Beta blocker adalah obat yang digunakan untuk menangani berbagai kondisi pada jantung, termasuk menurunkan tekanan darah. Sebelum menggunakan obat ini, kenali lebih jauh mengenai kegunaan dan efek sampingnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
27 Agt 2020
Obat beta blocker dapat mengurangi kecepatan detak jantung
Table of Content
Beta blocker adalah obat yang digunakan untuk membantu mengurangi kecepatan dan kekuatan detak jantung sekaligus menurunkan tekanan darah. Obat ini bekerja dengan memblokir efek hormon adrenalin yang berlebih.
Advertisement
Tak hanya itu, beta blocker juga membantu membuka vena dan arteri untuk meningkatkan aliran darah. Sama seperti obat lainnya, terdapat efek samping yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan obat ini.
Jumlah hormon adrenalin yang terlalu banyak bisa menyebabkan jantung berdetak cepat, tekanan darah tinggi, keringat berlebih, kecemasan, dan jantung berdebar. Hal tersebut membuat jantung bekerja lebih keras hingga bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Beta blocker berfungsi untuk menghalangi pelepasan hormon tersebut sehingga dapat mengurangi stres pada jantung. Obat ini juga bisa menghalangi produksi angiotensin II untuk memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih lancar.
Obat beta blocker umumnya diresepkan untuk kondisi yang berhubungan dengan jantung, di antaranya:
Terkadang, beta blocker juga diresepkan untuk kondisi lain, seperti migrain, kecemasan, glaukoma, tiroid hiperaktif, dan tremor.
Beta blocker terdiri dari dua jenis utama, yaitu selektif dan nonselektif. Beta blocker selektif memengaruhi jantung, sementara yang nonselektif memengaruhi bagian tubuh lainnya. Berikut beberapa contoh obat beta blocker yang dikonsumsi secara oral:
Sebelum meresepkan obat ini, dokter mempertimbangkan banyak faktor, seperti kondisi kesehatan, risiko efek samping, dan obat lain yang Anda konsumsi.
Beta blocker tidak disarankan untuk digunakan sebagai pengobatan pertama hipertensi. Obat ini baru diresepkan apabila obat lain, misalnya diuretik, tidak bekerja secara efektif.
Dokter juga dapat meresepkan beta blocker sebagai salah satu dari kombinasi obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah.
Baca Juga
Meski begitu, beta blocker relatif efektif dan aman digunakan untuk mengobati masalah jantung. Efek samping paling umum yang dapat terjadi akibat obat ini, yaitu:
Beta blocker dapat memperlambat detak jantung yang bisa memicu terjadinya gejala tekanan darah rendah (hipotensi), seperti kelelahan dan pusing.
Melambatnya detak jantung dapat membuat darah sulit mencapai ekstremitas (anggota gerak tubuh) karena buruknya sirkulasi darah. Hal tersebut kemungkinan bisa membuat Anda mengalami sensasi dingin atau kesemutan pada tangan dan kaki.
Efek samping beta blocker lainnya yang bisa terjadi adalah gangguan pencernaan, seperti sakit perut, mual, diare, atau sembelit. Mengonsumsi obat ini setelah makan dapat membantu meredakannya.
Beberapa orang melaporkan terjadinya disfungsi ereksi ketika mengonsumsi beta blocker. Kondisi ini merupakan efek samping umum dari obat-obatan penurun tekanan darah.
Penambahan berat badan merupakan efek samping dari beberapa beta blocker nonselektif. Tidak diketahui secara pasti mengapa hal ini terjadi, tetapi diduga berkaitan dengan efek obat yang memengaruhi metabolisme.
Sementara itu, sejumlah efek samping lain yang jarang terjadi, di antaranya:
Beta blocker dapat menyebabkan kejang otot paru-paru sehingga membuat orang yang mengonsumsinya sulit bernapas. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki masalah paru-paru.
Beta blocker dapat memicu gula darah tinggi pada penderita diabetes.
Efek samping ini lebih sering terjadi pada penggunaan beta blocker nonselektif.
Pastikan untuk menggunakan obat beta blocker sesuai resep dokter. Perhatikan interaksi, peringatan, maupun kontraindikasi obat yang terdapat dalam label kemasan.
Penggunaan beta blocker memiliki risiko yang lebih besar pada penderita asma, PPOK, hipotensi, bradikardia, fenomena Raynaud, gagal jantung kongestif parah, dan penyakit arteri perifer parah.
Jika efek samping beta blocker yang muncul terasa sangat mengganggu, konsultasikan pada dokter mengenai penghentian atau penggantian obat. Jangan berhenti menggunakan obat ini secara tiba-tiba karena dapat meningkatkan risiko masalah jantung yang serius.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Flakka adalah cathinone sintetis yang masuk ke dalam kelas obat psikoaktif. Flakka merupakan jenis narkoba yang lebih berbahaya daripada kokain dan juga meth.
13 Jan 2020
Menurut penelitian, makan daging kambing tidak akan menyebabkan darah tinggi secara langsung. Namun jika diolah dengan banyak garam dan dikonsumsi secara berlebihan, kondisi ini bisa memicu hipertensi.
9 Okt 2023
Jika pesanan tidak bisa dipenuhi oleh penjual tapi pembayaran sudah terlanjur dilakukan, maka Anda berhak mengajukan pengembalian dana di Toko SehatQ. Selain pengembalian dana, pengembalian barang juga dapat dilakukan apabila barang yang dipesan diterima dalam kondisi rusak.
7 Apr 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved