Kretinisme adalah penyakit kekurangan hormon tiroid parah yang dapat disebabkan oleh kelenjar tiroid tidak normal hingga cacat genetik. Gejalanya beragam, seperti kulit berwarna kuning, lemas, hingga muncul banyak luka di kulit. Untuk mengatasinya, dokter dapat memenuhi kebutuhan hormon tiroid di tubuh anak menggunakan hormon tiruan.
2023-03-21 09:00:36
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Kretinisme bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan
Table of Content
Kretinisme adalah salah satu penyakit yang disebabkan kekurangan yodium. Kondisi ini merupakan salah satu kelainan yang dapat terjadi pada bayi baru lahir.
Advertisement
Meski belum banyak yang tahu, penyakit kretinisme tidak boleh disepelekan karena dapat menyebabkan gangguan fungsi neurologis, gangguan pertumbuhan, hingga menyebabkan kelainan fisik.
Oleh sebab itu, simak apa itu kretinisme, penyebab, gejala, beserta cara mengobatinya berikut ini.
Kretinisme adalah penyakit kekurangan hormon tiroid parah yang terjadi pada bayi baru lahir.
Saat ini, istilah kretinisme telah berganti nama menjadi hipotiroidisme kongenital. Bayi dengan penyakit ini dapat mengalami gangguan pertumbuhan, stunting, kelainan bentuk fisik, dan masalah fungsi saraf.
Kretinisme terbagi dalam jenis, yaitu endemik dan sporadik. Kretinisme endemik terjadi akibat ibu tidak mengonsumsi cukup yodium selama masa kehamilan.
Sementara itu, kretinisme sporadik terjadi saat kelenjar tiroid tidak terbentuk dengan baik saat pembentukan janin.
Padahal tubuh bayi membutuhkan yodium untuk membentuk hormon tiroid. Hormon ini sangat penting dalam menunjang pertumbuhan yang sehat, perkembangan otak, ataupun sistem saraf.
Istilah kretinisme hanya bisa digunakan pada bayi. Sementara itu, kondisi gangguan kelenjar tiroid yang serupa pada orang dewasa disebut sebagai miksedema.
Selain mengetahui apa itu kretinisme, berbagai kemungkinan penyebab dari penyakit kekurangan yodium ini juga perlu dipahami.
Sejumlah kemungkinan penyebab kretinisme adalah sebagai berikut:
Apabila kondisi kelenjar tiroid tidak normal, seperti tidak terbentuk dengan baik, berukuran lebih kecil dari biasanya, atau bahkan hilang, bisa menjadi penyebab kretinisme pada anak.
Selanjutnya, penyebab kretinisme adalah cacat genetik. Ketika cacat genetik yang diturunkan orangtua mempengaruhi produksi hormon tiroid, kondisi ini bisa memicu bayi mengalami kretinisme.
Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit kretinisme. Kondisi ini terjadi ketika ibu hamil mengonsumsi terlalu sedikit yodium dalam makanan.
Akibatnya, ibu yang kekurangan yodium membuat janin berisiko mengalami hipotiroidisme bawaan.
Kretinisme juga bisa terjadi karena ibu hamil mengonsumsi obat-obatan yang mengganggu produksi hormon tiroid, seperti obat antitiroid, sulfonamid, atau lithium.
Baca Juga
Baca Juga
Menurut Kementerian Kesehatan RI, 95 persen anak yang memiliki gangguan akibat kekurangan yodium pada penyakit kretinisme tidak langsung menunjukkan tanda-tandanya saat dilahirkan. Kalau pun ada, biasanya gejala tersebut samar dan sulit dikenali.
Apabila kretinisme terus dibiarkan, lama-kelamaan gejalanya akan semakin jelas. Berikut adalah berbagai gejala kretinisme yang bisa diamati pada si kecil.
Kemunculan ciri kretinisme sekaligus menandakan kondisi lain, seperti gangguan perkembangan dan retardasi mental.
Pada anak yang menderita kondisi ini, hambatan pertumbuhan dan perkembangan biasanya mulai tampak di usia 3-6 bulan.
Kretinisme akan membuat anak yang mengidapnya mengalami kesulitan saat belajar duduk, berdiri, bicara, maupun pencapaian lain yang sudah bisa dilakukan anak-anak seusianya.
Dalam jangka panjang, kondisi ini akan sangat merugikan kehidupan anak.
Bayi dengan kelenjar tiroid yang sangat tidak aktif dapat mengalami cacat intelektual jika kondisinya tidak segera ditangani.
Pada beberapa kasus, IQ anak bisa turun beberapa poin setiap bulan karena penanganannya tertunda.
Tidak hanya itu, pertumbuhan dan kekuatan tulang juga bisa dipengaruhi kondisi ini.
Selain itu, berikut adalah sejumlah komplikasi lain yang dapat disebabkan kretinisme:
Orangtua juga perlu memahami bahwa dengan penanganan dan pengobatan dari dokter, anak yang menderita kretinisme atau hipotiroidisme kongenital tetap dapat mengalami keterlambatan dalam belajar dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Karena deteksi dini adalah tahap yang paling penting dalam penyembuhan kretinisme, maka setiap bayi yang baru lahir wajib menjalani pemeriksaan tiroid sebagai pemeriksaan rutin normal.
Dokter atau petugas kesehatan lain akan melakukan tes dengan menusukkan jarum kecil ke telapak kaki bayi untuk mengambil sampel darahnya.
Sampel tersebut akan digunakan untuk melihat dua hal, yaitu:
Jika kedua kadar tersebut tidak normal, dokter akan merujuk buah hati Anda untuk menjalani pemeriksaan lain, seperti pemeriksaan darah tambahan dan pemeriksaan radiologi.
Lakukan skrining berupa pengambilan spesimen darah ketika bayi berusia 48-72 jam setelah lahir, dan dapat diulang 1 bulan kemudian jika hasilnya mengindikasikan kretinisme.
Perawatan utama untuk mengatasi kretinisme adalah memenuhi kebutuhan hormon tiroid pada tubuh anak dengan menggunakan hormon tiruan.
Saat ini, hormon tiruan yang tersedia hanyalah levothyroxine sebagai hormon tiroid sintetis. Obat ini hanya tersedia dalam bentuk tablet.
Oleh karena itu, orang tua harus menghancurkan obat itu terlebih dahulu sebelum memberikannya pada anak dan mencampurkannya ke dalam ASI, air, maupun susu formula.
Perlu diingat bahwa obat ini tidak boleh dicampur dengan susu soya maupun olahan lain yang terbuat dari kacang kedelai.
Jika dikonsumsi secara bersamaan, kandungan yang ada di dalam kedelai akan menghambat penyerapan obat tersebut.
Campuran obat dan cairan tersebut bisa diberikan ke anak lewat botol, sendok, atau apa pun yang bisa diterima anak dengan mudah.
Levothyroxine harus dikonsumsi secara teratur setiap hari agar kadar hormon tiroid dalam tubuh anak bisa terus seimbang.
Anda juga perlu membawa anak untuk menjalani pemeriksaan darah setiap 1-2 bulan sekali hingga mereka berusia 6 bulan. Setelah masuk 6 bulan, anak bisa diperiksakan setiap 2-3 bulan sekali.
Pada banyak kasus, perawatan harus terus dilakukan seumur hidup agar fungsi organ dan pertumbuhan anak bisa berlangsung normal. Namun, kretinisme hanya bersifat sementara pada sebagian kasus.
Kretinisme atau hipotiroidisme kongenital kerap terjadi di negara-negara berkembang, di mana kekurangan yodium sering dialami masyarakatnya.
Orang dewasa dapat mencegah kekurangan yodium dengan mengonsumsi sekitar 150 mikrogram natrium per hari.
Supaya lebih mudah dalam menakar kebutuhan yodium, ketahuilah bahwa di dalam satu sendok teh garam beryodium, terdapat sekitar 400 mikrogram yodium di dalamnya.
Untuk ibu hamil, kekurangan yodium dapat berdampak buruk bagi janin. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi 220 mikrogram yodium setiap harinya.
The American Thyroid Association merekomendasikan wanita yang sedang hamil atau menyusui untuk mengonsumsi vitamin prenatal yang mengandung setidaknya 150 mikrogram yodium setiap harinya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar kretinisem maupun pengobatan serta pencegahannya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Sistem endokrin adalah kelenjar yang melepaskan hormon sehingg atubuh bisa berfungsi dengan baik. Mulai dari sistem metabolisme, pertumbuhan, suasana hati, fungsi seksual, hingga mengatur waktu tidur.
Penyakit kelenjar tiroid perlu diwaspadai oleh kaum wanita. Dampaknya tidak hanya seputar menstruasi, tetapi juga berpengaruh terhadap kehamilan.
Pemeriksaan FT4 adalah jenis tes untuk mengetahui bagaimana fungsi hormon tiroid seseorang. Idealnya, tiroid memproduksi hormon yang disebut thyroxine atau T4. Pemeriksaan FT4 terkadang diperlukan untuk mengetahui apakah ada masalah pada kinerja kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved