Penyebab kanker ovarium adalah perubahan DNA yang dipicu oleh beberapa hal, seperti obesitas, menopause, riwayat penyakit, hingga faktor genetik.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
20 Okt 2021
Penyebab kanker ovarium adalah kelainan DNA
Table of Content
Kanker ovarium adalah penyakit yang ditandai dengan tumbuhnya sel kanker pada ovarium (indung telur). Sel kanker yang ada dapat berkembang dengan cepat dan merusak jaringan tubuh yang sehat, sehingga tidak berfungsi dengan baik.
Advertisement
Ovarium atau indung telur adalah organ yang berfungsi untuk memproduksi sel telur. Nantinya, sel telur ini akan dilepaskan ke rahim untuk bersiap dibuahi oleh sperma. Organ ini juga yang bertanggung jawab untuk memproduksi hormon seks wanita, yaitu estrogen dan progesteron.
Saat sel kanker menyerang, maka kerja organ bisa terganggu dan menyebabkan munculnya berbagai gejala kanker ovarium, seperti sakit perut, haid tidak teratur, dan sakit saat berhubungan intim.
Hingga saat ini, para ahli belum mengetahui pasti penyebab kanker ovarium.
Namun, secara umum, kanker ovarium terjadi karena adanya perubahan atau mutasi DNA yang menyebabkan sel kanker tumbuh di luar kendali.
Ada beberapa faktor yang dinilai bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ovarium, seperti:
Salah satu faktor risiko penyebab kanker ovarium adalah usia. Sebagian besar kasus terjadi pada wanita yang berusia di atas 50 tahun atau setelah seorang wanita menopause.
Bahkan, lebih dari setengah kasus kanker ovarium dilaporkan terdeteksi pada wanita berusia di atas 63 tahun.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan wanita dengan usia lebih muda didiagnosis dengan penyakit ini.
Persentase orang yang mengalami kanker ovarium karena gen warisan dari orang tua memang tidak banyak. Akan tetapi, ini tetap lebih berisiko dan perlu diwaspadai.
Gen yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker ovarium antara lain BRCA1, BRCA2, BRIP1, PALB2, RAD51C dan RAD51D.
Riwayat reproduksi seorang wanita juga memengaruhi tinggi rendahnya risiko kemunculan kanker ovarium.
Wanita yang sudah pernah hamil sebelum usia 35 tahun dinilai punya risiko lebih rendah dibanding mereka yang pernah hamil di atas usia 35 atau belum pernah hamil sama sekali.
Menyusui juga dinilai bisa menurunkan risiko munculnya kanker ovarium.
Rata-rata perempuan akan mengalami menstruasi pertama (menarche) di usia 12 tahun. Namun, rentang yang normal adalah 10-16 tahun.
Menstruasi pertama yang datang lebih cepat atau lebih lambat dari seharusnya perlu diwaspadai sebagai bibit penyebab kanker ovarium. Hal ini menandakan adanya kemungkinan kelainan di sistem reproduksi.
Hal yang sama juga berlaku pada menopause. Menopause yang terlalu cepat atau terlalu lambat bisa menjadi indikator adanya masalah pada sistem reproduksi.
Selain bisa berpengaruh pada kemampuan reproduksi kelak, kondisi ini juga akan meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker ovarium.
Endometriosis merupakan salah satu penyebab yang meningkatkan risiko perempuan kena kanker ovarium. Endometriosis adalah kondisi saat jaringan endometrial yang seharusnya tumbuh di dalam dinding rahim, justru tumbuh di luar.
Salah satu organ yang kerap menjadi lokasi tumbuhnya jaringan endometriosis adalah ovarium. Jaringan ini akan bekerja layaknya jaringan dinding rahim, yaitu meluruh sebagai darah setiap bulan saat waktunya menstruasi.
Namun, karena ovarium tidak punya jalan keluar untuk darah tersebut, maka darah akan terjebak dan memicu nyeri.
Wanita yang mengalami obesitas dengan indeks massa tubuh di atas 30 berisiko lebih tinggi mengidap berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium.
Menopause adalah proses alami yang akan terjadi pada semua wanita. Meski begitu, gejala yang muncul bisa saja mengganggu. Itu sebabnya, beberapa wanita memutuskan untuk menjalani terapi hormon demi menstabilkan kadar hormon di tubuh.
Wanita yang menjalani terapi hormon dengan estrogen atau kombinasi dengan progesteron memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami kanker ovarium dibanding mereka yang tidak.
Menjalani bayi tabung atau IVF dinilai dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker ovarium jenis borderline atau low potential malignant. Kanker jenis ini biasanya terjadi akibat penggunaan obat kesuburan.
Konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk mendiskusikan risiko akibat penggunaan obat kesuburan.
Kanker payudara bisa meningkatkan risiko kanker ovarium karena faktor risiko keduanya bisa dibilang cukup mirip.
Selain itu, wanita yang pernah mengalami kanker payudara kemungkinan mengalami mutasi gen yang akan kemudian akan meningkatkan risiko munculnya kanker ovarium.
Baca Juga: 7 Makanan untuk Penderita Kanker Ovarium yang Sebaiknya Dikonsumsi
Mengingat kemunculan kanker ovarium sulit diprediksi, untuk mencegahnya pun tidak ada langkah khusus yang bisa dilakukan.
Hal yang dapat dipertimbangkan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium adalah berkonsultasi dengan dokter mengenai faktor risiko kanker ovarium yang dimiliki.
Apabila ada keluarga yang punya riwayat kanker, dokter bisa melakukan pemeriksaan genetik untuk melihat seberapa besar risiko Anda terkena kanker ovarium.
Selain itu, beberapa hal berikut ini juga akan membantu mengurangi risiko muculnya kanker ovarium:
Baca Juga: Potensi 7 Obat Herbal Kanker Ovarium
Apabila Anda masih punya pertanyaan seputar kanker ovarium, tanyakan langsung pada dokter lewat fitur Chat Dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh secara gratis di Appstore maupun Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Gejala kanker ovarium seringkali tidak disadari oleh wanita, hingga menyebabkan kondisi tersebut semakin gawat. Perut kembung adalah salah satu gejalanya.
10 Mei 2019
Kanker ovarium stadium 3 umumnya memiliki gejala yang sulit untuk dideteksi. Seringnya kondisi ini baru disadari setelah 60 persen penyebaran kanker.
10 Mei 2019
Penyebab kista ovarium dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu kista fungsional dan kista patologis. Kista ovarium fungsional disebabkan gangguan fungsi folikel yang memicu pembengkakan di indung telur, sedangkan kista patologis dipicu pertumbuhan sel yang tidak normal pada indung telur.
26 Mei 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved