Antikoagulan adalah obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mencegah gumpalan darah pada pasien yang berisiko. Obat ini juga dikonsumsi agar gumpalan darah yang sudah terbentuk tidak menjadi lebih besar.
2023-03-29 02:09:49
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Antikoagulan bekerja dengan menghambat aktivitas senyawa yang berkontribusi dalam terbentuknya gumpalan darah
Table of Content
Apabila terjadi luka, maka tubuh memerlukan suatu mekanisme yang disebut dengan pembekuan darah atau penggumpalan darah. Mekanisme tersebut amat penting untuk menghentikan perdarahan. Namun, pada beberapa kasus, bekuan darah dapat menjadi kondisi berbahaya yang perlu ditangani dan dicegah. Obat untuk mencegah gumpalan darah ini disebut dengan antikoagulan. Simak pembahasannya.
Advertisement
Antikoagulan adalah obat-obatan yang dikonsumsi untuk mencegah penggumpalan darah. Antikoagulan juga membantu mencegah perburukan kondisi pada gumpalan darah yang sudah terjadi.
Gumpalan darah dapat terjadi di pembuluh darah dan memicu penyumbatan aliran darah. Pembuluh darah yang tersumbat membuat berbagai jaringan tubuh tubuh menjadi kekurangan oksigen. Akibat kekurangan oksigen, jaringan tubuh tertentu bisa menjadi rusak dan mati – menimbulkan penyakit yang serius seperti serangan jantung dan stroke.
Penggumpalan darah atau pembekuan darah sebenarnya menjadi proses yang penting untuk tubuh. Mekanisme ini dibutuhkan untuk menghentikan perdarahan jika terjadi luka atau cedera. Pada beberapa kasus, tubuh akan melarutkan bekuan tersebut apabila luka sudah pulih. Namun, pada beberapa kondisi, bekuan darah berisiko gagal untuk larut.
Pada sebagian kasus lain, gumpalan darah bisa terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Gumpalan darah ini juga menjadi kondisi yang berbahaya bagi tubuh.
Beberapa orang menyebut antikoagulan sebagai obat pengencer darah. Namun, mengonsumsi antikoagulan sebenarnya tidak membuat darah menjadi lebih encer – melainkan mencegah darah agar tidak menggumpal dengan mudah.
Beberapa jenis obat yang masuk dalam kelompok antikoagulan, yaitu:
Seperti yang disampaikan di atas, obat antikoagulan diberikan dokter untuk mencegah pembentukan gumpalan darah pada orang-orang yang berisiko. Beberapa individu yang berisiko mengalami gumpalan darah, yaitu:
Antikoagulan juga diresepkan dokter untuk mencegah perbesaran berlanjut pada gumpalan darah yang sudah ada – seperti pada pasien trombosis vena dalam dan gumpalan darah di paru-paru yang disebut emboli paru.
Antikoagulan bekerja dengan menghambat aktivitas senyawa yang berkontribusi dalam terbentuknya gumpalan darah atau pembuatan faktor penggumpalan darah.
Misalnya, warfarin bekerja dengan menghambat aktivitas vitamin K yang berperan dalam pembuatan beberapa jenis faktor-faktor pembekuan darah. Penghambatan efek vitamin K tersebut akan menurunkan kemampuan darah untuk membeku.
Sementara itu, dabigatran, apixaban, edoxaban dan rivaroxaban bekerja dengan mencegah aktivitas senyawa dalam darah yang disebut trombin – yang kemudian juga akan menghambat pembentukan fibrin, jenis protein yang menjadi komponen penting dalam pembekuan darah. Obat-obatan ini dapat bekerja dengan cepat, yakni dalam durasi 2-4 jam.
Ada banyak efek samping yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian obat antikoagulan. Beberapa yang umum dialami pasien yaitu:
Beberapa individu tidak dapat mengonsumsi antikoagulan. Kelompok individu tersebut, termasuk:
Anda harus menyampaikan pada dokter semua jenis kondisi medis dan riwayat penyakit sebelum diresepkan antikoagulan.
Baca Juga
Obat antikoagulan adalah kelompok obat-obatan yang dikonsumsi untuk mencegah gumpalan darah atau mencegah agar gumpalan darah yang sudah ada tidak menjadi parah. Beberapa orang tidak dapat mengonsumsi obat ini sehingga pastikan Anda menyampaikan dengan terbuka semua kondisi medis dan riwayat penyakit Anda pada dokter.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Meskipun sehat, bisa jadi Anda telah terinfeksi virus corona. Anda bisa jadi tidak menyadari bahwa Anda sudah masuk dalam kelompok OTG dan tanpa sadar menyebarkan virus kepada yang lain. Jadi, apa yang harus kita lakukan?
Menjaga ginjal tetap sehat bisa dengan cara pola hidup sehat. Baik itu olahraga, pola makan, atau kebiasaan minum. Cari tahu lebih jauh dalam artikel ini.
Perbedaan diabetes melitus (DM) tipe 1 dan 2 perlu Anda ketahui untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dari penyebab, diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun. Sementara itu, diabetes tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved