Lemon balm adalah herbal beraroma lemon yang berasal dari famili mint. Lemon balm tersedia dalam bentuk suplemen karena menawarkan sejumlah manfaat kesehatan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
9 Des 2020
Tanaman herbal lemon balm tersedia dalam bentuk suplemen, losion, balm, bahkan minyak atsiri
Table of Content
Tanaman herbal masih menjadi pilihan banyak orang dalam meredakan gejala-gejala medis yang ringan. Beberapa herbal pun dilaporkan berpotensi untuk meredakan gejala psikologis seperti stres. Salah satu herbal yang menawarkan beragam manfaat untuk kesehatan fisik dan psikologis adalah lemon balm. Kenali lebih jauh apa itu lemon balm.
Advertisement
Lemon balm atau Melissa officinalis adalah tanaman herbal beraroma lemon yang berasal dari famili mint. Sebagai tanaman herbal, lemon balm diklaim mampu menangani berbagai kondisi medis, seperti gangguan pada saluran pencernan, sistem saraf, dan masalah tidur. Lemon balm tersedia dalam bentuk suplemen, losion dan balm untuk kulit, bahkan minyak esensial.
Selain dipercaya menawarkan khasiat kesehatan, lemon balm juga populer dalam budaya kuliner. Lemon balm dapat disajikan sebagai teh, untuk membumbui ikan dan ayam, atau memberi rasa pada selai dan makanan yang dipanggang.
Ditilik dari sejarahnya, lemon balm sudah digunakan sejak abad ke-14. Saat itu, biarawati Karmelit (ordo Katolik dari Katolik Roma) mencampurkan lemon balm untuk membuat tonik yang sekarang dikenal dengan Carmelite water.
Lemon balm bisa ditemukan di seluruh dunia. Namun konon, herbal ini awalnya tumbuh di Eropa, Afrika bagian utara, dan Asia bagian barat.
Sebagai tanaman herbal yang populer, lemon balm menawarkan beberapa manfaat kesehatan. Manfaat lemon balm, termasuk:
Lemon balm diyakini dapat meredakan gejala stres, membuat diri lebih rileks, dan memperbaiki mood.
Menurut sebuah studi tahun 2004 yang dimuat dalam jurnal Psychosomatic Medicine, penggunaan ekstrak lemon balm dapat meredakan suasana hati negatif akibat stres yang dirangsang dalam laboratorium. Walau menarik, riset ini tergolong kecil sehingga studi lanjutan akan diperlukan.
Selain meredakan stres, lemon balm juga berpotensi untuk mengurangi gejala kecemasan – seperti rasa gugup. Riset tahun 2014 melaporkan, responden yang mengonsumsi makanan dan sudah dicampurkan lemon balm melaporkan perubahan positif terhadap mood, termasuk penurunan tingkat kecemasan.
Riset lanjutan tentu diperlukan untuk menguatkan temuan di atas.
Masih dari riset tahun 2014 di atas, peneliti pun berusaha melihat efek lemon balm untuk meningkatkan fungsi kognitif partisipan. Setelah diminta untuk menyelesaikan tugas yang melibatkan daya ingat, matematika, dan konsentrasi, responden yang mengonsumsi lemon balm memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan responden yang tidak mengonsumsinya.
Apabila Anda sering mencari herbal untuk insomnia, Anda mungkin pernah mendengar tanaman valerian. Ternyata, kombinasi lemon balm dengan valerian berpotensi ampuh untuk meredakan kegelisahan dan menangani gangguan tidur seperti insomnia.
Walau amat potensial, riset lanjutan diperlukan untuk untuk mengonfirmasi manfaat lemon balm untuk masalah tidur.
Seperti yang disinggung di atas, lemon balm dipercaya dapat meredakan gejala gangguan pencernaan seperti sakit dan rasa tak nyaman di perut.
Sebuah studi menemukan bahwa konsumsi hidangan penutup dingin yang mengandung lemon balm berpotensi untuk meredakan gejala pada penderita dispepsia fungsional.
Karena lemon balm membantu meredakan gejala gangguan pencernaan, herbal ini juga berpotensi untuk mengatasi mual. Namun, riset yang sudah dilakukan untuk mengkaji efek lemon balm untuk mual masih berhubungan dengan herbal lain. Dengan demikian, riset lanjutan tentu diperlukan.
Lemon balm turut berpotensi untuk meredakan sakit kepala, terlebih jika disebabkan oleh stres. Lemon balm membantu merilekskan pikiran, meredakan ketegangan, dan menenangkan otot. Mengonsumsi lemon balm juga juga diyakini dapat melemaskan pembuluh darah yang kencang – kondisi yang turut memicu sakit kepala.
Seperti beberapa herbal lain, lemon balm berisiko menyebabkan efek samping tertentu. Risiko efek samping lemon balm, termasuk:
Efek samping lemon balm seperti sakit perut dapat diminimalkan dengan mengonsumsi lemon balm bersama makanan. Anda juga dapat mengurangi risiko efek samping herbal ini dengan mengonsumsinya tidak lebih dari 2 gram per hari.
Lemon balm hanya boleh dikonsumsi dalam waktu singkat. Setelah tiga minggu penggunaan lemon balm, Anda harus memberikan jeda dan tidak mengonsumsi herbal ini selama satu minggu. Lemon balm juga tidak boleh dikonsumsi selama lebih dari empat bulan tanpa jeda.
Beberapa orang juga perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba lemon balm. Jika Anda mengonsumsi obat-obatan ini, hindari konsumsi lemon balm tanpa seizin dokter:
Anda juga harus berdiskusi dengan dokter sebelum mengonsumsi lemon balm jika masuk dalam kategori berikut ini:
Baca Juga
Lemon balm adalah herbal berbau lemon yang tawarkan beragam manfaat kesehatan. Namun, lemon balm dan suplemennya harus dikonsumsi dengan hati-hati karena risiko efek samping dan interaksi obatnya. Jika masih memiliki pertanyaan terkait lemon balm, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia gratis di Appstore dan Playstore yang berikan informasi herbal terpercaya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Ada berbagai macam tanaman obat yang bermanfaat untuk membantu mengatasi kondisi kesehatan. Sebelum mengonsumsinya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
3 Agt 2023
Manfaat air ketumbar untuk kesehatan ternyata tak kalah dari biji dan daunnya. Manfaat air ketumbar untuk kesehatan adalah mulai dari mengatasi gangguan pencernaan hingga mengurangi risiko penyakit jantung
13 Okt 2020
Tidak banyak orang yang tahu bahaya kerokan. Padahal, di balik manfaatnya, bahaya terapi yang satu ini juga perlu diwaspadai. Bukan angin duduk, bahaya kerokan beragam mulai dari menyebabkan memar hingga meningkatkan risiko penularan penyakit.
11 Feb 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved