Anak sering teriak dan marah sebagai cara meluapkan rasa frustrasinya. Cara menghilangkan kebiasaan anak teriak atau tantrum yang dilakukan, yakni mengurangi stres hingga mengenali pemicu tantrum.
29 Des 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Anak sering teriak dan marah untuk mengekspresikan rasa frustrasinya
Table of Content
Perilaku anak sering teriak dan marah dapat digolongkan sebagai tantrum. Pada kondisi ini, Anda mungkin akan melihat anak menangis, menjerit, menekuk punggungnya, anggota tubuhnya kaku, menahan napas, muntah, hingga bersikap agresif (memukul, menendang, membanting barang, atau berlari).
Advertisement
Tantrum merupakan hal yang lumrah di masa pertumbuhan anak, khususnya pada anak usia 1-3 tahun. Ini adalah cara anak meluapkan kemarahan dan rasa frustrasinya. Sebagian anak mungkin lebih sering melakukannya dibandingkan yang lain. Tidak jarang, kondisi ini dapat membuat orangtua kewalahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan cara menghilangkan kebiasaan anak teriak dan marah.
Ada alasan mengapa anak sering teriak dan marah di usia 1-3 tahun. Perilaku ini disebabkan karena keterampilan sosial dan emosional mereka mulai berkembang. Anak-anak kerap tidak mampu mengungkapkan dengan kata-kata untuk mengeskpresikan emosi mereka yang tinggi.
Tantrum juga bisa menjadi cara anak untuk mengelola perasaan dan mencoba memahami atau mengubah apa yang terjadi di sekitarnya yang tidak mereka sukai.
Berikut adalah sejumlah penyebab anak sering teriak dan marah yang perlu diketahui orangtua:
Anak-anak dengan temperamen tinggi dapat memiliki reaksi yang cepat dan kuat terhadap hal-hal yang membuat mereka frustrasi. Kondisi ini membuat anak sering teriak, mengamuk, dan marah.
Serangkaian kondisi ini dapat membuat anak kesulitan untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan serta perilaku mereka. Sebagai hasilnya, tantrum jadi jalan keluar bagi anak.
Sejumlah situasi dapat berada di luar kendali anak sehingga mereka tidak bisa mengatasinya. Misalnya, saat ada anak lain merebut mainan atau makanannya. Oleh karena itu, tantrum bisa terjadi pada situasi semacam ini.
Mengalami perasaan sangat ketakutan, malu, jengkel, atau sedih, bisa menjadi beban perasaan yang sangat kuat sehingga anak sering teriak dan marah sebagai cara mengekspresikan perasaannya.
Baca Juga
Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebagai cara menghilangkan kebiasaan anak teriak atau tantrum, yaitu:
Stres pada anak dapat disebabkan karena kondisi kelelahan, merasa lapar, atau terlalu terstimulasi sehingga mereka sering teriak dan marah. Untuk mengatasinya, cobalah mengurangi stres pada anak dengan cara mengantisipasi kondisi-kondisi yang membuatnya stres.
Cara menghilangkan kebiasaan anak teriak atau tantrum lainnya dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk mengenali dan mengatasi perasaannya.
Saat anak akan mengalami tantrum, Anda mungkin sudah bisa mengenali dari tanda-tandanya. Ajaklah Si Kecil bicara dan dengarkan apa yang dia rasakan.
Dorong anak untuk mengatakan apa yang dirasakannya dan apa penyebabnya. Saat anak Anda dapat berbicara tentang apa yang terjadi, Anda dapat membantunya mengelola perasaan tersebut.
Tantrum dapat diatasi dengan mengenali pemicunya. Jika Anda telah mengetahui pemicunya, buatlah rencana agar anak tidak berada dalam situasi atau kondisi tersebut.
Selalu perlakukan anak sebagai anak yang baik. Beri hadiah berupa pujian dan perhatian untuk sikap dan perilakunya yang positif.
Biarkan anak menentukan beberapa pilihan untuk dirinya sendiri, misalnya jus apa yang ingin diminum atau baju mana yang ingin dipakai. Jangan biarkan anak benar-benar bebas memilih, tapi berikan dua alternaif yang dapat ia pilih.
Mengambil sesuatu dari genggaman anak sering kali memicu anak sering teriak dan marah. Oleh karena itu, jauhkan benda-benda yang tidak boleh disentuhnya sebagai cara menghilangkan kebiasaan anak teriak dan marah.
Mengalihkan perhatian anak dapat dilakukan sebagai cara menghilangkan kebiasaan anak teriak atau tantrum. Saat Anda melihat Si Kecil tantrum, tawarkan hal lain untuk menggantikan apa yang tidak bisa mereka miliki.
Untuk mencegah anak tantrum, bantu dirinya mempelajari keterampilan baru hingga mereka bisa. Berikan pujian atas keberhaslan mereka sehingga Si Kecil dapat merasa bangga atas apa yang dapat ia lakukan.
Saat mengetahui bahwa anak sudah lelah, sebaiknya jangan memaksanya untuk beraktivitas. Demikian juga jika anak sudah tidak tahan diajak bercanda, sebaiknya jangan terus menggodanya supaya ia tidak teriak dan marah lagi.
Jika Anda punya pertanyaan lainnya seputar tantrum atau perilaku anak, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Tak mendapat asupan nutrisi yang tepat bisa membuat anak kurang gizi. Padahal makanan bergizi dapat membuat otak dan organ vital anak berkembang dengan sempurna.
Terdapat beragam cara meningkatkan minat baca, di antaranya rajin ke perpustakaan, mulai dari buku yang 'ringan', hingga menghadirkan buku di setiap permasalahan sehari-hari.
Nebulizer sering digunakan untuk mengatasi masalah pernapasan anak dan bayi. Cara pakai nebulizer yang benar membantu obat terserap optimal.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved