Terapi bermain umumnya diberikan pada anak-anak dengan kondisi tertentu. Terapi ini dapat membantu anak mengatasi masalah mental dan gangguan perilaku yang dialaminya.
4.56
(9)
21 Apr 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Terapi bermain memungkinkan anak menunjukkan dan mengkomunikasikan emosinya
Table of Content
Hampir setiap anak tentu sangat menyukai bermain. Dengan bermain, maka rasa ingin tahu dan keterampilan yang dimiliki anak-anak bisa terasah. Hal tersebut juga bermanfaat bagi tumbuh kembang anak sehingga tak heran jika bermain dijadikan sebagai terapi. Metode ini dikenal dengan terapi bermain (play therapy) yang umumnya diberikan untuk anak-anak dengan kondisi tertentu.
Advertisement
Baca Juga
Terapi bermain adalah bentuk konseling atau psikoterapi dengan menggunakan permainan guna mengamati serta mengatasi berbagai masalah kesehatan mental dan gangguan perilaku. Terapi ini utamanya digunakan untuk anak-anak berusia 3-12 tahun. Sebab pada usia tersebut, anak-anak cenderung tak dapat memproses emosinya sendiri maupun menyampaikan apa yang ia rasakan pada orang tua.
Anak-anak belajar memahami dunia dan lingkungannya melalui permainan. Ketika bermain, ia dapat dengan bebas menunjukkan perasaan batin dan emosi terdalamnya. Dalam terapi bermain, seorang terapis pun akan menggunakan waktu bermain untuk mengamati dan memahami masalah yang dialami anak.
Banyak yang bisa diungkapkan dari interaksi anak dengan berbagai jenis mainan dalam terapi dan bagaimana perilakunya berubah dari sesi ke sesi. Selanjutnya, terapis akan membantu anak mengeksplorasi emosi dan menangani trauma yang belum terselesaikan.
Melalui permainan, anak-anak dapat mempelajari mekanisme koping (cara individu menyelesaikan masalah) dan mengatur kembali perilakunya menjadi lebih baik. Terapis pun akan menggunakan hasil pengamatan tersebut sebagai panduan untuk langkah selanjutnya. Terapi yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.
Terapi bermain umumnya membantu anak-anak yang merasa tertekan, penuh stres, atau memiliki masalah perilaku. Adapun kondisi anak-anak yang membutuhkan terapi ini, antara lain:
Jika Anda merasa si Kecil mengalami kondisi tersebut, tak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter spesialis anak atau psikiater untuk mendapat penanganan yang tepat.
Baca Juga
Terapi bermain dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Sesi terapi ini biasanya dilakukan seminggu sekali atau lebih selama 30 menit hingga satu jam. Banyaknya sesi yang dibutuhkan akan bergantung pada kondisi anak dan seberapa baik ia menanggapi jenis terapi tersebut.
Teknik terapi bermain dilakukan dengan pendekatan langsung maupun tidak langsung. Pada pendekatan langsung, terapis akan menentukan mainan atau permainan yang akan digunakan dalam sesi terapi. Sementara pada pendekatan tidak langsung, anak dapat memilih mainan atau permainan sesuai keinginannya.
Sesi terapi harus dilakukan di lingkungan yang membuat anak merasa aman dan nyaman. Terapis pun dapat menggunakan teknik terapi dengan melibatkan:
Berbagai jenis permainan tersebut tak hanya membuat anak-anak merasa senang, namun juga dapat memudahkan terapis untuk mengamati dan mengatasi masalah yang dialami anak.
Menurut organisasi Play Therapy International, hingga 71% anak-anak yang mendapat terapi bermain mengalami perubahan positif. Adapun manfaat potensial dari terapi bermain yang bisa anak dapatkan, yaitu:
Menurut Kemendikbud, anak usia dini masih kesulitan untuk mengendalikan emosinya. Hal ini membuat dunia bermain menjadi tempat yang ideal bagi anak untuk melampiaskan emosi, kecemasan, kemarahan, hingga stres. Oleh karena itulah, terapi bermain diperlukan. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses terapi ini.
Perlu diingat jika anak didiagnosis menderita penyakit mental atau fisik, maka terapi bermain tak dapat menggantikan obat atau perawatan lain yang diperlukan. Meski begitu, terapi ini juga dapat digunakan bersama terapi lainnya guna menunjang pemulihan kondisi anak.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Bullying di sekolah dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti ingin mencari perhatian hingga sering bermain game kekerasan. Untuk mengatasinya, orangtua bisa mengenali ciri-ciri korban bullying, mengajarkan sifat baik dan tegas, hingga meminta anak untuk tidak diam saat di-bully.
Main boneka tidak hanya menyenangkan bagi anak, tapi juga memiliki manfaat bagi perkembangan keterampilan diri dan kemampuan sosialnya.
Beragam gejala ADHD pada anak di antaranya sulit untuk memerhatikan, pelupa dan mudah teralihkan, hiperaktif, hingga impulsif. Bagaimana cara mengatasinya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved