Imunoterapi adalah penanganan kanker yang bekerja dengan cara mendorong sistem imun untuk menyerang sel kanker. Contoh munoterapi adalah checkpoint inhibitor, antibodi monoklonal, dan vaksin kanker.
2023-03-18 04:39:29
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Imunoterapi disebutkan dapat menjadi terobosan yang menjanjikan untuk menangani kanker
Table of Content
Kanker masih menjadi penyakit yang menjadi momok masyarakat. Para ahli pun terus berlomba mencari penanganan kanker yang efektif dengan efek samping yang lebih minimal. Salah satu terobosan medis yang menjanjikan dalam penanganan kanker adalah imunoterapi – terapi kanker yang mengandalkan sistem imun. Ketahui manfaat dan jenis-jenisnya.
Advertisement
Imunoterapi adalah jenis pengobatan kanker yang mendorong kerja sistem imun untuk melawan sel kanker. Imunoterapi, atau disebut juga dengan imuno-onkologi, membantu “mengedukasi” sistem imun untuk mengenali dan menyerang sel kanker spesifik, menguatkan performa sel imun untuk menyingkirkan kanker, serta menguatkan respons sistem imun.
Imunoterapi merupakan salah satu bentuk terapi biologis. Artinya, terapi ini dilakukan dengan menggunakan komponen dari organisme hidup untuk memerangi kanker. Imunoterapi dapat dilakukan secara intravena, obat minum, obat oles, serta secara intravesikal (melalui kandung kemih).
Imunoterapi disebutkan dapat menjadi terobosan yang menjanjikan untuk menangani kanker. Bahkan, pada Desember 2019, Foods and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat telah menyetujui imunoterapi sebagai penanganan untuk hampir 20 jenis kanker di antaranya adalah kanker kandung kemih, otak, payudara, kolorektal, ginjal, paru-paru, prostat, hingga kulit.
Pada beberapa kasus, imunoterapi dapat menjadi satu-satunya penanganan untuk jenis kanker tertentu. Namun, beberapa kasus kanker akan membutuhkan kombinasi imunoterapi dengan penanganan lain untuk membasmi kanker.
Sebagai terobosan medis dalam penanganan kanker, imunoterapi memiliki potensi manfaat berikut ini:
Terdapat beberapa jenis atau contoh imunoterapi yang dapat digunakan untuk mengatasi kanker, termasuk:
Checkpoint inhibitor adalah obat-obatan yang dapat menghambat pengatur kerja imun yang disebut immune checkpoint. Immune checkpoint pada dasarnya menjadi “rem” bagi sistem imun agar tidak bekerja terlalu kuat.
Dengan menghambat rem imun atau immune checkpoint tersebut, obat-obatan imunoterapi ini dapat mendorong sistem imun bekerja lebih optimal untuk memerangi sel kanker.
Terapi transfer sel T mendorong kemampuan alami sel T untuk melawan kanker. Terapi ini dilakukan dengan mengambil sel imun yang ada di tumor pasien, lalu dipilih dan dimodifikasi di laboratorium. Sel yang telah dimodifikasi tersebut diinjeksikan kembali ke tubuh pasien untuk menyerang sel kanker.
Antibodi monoklonal dilakukan dengan protein yang dibuat di laboratorium untuk menargetkan sel kanker. Terapi ini dapat bermanfaat karena antibodi monoklonal dapat menyerang sel kanker yang sangat spesifik.
Vaksin kanker diberikan untuk menguatkan respons sistem imun untuk menyerang kanker. Vaksin kanker biasanya diberikan untuk mengatasi atau menurunkan risiko sel kanker muncul kembali setelah ditangani dengan terapi lain. Namun, vaksin kanker juga berpotensi untuk mencegah jenis kanker tertentu layaknya vaksin biasa.
Imunomodulator merupakan kelompok obat-obatan yang dapat meningkatkan fungsi imun untuk mengatasi kanker. Beberapa obat imunomodulator mendorong bagian imun yang spesifik. Sementara itu, beberapa imunomodulator lain dapat mendorong sistem imun secara umum.
Imunoterapi ini menggunakan jenis protein kecil pembawa pesan antar sel yang disebut sitokin – untuk merangsang sistem imun agar menyerang sel kanker.
Sesuai namanya, imunoterapi ini dilakukan dengan menggunakan virus yang telah dimodifikasi di laboratorium. Virus tersebut kemudian akan menginfeksi dan membunuh sel kanker.
Ya, seperti penanganan lain, imunoterapi juga memiliki risiko efek samping tertentu. Efek samping imunoterapi dapat bergantung pada jenis imunoterapi, kondisi kesehatan pasien, serta jenis dan lokasi kanker. Namun, secara umum, efek samping imunoterapi dapat berupa:
Reaksi kulit sebagai efek samping imunoterapi berisiko terjadi di area injeksi. Reaksi kulit tersebut dapat berupa:
Imunoterapi dapat menimbulkan efek samping menyerupai flu, misalnya:
Selain reaksi kulit atau gejala flu, efek samping lain juga berisiko terjadi, termasuk:
Beberapa jenis imunoterapi juga dapat menyebabkan reaksi alergi dan peradangan yang parah atau bahkan fatal. Namun, reaksi ini jarang terjadi. Jika Anda memutuskan untuk menjalani imunoterapi, Anda bisa mendiskusikan dengan dokter mengenai risiko efek samping dari imunoterapi spesifik yang akan Anda jalani.
Baca Juga
Imunoterapi adalah jenis penanganan kanker yang dilakukan dengan mendorong fungsi sistem imun. Terapi ini dapat menjadi terobosan baru dan diharapkan akan menjadi jawaban masyarakat dunia agar bisa “pulih” dari kanker.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Makanan gosong, seperti roti gosong atau daging gosong, dianggap memiliki kandungan karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. Meskipun demikian, anggapan ini masih menimbulkan perdebatan di kalangan ahli.
Bisul adalah infeksi bakteri yang disebabkan bakteri Staphylococcus aureus. Bisul berawal dari berupa benjolan berwarna merah. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko bisul, antara lain sistem imun lemah dan diabetes.
Cara menghilangkan daging tumbuh bisa dilakukan secara alami atau melalui bantuan dokter. Anda bisa mencoba menggunakan bawang putih, cuka apel, tea tree oil, ligasi, hingga operasi kecil.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved