Ricin adalah racun yang secara alami memang ada di biji kastuari atau castor beans. Apabila seseorang mengunyahnya secara langsung, zat yang juga disebut risin ini bisa menyebabkan keracunan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
22 Apr 2021
Ricin merupakah zat beracun dari biji kastuari
Table of Content
Ricin adalah racun yang secara alami memang ada di biji kastuari atau castor beans. Apabila seseorang mengunyahnya secara langsung, zat yang juga disebut risin ini bisa menyebabkan keracunan. Namun, zat beracun ini bisa menjadi tidak aktif apabila dipanaskan di suhu lebih dari 80 derajat Celsius.
Advertisement
Menariknya, ricin ini juga telah menjadi media eksperimen dalam obat untuk membunuh sel-sel kanker.
Biji kastuari atau biji jarak pagar biasanya diolah menjadi minyak kastuari. Ricin ini merupakan protein beracun yang termasuk zat sisa dari proses pembuatannya. Seberapa banyak ricin yang dihasilkan bergantung pada dosis dan paparan dari tanaman Ricinus communis ini.
Zat beracun ini pertama kali ditemukan oleh peneliti asal Jerman bernama Peter Hermann. Pada tahun 1888, Hermann bekerja di Rusia dan terlibat dalam proses ekstraksi zat dari biji kastuari.
Dalam kondisi normal, risin termasuk zat yang stabil. Namun, kondisinya bisa jadi tidak aktif apabila dipanaskan lebih dari 80 derajat Celsius.
Baca Juga
Ketika seseorang tanpa sengaja menelan ricin, zat ini akan masuk ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, sel tidak bisa memproduksi protein yang diperlukannya. Tanpa adanya protein, sel-sel tubuh akan mati dan mengancam nyawa orang yang keracunan.
Gejala awal keracunan ricin bisa terjadi pada 4 hingga 24 jam sejak terpapar. Umumnya, gejala muncul kurang dari 10 jam. Lebih jauh lagi, gejala yang muncul ketika menghirup ricin adalah:
Untuk mengetahui apakah ada penumpukan cairan di paru-paru, dokter akan melakukan x-ray atau pemeriksaan dengan stetoskop. Apabila fatal, tekanan darah rendah dan gagal napas bisa menyebabkan kematian.
Di sisi lain, gejala ketika seseorang menelan zat beracun ini bisa berbeda, di antaranya:
Selain terhirup dan tertelan, kecil kemungkinan seseorang mengalami keracunan ricin hanya dengan kontak di kulit. Mungkin muncul reaksi seperti kulit kemerahan atau terasa nyeri di mata.
Hanya saja, perlu berhati-hati apabila tangan terkontaminasi ricin dan kemudian langsung makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Ini menjadi kemungkinan ricin tertelan.
Hingga kini belum ada tes khusus untuk mengetahui seberapa banyak paparan ricin di tubuh seseorang.
Begitu pula vaksin atau penawarnya, juga belum ditemukan. Cara terbaik untuk mencegah keracunan adalah menghindarinya.
Keracunan ricin bisa menewaskan seseorang dalam waktu 36-72 jam sejak terpapar. Menurut laporan, ada orang yang mengalami keracunan hanya dengan terpapar 1,5 biji kastuari hingga 30 biji.
Sebenarnya, kecil kemungkinan seseorang bisa mengalami keracunan risin dengan tanpa sengaja mengonsumsi biji kastuari. Di sisi lain, ada kemungkinan zat ini dijadikan senjata biologis untuk meracuni seseorang.
Bentuknya bisa berupa bubuk atau cairan. Kontaminasi bisa terjadi lewat udara, makanan, dan juga air.
Contoh kasus pernah terjadi pada tahun 1978. Kala itu, seorang jurnalis asal Bulgaria bernama Georgi Markov meninggal setelah diserang seorang pria dengan payung. Markov yang tinggal di London ini tewas karena payung digunakan untuk menyuntikkan pelet ricin ke tubuhnya.
Sementara itu, pada tahun 1940an tentara Amerika Serikat pernah bereksperimen dengan menggunakan ricin sebagai senjata biologis. Pada beberapa kasus, ricin pernah menjadi senjata dalam operasi militer tahun 1980 di Irak.
Di dunia medis, ricin juga terus menjadi bahan eksperimen sebagai obat untuk membunuh sel kanker.
Baca Juga
Keracunan ricin tidaklah menular. Hanya saja, mungkin saja menjadi media penularan ketika Anda kontak langsung dengan orang yang keracunan. Oleh sebab itu, lakukan beberapa hal ini untuk mengurangi paparan risin semaksimal mungkin:
Ketika gejala semakin parah, jangan tunda pula untuk mendapat penanganan medis darurat. Jangan memaksakan diri untuk muntah atau minum air tanpa supervisi dari tenaga medis.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar zat beracun ini dan amannya konsumsi minyak kastuari, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Jika ada anggapan bahwa tremor atau gemetarnya bagian tubuh tertentu identik dengan orang berusia lanjut. Namun hal ini bisa terjadi pada yang berusia muda.
28 Jun 2021
Infeksi terjadi ketika bakteri masuk lewat luka terbuka di tubuh manusia. Ketika bakteri berkembang biak, respons sistem imun yang paling umum muncul adalah pembengkakan dan peradangan. Jika dibiarkan, luka gigitan hewan bisa mengancam nyawa. Kenali bahayanya.
29 Jul 2020
Biasanya, tepung tapioka digunakan sebagai bahan pengental dalam sup, saus, dan juga pie. Sayangnya, tepung ini kaya akan karbohidrat kosong. Namun ada beberapa alternatif pengganti tepung tapioka yang lebih sehat seperti pati kentang hingga tepung beras.
16 Jul 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved