Seiring dengan berjalannya usia, para lansia rentan mengalami demensia. Demensia membuat lansia mengalami penurunan kemampuan kognitif, seperti mudah lupa, sulit berkonsentrasi, bahkan perubahan perilaku. Gejala yang muncul ini mungkin saja berbeda, bergantung pada jenis demensia yang dialami.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
16 Jun 2021
Ada berbagai macam jenis demensia dengan gejala yang mungkin berbeda
Table of Content
Saat memasuki usia senja, beberapa lansia mungkin saja mengalami penurunan kemampuan berpikir. Bisa jadi, ini adalah tanda-tanda lansia mengalami demensia. Terdapat beberapa jenis demensia yang disebabkan oleh penyakit yang berbeda-beda pula. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Advertisement
Demensia sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan sekumpulan gejala yang berhubungan dengan menurunnya kemampuan berpikir (kognitif). Kondisi yang juga familier dikenal dengan pikun ini merupakan sebuah tanda penyakit tertentu.
Bergantung penyebabnya, demensia dibedakan ke dalam berbagai jenis, yaitu:
Sesuai namanya, jenis demensia Alzheimer adalah penurunan kemampuan kognitif yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer. Alzheimer merupakan kondisi paling umum yang menyebabkan demensia.
Banyak orang keliru mengartikan bahwa demensia dan Alzheimer adalah kondisi yang serupa. Padahal, terdapat perbedaan antara Alzheimer dan demensia. Alzheimer menyebabkan demensia, akan tetapi demensia tidak selalu disebabkan oleh Alzheimer.
Otak tersusun atas jutaan sel saraf yang saling berhubungan satu sama lain. Pada penderita Alzheimer, saraf-saraf ini tidak saling terhubung akibat adanya pembentukan protein abnormal yang menyumbat atau menyebabkan “kekusutan”.
Jenis demensia Alzheimer juga terjadi akibat unsur kimia yang bertugas sebagai pengantar sinyal ke otak tidak bekerja dengan baik. Akibatnya, pesan yang disampaikan ke otak juga terganggu. Inilah yang kemudian membuat penderita Alzheimer mengalami masalah memori.
Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab kedua hal tersebut terjadi. Meski belum ada yang bisa menyembuhkan secara total, terdapat beberapa pilihan pengobatan Alzheimer yang membantu mengatasi gejala yang muncul.
Selain Alzheimer, masalah pembuluh darah juga menjadi salah satu jenis demensia yang kerap terjadi. Kondisi ini disebut dengan demensia vaskuler.
Normalnya, setiap inci dari tubuh kita membutuhkan aliran darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah yang terhambat dapat mengganggu, bahkan membuat sel-sel yang tak teraliri dengan baik berisiko mati. Sel-sel di otak adalah yang paling rentan.
Serangan stroke bisa menyebabkan seseorang mengalami demensia vaskuler. Namun, tidak semua stroke menyebabkan demensia.
Kondisi kesehatan lain yang menyebabkan terganggunya aliran darah ke otak juga dapat meningkatkan risiko mengalami tipe demensia ini.
Melansir dari Mayoclinic, beberapa orang memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami demensia vaskuler, di antaranya pernah mengalami stroke, memiliki penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok.
National Institute of Aging menjelaskan bahwa demensia Lewy body adalah penurunan kemampuan berpikir yang disebabkan oleh penumpukan protein alpha-synuclein di otak. Penumpukan protein inilah yang disebut dengan Lewy body.
Tipe demensia ini sering kali sulit diketahui di awal karena gejalanya yang mirip dengan Alzheimer atau gangguan psikologis lainnya, seperti skizofrenia.
Beberapa gejala demensia Lewy body, antara lain:
Baca Juga
Penyakit Parkinson sering kali hanya dihubungkan dengan masalah tremor, kesulitan bergerak, dan masalah mobilitas fisik lainnya. Padahal, kondisi ini juga dapat menyebabkan demensia.
Selain keluhan terkait fisik, seiring berjalannya waktu Parkinson dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif lansia yang mengarah kepada demensia.
Kondisi ini disebabkan terjadinya perubahan struktur kimia di otak. Demensia akibat Parkinson kerap kali dikaitkan dengan demensia Lewy body, yang terjadi akibat adanya penumpukan protein di otak.
Demensia pada Parkinson yang memburuk mungkin membuat penderitanya harus bergantung pada orang lain, sekalipun kemampuannya secara fisik masih terbilang memungkinkannya melakukan segala sesuatu secara mandiri. Hal ini karena demensia pada Parkinson juga memengaruhi kemampuan berpikirnya, seperti:
Demensia frontotemporal menggambarkan demensia yang terjadi akibat kerusakan otak bagian depan (frontal) dan samping (temporal).
Otak kanan dan kiri bagian depan berperan dalam pengaturan suasana hati, kemampuan sosial, penilaian, perencanaan, dan kontrol diri. Sementara itu, otak bagian temporal berperan dalam memproses pendengaran dan menerjemahkan penglihatan.
Gejala yang muncul bisa jadi berbeda-beda, tergantung area otak yang terdampak. Kerusakan pada bagian otak ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan-kemampuan tersebut.
Beberapa gejala yang mungkin muncul, di antaranya perubahan kepribadian, emosi yang tidak stabil, penurunan kemampuan berbahasa, atau mengenal objek.
Pada tahap awal, tipe demensia frontotemporal jarang yang memengaruhi kemampuan daya ingat. Hal inilah yang menjadi pembeda dengan demensia Alzheimer.
Banyak studi menyebut bahaya konsumsi alkohol berlebih, salah satunya penyakit lever. Namun, tak hanya itu, konsumsi alkohol berlebih nyatanya juga dapat memengaruhi kemampuan berpikir, dan menyebabkan demensia.
Jenis demensia yang disebabkan oleh terlalu banyak konsumsi alkohol disebut juga sebagai Wernicke-Korsakoff syndrome.
Demensia akibat alkohol terjadi karena otak kekurangan vitamin B1. Padahal, vitamin B1 (tiamin) diperlukan otak untuk mengubah gula menjadi energi.
Sindrom Korsakoff umum dialami oleh para pecandu alkohol. Meski demikian, beberapa kondisi kesehatan lain juga dapat menyebabkan penyakit ini, seperti AIDS, kanker yang menyebar, infeksi kronis (menahun), atau kurang gizi.
Sesuai namanya, mixed dementia, atau demensia campuran adalah kondisi saat seseorang mengalami beberapa jenis demensia dalam satu waktu.
Misalnya saja, beberapa orang mungkin mengalami demensia Alzheimer dan demensia vaskuler secara bersamaan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa demensia campuran adalah jenis demensia yang paling umum terjadi pada lansia.
Baca Juga
Sesungguhnya, hingga saat ini belum ada cara yang benar-benar terbukti untuk mencegah berbagai jenis demensia. Hal ini karena para peneliti masih berusaha menemukan penyebab kondisi ini dapat terjadi.
Meski demikian, ada bukti bahwa menjalani gaya hidup sehat dapat menurunkan risiko Anda mengalami demensia di masa tua nanti.
Beberapa cara mencegah demensia (pikun), yang dapat Anda lakukan, antara lain:
Beberapa jenis demensia memiliki gejala yang serupa antara satu dengan yang lainnya. Mengingat penyebabnya berbeda, kemungkinan pengobatan demensia alzheimer atau tipe lainnya juga bisa bervariasi.
Itu sebabnya, penting bagi Anda memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui pasti apa yang menjadi penyebabnya. Anda juga bisa melakukan pemeriksaan secara rutin untuk menemukan kelainan yang ada sedini mungkin.
Anda juga bisa memanfaatkan fitur chat dokter dari aplikasi kesehatan keluarga SehatQ untuk bertanya seputar ciri demensia atau masalah kognitif pada lansia lainnya. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Rena Widyawinata
Referensi
Artikel Terkait
Dandy walker syndrome ajalah jenis penyakit genetik langka yang menyerang otak bagian belakang. Penderita penyakit ini mengalami hambatan dalam fungsi motorik.
7 Apr 2023
Lansia kerap terlihat mengantuk dan tidur sepanjang hari sebenarnya disebabkan oleh penurunan kualitas dan gangguan tidur di malam hari. Namun, ada juga penyebab lainnya.
16 Nov 2021
Pernahkah Anda mengalami sudah ingat di otak namun yang terucap di mulut hanya hurufnya saja? Fenomena otak dan mulut tidak sinkron ini disebut lethologica.
13 Agt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved