Kejang pada bayi biasanya hanya terjadi di bagian tubuh tertentu. Kondisi ini terlihat seperti gerakan bayi pada umumnya, namun biasanya gerakannya berulang dan identik setiap kali terjadi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
27 Mei 2019
Kejang demam merupakan salah satu jenis kejang pada bayi yang sering terjadi
Table of Content
Para orang tua yang memiliki bayi mungkin cukup familiar dengan istilah kejang. Saat bayi mengalami demam, ada kemungkinan kejang yang bisa menyertainya. Kejang pada bayi tentu saja akan membuat orang tua khawatir karena kejang identik dengan kondisi kesehatan yang cukup berbahaya.
Advertisement
Akan tetapi, orang tua tidak perlu khawatir karena kejang pada bayi tidak seperti kejang pada anak-anak yang lebih besar. Kejang demam pada bayi biasanya membuat anak kelojotan (kejang umum), tetapi ternyata kejang yang demikian jarang ditemukan pada bayi.
Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti penyebab kejang pada anak atau bayi. Namun, beberapa kondisi berikut mungkin bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Hal yang paling umum menyebabkan bayi kejang adalah karena suhu tubuhnya terlalu tinggi. Kejang pada anak yang disebabkan oleh demam biasa disebut kejang demam.
Kondisi ini biasa terjadi pada anak usia di bawah 4 tahun. Kejang demam dapat menyebabkan si kecil sawan yang membuat orangtua kebingungan.
Epilepsi juga bisa menjadi penyebab kejang pada anak. Sekiranya 30 persen anak penderita epilepsi akan mengalami kejang hingga mereka dewasa. Namun, pada sebagian lainnya bisa membaik seiring berjalannya waktu. Kejang pada anak akibat epilepsi biasanya disebabkan karena anak kurang tidur, stres, sedang sakit atau demam, makan berlebih hingga terkena cahaya berlebih.
Pada kasus yang lebih serius, kejang bisa menjadi pertanda adanya peradangan selaput otak atau meningitis. Selain kejang, gejala meningitis pada anak juga diiringi dengan demam, rewel, sakit kepala hingga ruam kulit.
Sementara pada bayi, meningitis ditandai dengan sejumlah gejala lain seperti muntah bayi kuning, sering mengantuk atau sulit dibangunkan, tidak mau menyusu, lesu dan tidak menanggapi saat diajak berinteraksi.
Seperti yang disinggung sebelumnya, kejang pada bayi berbeda dengan kejang yang dialami anak-anak yang lebih besar. Sebagian besar kejang pada bayi adalah kejang parsial, yaitu kejang pada bagian tubuh tertentu saja.
Hal ini disebabkan karena otak bayi yang masih berkembang sehingga tidak dapat memberi respons terkoordinasi seperti kejang umum pada anak yang lebih besar.
Kejang pada bayi baru lahir atau saat anak berusi kurang dari 1 bulan dapat berupa gerakan-gerakan kecil yang seringkali tidak disadari oleh orang tua. Adapun gejala kejang pada bayi tanpa demam misalnya:
Sedangkan, bayi yang lebih besar dapat menunjukkan gejala kejang tanpa demam berupa:
Kejang pada anak memang tampak seperti gerakan bayi pada umumnya. Namun, ada beberapa petunjuk yang bisa digunakan untuk mengenali kejang pada bayi yang dialami:
Kejang demam pada bayi disebabkan oleh ketidaknormalan aktivitas listrik otak yang dipicu oleh demam tinggi. Hingga saat ini belum diketahui mekanisme mengapa demam pada anak dapat memicu kejang.
Namun, kejang dapat terjadi jika suhu tubuh bayi naik atau turun terlalu cepat.
Beberapa karakteristik kejang demam pada bayi, antara lain:
Ketika bayi mengalami kejang demam atau step pada bayi, orangtua dianjurkan tetap tenang dan tidak panik.
Orangtua sebaiknya segera melakukan pertolongan pertama penanganan kejang pada anak dengan cara berikut ini:
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kejang demam adalah dengan berusaha menurunkan suhu tubuh anak. Anda dapat memberikan obat penurun panas seperti parsetamol atau ibuprofen.
Hindari obat berbahan aktif asam asetilsalisilat, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius. Selain itu, berikan kompres hangat (bukan kompres dingin) pada dahi, ketiak, dan lipatan siku untuk bantu menurunkan panas si Kecil.
Setelah memberikan pertolongan pertama, orangtua tetap perlu membawa buah hati ke dokter walaupun kondisi kejangnya sudah berhenti. Hal ini penting dilakukan agar dokter dapat memeriksa kondisi bayi dan mengetahui penyebab kejang yang dialami.
Bahkan, orangtua perlu segera membawa Si Kecil ke dokter apabila ia mengalami:
Baca Juga
Sebagian besar kejang pada bayi bukan sesuatu yang membahayakan. Namun, para orangtua tetap perlu waspada. Sebab, pada beberapa kasus yang jarang terjadi, kejang demam merupakan tanda epilepsi atau gangguan medis serius lainnya.
Saat Si Kecil mengalami kejang, orangtua perlu memberikan pertolongan pertama dengan tepat. Jika bayi kejang dan membutuhkan pertolongan pertama, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Ditulis oleh dr. Adelina Haryono
Referensi
Artikel Terkait
Cara mengatasi kejang pada anak yang benar adalah dengan membaringkan anak di lantai dalam posisi miring. Lalu, bersihkan mulut anak dan longgarkan pakaiannya. Cek pernapasan anak. Jika masih lancar, maka pantau terus kondisinya.
8 Agt 2023
Pengaruh epilepsi pada tumbuh kembang anak bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Pada kebanyakan kasus, epilepsi dapat menyebabkan anak memiliki gangguan belajar seperti sulit mengingat dan ketidakmampuan berpikir kritis.
13 Jun 2019
Penanganan kejang pada ibu hamil harus dilakukan sesegera mungkin agar tidak mengancam nyawa ibu dan bayi. Kejang saat hamil ditangani dokter dengan pemberian magnesium sulfat.
3 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved