logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit

Mengenal Kejang pada Bayi dan Gejala yang Ditimbulkan

open-summary

Kejang pada bayi biasanya hanya terjadi di bagian tubuh tertentu. Kondisi ini terlihat seperti gerakan bayi pada umumnya, namun biasanya gerakannya berulang dan identik setiap kali terjadi.


close-summary

27 Mei 2019

| dr. Adelina Haryono

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Kejang pada bayi terjadi di hari pertama demam dan berlangsung selama 3 hingga 5 menit

Kejang demam merupakan salah satu jenis kejang pada bayi yang sering terjadi

Table of Content

  • Penyebab kejang pada bayi 
  • Gejala kejang pada bayi
  • Bayi kejang demam atau step pada bayi
  • Cara mengatasi step pada anak bayi
  • Kondisi kejang atau step pada bayi yang membutuhkan penanganan darurat

Para orang tua yang memiliki bayi mungkin cukup familiar dengan istilah kejang. Saat bayi mengalami demam, ada kemungkinan kejang yang bisa menyertainya. Kejang pada bayi tentu saja akan membuat orang tua khawatir karena kejang identik dengan kondisi kesehatan yang cukup berbahaya.

Advertisement

Akan tetapi, orang tua tidak perlu khawatir karena kejang pada bayi tidak seperti kejang pada anak-anak yang lebih besar. Kejang demam pada bayi biasanya membuat anak kelojotan (kejang umum), tetapi ternyata kejang yang demikian jarang ditemukan pada bayi.

Penyebab kejang pada bayi 

Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti penyebab kejang pada anak atau bayi. Namun, beberapa kondisi berikut mungkin bisa menjadi salah satu penyebabnya.

1. Demam

Hal yang paling umum menyebabkan bayi kejang adalah karena suhu tubuhnya terlalu tinggi. Kejang pada anak yang disebabkan oleh demam biasa disebut kejang demam.

Kondisi ini biasa terjadi pada anak usia di bawah 4 tahun. Kejang demam dapat menyebabkan si kecil sawan yang membuat orangtua kebingungan.

2. Epilepsi

Epilepsi juga bisa menjadi penyebab kejang pada anak. Sekiranya 30 persen anak penderita epilepsi akan mengalami kejang hingga mereka dewasa. Namun, pada sebagian lainnya bisa membaik seiring berjalannya waktu. Kejang pada anak akibat epilepsi biasanya disebabkan karena anak kurang tidur, stres, sedang sakit atau demam, makan berlebih hingga terkena cahaya berlebih.

3. Meningitis

Pada kasus yang lebih serius, kejang bisa menjadi pertanda adanya peradangan selaput otak atau meningitis. Selain kejang, gejala meningitis pada anak juga diiringi dengan demam, rewel, sakit kepala hingga ruam kulit.

Sementara pada bayi, meningitis ditandai dengan sejumlah gejala lain seperti muntah bayi kuning, sering mengantuk atau sulit dibangunkan, tidak mau menyusu, lesu dan tidak menanggapi saat diajak berinteraksi.

Gejala kejang pada bayi

Seperti yang disinggung sebelumnya, kejang pada bayi berbeda dengan kejang yang dialami anak-anak yang lebih besar. Sebagian besar kejang pada bayi adalah kejang parsial, yaitu kejang pada bagian tubuh tertentu saja.

Hal ini disebabkan karena otak bayi yang masih berkembang sehingga tidak dapat memberi respons terkoordinasi seperti kejang umum pada anak yang lebih besar. 

Kejang pada bayi baru lahir atau saat anak berusi kurang dari 1 bulan dapat berupa gerakan-gerakan kecil yang seringkali tidak disadari oleh orang tua. Adapun gejala kejang pada bayi tanpa demam misalnya:

  • Perubahan pola napas
  • Gerakan/kedutan pada kelopak mata atau bibir, atau mata tampak berkedip-kedip
  • Kaki bergerak seperti mengayuh sepeda
  • Lengan, tungkai, atau tubuh tersentak atau menjadi kaku
  • Bayi mungkin menjadi kurang responsif dan sulit untuk menarik perhatian bayi

Sedangkan, bayi yang lebih besar dapat menunjukkan gejala kejang tanpa demam berupa:

  • Spasme infantil: badan, lengan, dan tungkai bayi menjadi kaku, atau kedua lengannya telentang keluar
  • Kepala bayi mengangguk-angguk
  • Kedua tungkai tersentak ke arah perut dengan posisi lutut tertekuk
  • Seluruh badan kaku dan mata berkedip-kedip
  • Bayi mungkin berhenti beraktivitas dan memiliki tatapan kosong atau melihat ke salah satu sisi saja. Kondisi ini dapat disertai dengan sentakan anggota tubuh dan kejang seluruh tubuh.

Kejang pada anak memang tampak seperti gerakan bayi pada umumnya. Namun, ada beberapa petunjuk yang bisa digunakan untuk mengenali kejang pada bayi yang dialami:

  • Episode gerakan yang berulang dan identik setiap kali terjadi
  • Episode serangan kejang tidak dipicu oleh perubahan postur tubuh atau perubahan aktivitas (misalnya sentakan tubuh bukan disebabkan oleh kaget akibat suara yang keras).
  • Gerakan bayi tidak bisa dihentikan dengan sentuhan. Atau jika tungkai menjadi lurus dan kaku, tungkai bayi tidak dapat dibengkokkan lagi semudah biasanya.

Bayi kejang demam atau step pada bayi

Kejang demam pada bayi disebabkan oleh ketidaknormalan aktivitas listrik otak yang dipicu oleh demam tinggi. Hingga saat ini belum diketahui mekanisme mengapa demam pada anak dapat memicu kejang.

Namun, kejang dapat terjadi jika suhu tubuh bayi naik atau turun terlalu cepat.

Beberapa karakteristik kejang demam pada bayi, antara lain:

  • Kejang demam terjadi pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, tetapi paling sering pada anak usia lebih dari 1 tahun. Kejang pada bayi yang belum berusia 6 bulan harus diwaspadai karena bukan termasuk kejang demam.
  • Demam lebih dari 38°. Pada beberapa kasus, kejang timbul lebih dulu dan demam timbul beberapa jam kemudian.
  • Kejang terjadi di hari pertama demam.
  • Kejang berlangsung selama 3-5 menit.
  • Biasanya seorang anak mengalami kejang demam sebanyak 1-2 kali.
  • Awalnya kejang terjadi pada satu bagian tubuh (fokal), yang kemudian melibatkan seluruh tubuh (kejang umum); atau melibatkan seluruh tubuh dari awal.

Cara mengatasi step pada anak bayi

Ketika bayi mengalami kejang demam atau step pada bayi, orangtua dianjurkan tetap tenang dan tidak panik.

Orangtua sebaiknya segera melakukan pertolongan pertama penanganan kejang pada anak dengan cara berikut ini:

  • Letakkan bayi di tempat yang datar. Tempat ini sebaiknya luas dan bebas sehingga anak tidak akan terbentur atau tertimpa benda tertentu saat kejang.
  • Posisikan anak tidur menyamping untuk mencegahnya tersedak saat kejang.
  • Longgarkan pakaiannya, terutama pada bagian leher.
  • Jangan memaksa untuk menahan gerakan tubuh anak. Cukup jaga agar posisi tubuhnya tetap aman.
  • Jangan memasukkan benda apa pun ke mulutnya, termasuk minuman atau obat-obatan.
  • Ucapkanlah kata-kata yang menenangkan agar Si Kecil merasa lebih nyaman.
  • Catat berapa lama bayi Anda mengalami kejang.
  • Amati kondisinya saat kejang, terutama bila dia kesulitan bernapas atau wajahnya menjadi pucat dan kebiruan. Ini menandakan bahwa ia kekurangan oksigen dan membutuhkan penanganan medis secepatnya.
  • Jika memungkinkan, rekam kejadian saat anak sedang kejang sehingga dokter bisa mengetahui dengan pasti seperti apa kejang yang dialami Si Kecil.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kejang demam adalah dengan berusaha menurunkan suhu tubuh anak. Anda dapat memberikan obat penurun panas seperti parsetamol atau ibuprofen. 

Hindari obat berbahan aktif asam asetilsalisilat, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius. Selain itu, berikan kompres hangat (bukan kompres dingin) pada dahi, ketiak, dan lipatan siku untuk bantu menurunkan panas si Kecil. 

Kondisi kejang atau step pada bayi yang membutuhkan penanganan darurat

Setelah memberikan pertolongan pertama, orangtua tetap perlu membawa buah hati ke dokter walaupun kondisi kejangnya sudah berhenti. Hal ini penting dilakukan agar dokter dapat memeriksa kondisi bayi dan mengetahui penyebab kejang yang dialami. 

Bahkan, orangtua perlu segera membawa Si Kecil ke dokter apabila ia mengalami: 

  • Kejang selama lebih dari 5 menit.
  • Kejang hanya pada beberapa bagian tubuh, bukan seluruhnya.
  • Kesulitan bernapas dan wajah atau bibirnya menjadi kebiruan.
  • Kejang berulang dalam waktu 24 jam.

Baca Juga

  • Epilepsi pada Lansia, Ini Penyebab dan Cara Mengenalinya
  • Bayi Kejang saat Tidur, Penyebabnya Bukan Hanya Epilepsi
  • Kejang Pada Bayi dapat Memicu Cedera Otak, Ini Penjelasannya

Sebagian besar kejang pada bayi bukan sesuatu yang membahayakan. Namun, para orangtua tetap perlu waspada. Sebab, pada beberapa kasus yang jarang terjadi, kejang demam  merupakan tanda epilepsi atau gangguan medis serius lainnya. 

Saat Si Kecil mengalami kejang, orangtua perlu memberikan pertolongan pertama dengan tepat. Jika bayi kejang dan membutuhkan pertolongan pertama, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Advertisement

kejangkejang demam

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved