logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit

Kretinisme, Penyakit yang Menyebabkan Gagal Tumbuh pada Anak

open-summary

Kretinisme adalah penyakit kekurangan hormon tiroid parah yang dapat disebabkan oleh kelenjar tiroid tidak normal hingga cacat genetik. Gejalanya beragam, seperti kulit berwarna kuning, lemas, hingga muncul banyak luka di kulit. Untuk mengatasinya, dokter dapat memenuhi kebutuhan hormon tiroid di tubuh anak menggunakan hormon tiruan.


close-summary

2023-03-21 09:00:36

| Nina Hertiwi Putri

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Kretinisme dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak

Kretinisme bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan

Table of Content

  • Apa itu kretinisme?
  • Penyebab kretinisme
  • Tanda dan gejala kretinisme
  • Komplikasi kretinisme pada bayi atau anak yang mungkin terjadi
  • Cara mendeteksi kretinisme
  • Perawatan untuk anak dengan kretinisme
  • Cara mencegah kretinisme

Kretinisme adalah salah satu penyakit yang disebabkan kekurangan yodium. Kondisi ini merupakan salah satu kelainan yang dapat terjadi pada bayi baru lahir.

Advertisement

Meski belum banyak yang tahu, penyakit kretinisme tidak boleh disepelekan karena dapat menyebabkan gangguan fungsi neurologis, gangguan pertumbuhan, hingga menyebabkan kelainan fisik.

Oleh sebab itu, simak apa itu kretinisme, penyebab, gejala, beserta cara mengobatinya berikut ini.

Apa itu kretinisme?

Kretinisme adalah penyakit kekurangan hormon tiroid parah yang terjadi pada bayi baru lahir.

Saat ini, istilah kretinisme telah berganti nama menjadi hipotiroidisme kongenital. Bayi dengan penyakit ini dapat mengalami gangguan pertumbuhan, stunting, kelainan bentuk fisik, dan masalah fungsi saraf.

Kretinisme terbagi dalam jenis, yaitu endemik dan sporadik. Kretinisme endemik terjadi akibat ibu tidak mengonsumsi cukup yodium selama masa kehamilan.

Sementara itu, kretinisme sporadik terjadi saat kelenjar tiroid tidak terbentuk dengan baik saat pembentukan janin.

Padahal tubuh bayi membutuhkan yodium untuk membentuk hormon tiroid. Hormon ini sangat penting dalam menunjang pertumbuhan yang sehat, perkembangan otak, ataupun sistem saraf.

Istilah kretinisme hanya bisa digunakan pada bayi. Sementara itu, kondisi gangguan kelenjar tiroid yang serupa pada orang dewasa disebut sebagai miksedema.

Penyebab kretinisme

Selain mengetahui apa itu kretinisme, berbagai kemungkinan penyebab dari penyakit kekurangan yodium ini juga perlu dipahami.

Sejumlah kemungkinan penyebab kretinisme adalah sebagai berikut:

  • Kelenjar tiroid tidak normal

Apabila kondisi kelenjar tiroid tidak normal, seperti tidak terbentuk dengan baik, berukuran lebih kecil dari biasanya, atau bahkan hilang, bisa menjadi penyebab kretinisme pada anak.

  • Cacat genetik

Selanjutnya, penyebab kretinisme adalah cacat genetik. Ketika cacat genetik yang diturunkan orangtua mempengaruhi produksi hormon tiroid, kondisi ini bisa memicu bayi mengalami kretinisme.

  • Kurang yodium

Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit kretinisme. Kondisi ini terjadi ketika ibu hamil mengonsumsi terlalu sedikit yodium dalam makanan.

Akibatnya, ibu yang kekurangan yodium membuat janin berisiko mengalami hipotiroidisme bawaan.

  • Obat-obatan

Kretinisme juga bisa terjadi karena ibu hamil mengonsumsi obat-obatan yang mengganggu produksi hormon tiroid, seperti obat antitiroid, sulfonamid, atau lithium.

Baca Juga

Baca Juga

  • 3 Cara Ini Aman Untuk Mengobati Tirotoksikosis pada Wanita
  • Para Wanita Harus Berhati-Hati dengan Penyakit Kelenjar Tiroid
  • Tinggi Kandungan Selenium, Ini Manfaat Kacang Brazil untuk Tubuh

Tanda dan gejala kretinisme

Menurut Kementerian Kesehatan RI, 95 persen anak yang memiliki gangguan akibat kekurangan yodium pada penyakit kretinisme tidak langsung menunjukkan tanda-tandanya saat dilahirkan. Kalau pun ada, biasanya gejala tersebut samar dan sulit dikenali.

Apabila kretinisme terus dibiarkan, lama-kelamaan gejalanya akan semakin jelas. Berikut adalah berbagai gejala kretinisme yang bisa diamati pada si kecil.

  • Kulit berwarna kuning
  • Lemas
  • Lidah berukuran lebih besar dari kondisi normal atau makroglosi
  • Hidung pesek
  • Pusarnya bodong
  • Kulit kering
  • Sulit buang air besar atau sembelit
  • Muncul banyak luka di kulit
  • Suara serak
  • Saat makan mudah tersedak
  • Perut buncit
  • Ubun-ubunnya melebar
  • Ototnya tidak kuat menopang tubuh (hipotonia)
  • Mudah kedinginan
  • Wajahnya terlihat sembap

Kemunculan ciri kretinisme sekaligus menandakan kondisi lain, seperti gangguan perkembangan dan retardasi mental.

Pada anak yang menderita kondisi ini, hambatan pertumbuhan dan perkembangan biasanya mulai tampak di usia 3-6 bulan.

Kretinisme akan membuat anak yang mengidapnya mengalami kesulitan saat belajar duduk, berdiri, bicara, maupun pencapaian lain yang sudah bisa dilakukan anak-anak seusianya.

Dalam jangka panjang, kondisi ini akan sangat merugikan kehidupan anak.

Komplikasi kretinisme pada bayi atau anak yang mungkin terjadi

Bayi dengan kelenjar tiroid yang sangat tidak aktif dapat mengalami cacat intelektual jika kondisinya tidak segera ditangani.

Pada beberapa kasus, IQ anak bisa turun beberapa poin setiap bulan karena penanganannya tertunda.

Tidak hanya itu, pertumbuhan dan kekuatan tulang juga bisa dipengaruhi kondisi ini.

Selain itu, berikut adalah sejumlah komplikasi lain yang dapat disebabkan kretinisme:

  • Gaya jalan yang tidak normal
  • Otot melentur
  • Ketidakmampuan untuk berbicara (mutisme)
  • Perilaku autis
  • Masalah penglihatan dan pendengaran
  • Masalah daya ingat dan perhatian.

Orangtua juga perlu memahami bahwa dengan penanganan dan pengobatan dari dokter, anak yang menderita kretinisme atau hipotiroidisme kongenital tetap dapat mengalami keterlambatan dalam belajar dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

Cara mendeteksi kretinisme

Karena deteksi dini adalah tahap yang paling penting dalam penyembuhan kretinisme, maka setiap bayi yang baru lahir wajib menjalani pemeriksaan tiroid sebagai pemeriksaan rutin normal.

Dokter atau petugas kesehatan lain akan melakukan tes dengan menusukkan jarum kecil ke telapak kaki bayi untuk mengambil sampel darahnya.

Sampel tersebut akan digunakan untuk melihat dua hal, yaitu:

  • Hormon tiroksin atau hormon T4. Hormon ini adalah hormon yang dibuat oleh kelenjar tiroid untuk membantu mengontrol metabolisme dan pertumbuhan.
  • Hormon tiroid stimulasi atau TSH. Hormon ini dibuat kelenjar pituitari untuk menstimulasi kelenjar tiroid agar memproduksi lebih banyak hormon.

Jika kedua kadar tersebut tidak normal, dokter akan merujuk buah hati Anda untuk menjalani pemeriksaan lain, seperti pemeriksaan darah tambahan dan pemeriksaan radiologi.

Lakukan skrining berupa pengambilan spesimen darah ketika bayi berusia 48-72 jam setelah lahir, dan dapat diulang 1 bulan kemudian jika hasilnya mengindikasikan kretinisme.

Perawatan untuk anak dengan kretinisme

Perawatan utama untuk mengatasi kretinisme adalah memenuhi kebutuhan hormon tiroid pada tubuh anak dengan menggunakan hormon tiruan.

Saat ini, hormon tiruan yang tersedia hanyalah levothyroxine sebagai hormon tiroid sintetis. Obat ini hanya tersedia dalam bentuk tablet.

Oleh karena itu, orang tua harus menghancurkan obat itu terlebih dahulu sebelum memberikannya pada anak dan mencampurkannya ke dalam ASI, air, maupun susu formula.

Perlu diingat bahwa obat ini tidak boleh dicampur dengan susu soya maupun olahan lain yang terbuat dari kacang kedelai.

Jika dikonsumsi secara bersamaan, kandungan yang ada di dalam kedelai akan menghambat penyerapan obat tersebut.

Campuran obat dan cairan tersebut bisa diberikan ke anak lewat botol, sendok, atau apa pun yang bisa diterima anak dengan mudah.

Levothyroxine harus dikonsumsi secara teratur setiap hari agar kadar hormon tiroid dalam tubuh anak bisa terus seimbang.

Anda juga perlu membawa anak untuk menjalani pemeriksaan darah setiap 1-2 bulan sekali hingga mereka berusia 6 bulan. Setelah masuk 6 bulan, anak bisa diperiksakan setiap 2-3 bulan sekali.

Pada banyak kasus, perawatan harus terus dilakukan seumur hidup agar fungsi organ dan pertumbuhan anak bisa berlangsung normal. Namun, kretinisme hanya bersifat sementara pada sebagian kasus.

Cara mencegah kretinisme

Kretinisme atau hipotiroidisme kongenital kerap terjadi di negara-negara berkembang, di mana kekurangan yodium sering dialami masyarakatnya.

Orang dewasa dapat mencegah kekurangan yodium dengan mengonsumsi sekitar 150 mikrogram natrium per hari.

Supaya lebih mudah dalam menakar kebutuhan yodium, ketahuilah bahwa di dalam satu sendok teh garam beryodium, terdapat sekitar 400 mikrogram yodium di dalamnya.

Untuk ibu hamil, kekurangan yodium dapat berdampak buruk bagi janin. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi 220 mikrogram yodium setiap harinya.

The American Thyroid Association merekomendasikan wanita yang sedang hamil atau menyusui untuk mengonsumsi vitamin prenatal yang mengandung setidaknya 150 mikrogram yodium setiap harinya.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar kretinisem maupun pengobatan serta pencegahannya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

kelenjar tiroidhormon tiroidhipotiroid kongenitalhipotiroidisme

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved