Konsep diri adalah pemahaman bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri.
2023-03-28 19:59:04
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Konsep diri merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri
Table of Content
Menjawab pertanyaan orang tentang “siapakah Anda?” tak sesederhana menimpalinya dengan nama lengkap. Bahkan, sekadar biodata soal tempat tinggal hingga hobi pun tak cukup. Sebab, jawaban yang tepat berkaitan dengan konsep diri, yaitu bagaimana cara pandang Anda terhadap diri sendiri.
Advertisement
Tak tanggung-tanggung, konsep diri adalah hal yang turut membentuk kepribadian dan caranya berperilaku dalam lingkungan. Buktinya, ada orang yang memandang dirinya secara positif sehingga merasa percaya diri. Di sisi lain, ada juga yang punya konsep diri negatif dan menilai diri sebagai sosok yang lemah dan tidak berdaya.
Konsep diri adalah bagaimana Anda menilai diri sendiri berdasarkan kemampuan, perilaku, hingga karakter-karakter unik. Analoginya sama seperti gambar diri Anda, namun secara mental. Contohnya, konsep diri bahwa Anda adalah sosok yang ramah atau sosok yang baik.
Ketika masih muda, konsep diri masih bisa berubah-ubah karena pengaruh berbagai hal. Terlebih, remaja saat menginjak fase dewasa sedang berada di fase pencarian jati diri.
Semakin tua seseorang, persepsi atas diri sendiri ini menjadi semakin detail. Anda bisa semakin paham siapa diri sendiri. Termasuk memilah apa yang termasuk prioritas dan bukan.
Dalam buku Essential Social Psychology karya Richard Crisp dan Rhiannon Turner, disebutkan komponen konsep diri yaitu:
Ketiga komponen konsep diri di atas adalah pemberi identitas jelas siapa Anda. Inilah yang memberikan karakter sekaligus pembeda. Semakin detail, akan semakin terlihat karakteristik masing-masing.
Sementara menurut teori identitas sosial, konsep diri ini disebut terdiri dari dua elemen kunci, yaitu:
Kemudian pada tahun 1992, psikolog Dr. Bruce A. Bracken mengusulkan 6 area spesifik yang berkaitan dengan konsep diri. Apa saja?
Selain itu, ada pula psikolog Carl Rogers yang memetakan konsep diri ke dalam 3 bagian, yaitu:
Cara seseorang melihat dirinya sendiri yang meliputi karakteristik fisik, kepribadian, hingga peran secara sosial. Terkadang, self-image ini bisa berbeda antara anggapan diri sendiri dan orang di sekitar.
Self-esteem adalah cara seseorang menghargai dirinya sendiri. Ada banyak faktor yang bisa berpengaruh mulai dari bagaimana membandingkan diri sendiri dengan orang lain hingga cara orang lain merespons Anda. Ketika respons orang cenderung positif, artinya self-esteem pun positif. Begitu pula sebaliknya.
Merupakan harapan tentang diri sendiri. Pada banyak kasus, terkadang cara memandang diri sendiri dengan harapan ini tidak serupa.
Baca Juga
Berbagai contoh konsep diri ini bisa berbeda dengan realita. Ada orang yang yakin dirinya sangat pandai di bidang akademis, padahal transkrip nilai di akhir semester berkata lain. Dalam dunia psikologi, hal ini disebut dengan congruence dan incongruence.
Akar utama dari ketidaksesuaian atau incongruence ini ada pada pengalaman masa kecil. Contohnya ketika orangtua hanya menunjukkan kasih sayang jika anak sudah melakukan hal tertentu, mulai ada bias di pikiran mereka. Pengalaman dan memori menganggap bahwa sebenarnya mereka tidak berhak mendapatkan kasih sayang orangtua.
Di sisi lain, kasih sayang tanpa syarat justru bisa menumbuhkan kesesuaian atau congruence. Anak kecil yang merasakan kasih sayang semacam ini tak perlu bersusah payah mengubah memorinya untuk yakin orang lain bisa menunjukkan kepedulian yang sama.
Baca Juga
Jadi, masa kecil bisa berpengaruh besar pada pembentukan konsep diri ini. Bagi orangtua, ini bisa menjadi alarm untuk memberikan yang terbaik agar si kecil tumbuh tanpa adanya troubled inner child dan merasa utuh akan konsep dirinya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar hubungan antara konsep diri dengan kesehatan mental, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat kentang tidak hanya sebagai pengganti karbohidrat berupa nasi, tetapi juga mampu menjaga kesehatan kadar gula darah, jantung, hingga perawatan kulit Anda.
Membaca buku adalah kegiatan yang baik bagi kesehatan otak. Namun ada jenis buku yang baik untuk itu. Beberapa di antaranya adalah buku biografi, sejarah, literatur klasik, hingga buku agama dan budaya.
Penderita kanker tentu memerlukan perhatian dari orang terdekat. Ada beberapa tips yang bisa Anda coba untuk menghadapi momen baru dalam hidup tersebut
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved