masuk ke dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Orang dengan phobia ini bisa sangat merasa tidak nyaman, takut, bahkan pingsan ketika melihat darah.
Gejala phobia darah dapat dipicu dengan melihat darah secara langsung maupun tidak langsung, salah satunya melalui gambar atau video. Sebagian menyebabkan penderitanya bahkan bisa merasakan gejala tersebut hanya dengan membayangkan darah saja.
Ketika Anda melihat atau memikirkan hal yang berkaitan dengan darah, maka gangguan mental ini dapat menunjukkan gejala fisik maupun emosional. Adapun gejala phobia darah yang berupa fisik, yaitu:
Sementara gejala phobia darah yang sifatnya emosional, di antaranya:
Khusus untuk anak, gejala phobia darah yang mungkin terjadi dapat berupa menangis, mengamuk, bersembunyi, melarikan diri, atau selalu ingin dekat dengan orang lain.
Hemophobia juga merupakan phobia yang unik karena menghasilkan respons vasovagal, yakni kondisi di mana Anda mengalami penurunan detak jantung dan tekanan darah sebagai respons terhadap pemicu.
Hemophobia sering kali berkaitan dengan phobia lainnya, seperti trypanophobia (takut pada jarum suntik). Phobia darah juga kemungkinan disebabkan oleh pengalaman buruk yang melibatkan darah, misalnya pernah mengalami cedera traumatis atau penyakit yang menyebabkan kehilangan banyak darah.
Akan tetapi, para ahli juga percaya bahwa penyebab phobia darah bukan selalu kejadian yang secara spesifik melibatkan darah. Mungkin saja seseorang memiliki pengalaman yang mengerikan terhadap warna merah dan merefleksikannya menjadi ketakutan terhadap darah. Selain itu, faktor genetik juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena phobia ini.
Di sisi lain, ketika anak melihat orangtua atau pengasuhnya takut darah, ia juga bisa mengembangkan hemophobia. Phobia darah umumnya timbul pada usia rata-rata 9 tahun untuk anak lak-laki dan 7,5 tahun untuk anak perempuan.
Umumnya, phobia sudah dialami sejak masa kecil, namun phobia tersebut biasanya adalah phobia kegelapan, orang asing, suara keras, atau rasa takut pada makhluk-makhluk menyeramkan dari imajinasi lingkungan sekitar.
Baca Juga
Bila ketakutan Anda sering kambuh dan mengganggu aktivitas Anda misal pekerjaan Anda sebagai tenaga medis yang mengharuskan melihat banyak darah, maka lakukan konseling ke psikolog untuk membantu Anda mengendalikan ketakutan Anda.
Ketakutan terhadap darah bisa membuat penderitanya enggan untuk melakukan pemeriksaan fisik atau mencari perawatan medis. Selain itu, mereka pun mungkin enggan untuk membalut luka orang yang berdarah.
Phobia ini juga bisa membuat Anda membatasi aktivitas fisik yang berisiko menyebabkan cedera atau luka. Hal tersebut tentu saja bisa menyulitkan kehidupan penderitanya sehari-hari.
Penderita phobia dapat mengunjungi psikolog atau psikiater untuk mendapat penanganan yang tepat, terutama jika gejala dirasa sangat mengganggu atau telah menetap lebih dari 6 bulan. Berikut pilihan cara mengatasi phobia darah yang bisa diambil.
Terapi ini dilakukan dengan melibatkan objek yang menyebabkan rasa takut. Anda akan diminta menjalani tes dengan melihat darah melalui gambar dan film atau secara langsung untuk meningkatkan keberanian pada objek tersebut. Diharapkan phobia darah pun akan berkurang secara bertahap dan menghilang sepenuhnya.
Terapi perilaku kognitif dilakukan untuk membantu mengidentifikasi perasaan cemas atau takut terhadap darah. Lalu, mengubahnya dengan cara pandang dan sikap yang berbeda sehingga ketakutan tersebut bisa dikendalikan.
Teknik relaksasi dapat membantu mengatasi stres, cemas, atau gejala lain yang berkaitan dengan phobia darah. Anda bisa mencoba teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan dalam, yoga, atau meditasi.
Dalam kasus yang parah, obat-obatan mungkin diperlukan untuk mengatasi cemas berlebih. Hal ini dapat membantu Anda bersikap lebih tenang dan fokus dalam menjalankan pengobatan lainnya.
Selain dengan melakukan terapi, dukungan dari orang-orang terdekat juga diperlukan agar Anda bisa segera pulih dari phobia darah sehingga tak lagi menjadi masalah yang dapat mengganggu hari-hari Anda.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Orang kerap menghubungkan kemalasan dengan karakteristik seseorang. Padahal, ada banyak mitos yang perlu diluruskan seputar rasa malas. Apa saja?
Berubah demi pergaulan adalah lazim. Sebaliknya, kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif mengarah pada bentuk pelarian seseorang dan tidak menguntungkan siapa pun. Gangguan kepribadian ganda sendiri sebenarnya adalah istilah lama. Saat ini, kondisi tersebut telah berubah nama menjadi gangguan identitas disosiatif (GID).
Emotional detachment adalah kondisi yang membuat seseorang tidak mampu sepenuhnya terlibat dalam perasaan mereka sendiri dan orang lain. Cara mengatasi kondisi ini haruslah disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved