logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Mengenal Halusinogen, Zat Pembuat Halusinasi

open-summary

Magic mushroom dan LSD adalah beberapa contoh halusinogen yang sering dikonsumsi. Halusinogen merupakan salah satu golongan narkotika yang dapat memicu halusinasi pada penggunanya. Meskipun terdengar menyenangkan, ada efek samping berbahaya yang bisa didapatkan saat mengonsumsi senyawa ini, seperti mengalami psikosis dan bahkan kematian.


close-summary

20 Apr 2023

| Anita Djie

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Magic mushroom yang sempat booming adalah salah satu jenis halusinogen yang populer

Magic mushroom adalah salah satu halusinogen yang cukup populer di Indonesia

Table of Content

  • Mengenal halusinogen
  • Apa saja macam-macam halusinogen?
  • Efek samping halusinogen
  • Catatan dari SehatQ

Familiar dengan magic mushroom yang dulu dijual bebas di Bali? Ya, produk tersebut merupakan salah satu jenis narkotika golongan halusinogen. Selain magic mushroom, halusinogen lain yang terkenal adalah LSD.

Advertisement

Halusinogen memiliki ciri khas yang membuat penggunanya dapat merasakan berbagai sensasi dan melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Inilah yang menjadi daya tarik dari narkotika golongan ini.

Baca Juga

  • Berbahayakah Jika Silica Gel Tertelan? Ini Penjelasannya
  • Keluar Mani Saat Puasa Akibat Masturbasi? Ini 6 Cara Alihkan Pikiran
  • Diabetes Hingga Obesitas, Ini Bahaya Refined Grain Jika Dikonsumsi Berlebih

Mengenal halusinogen

Halusinogen adalah salah satu golongan narkotika yang mampu mendistorsi persepsi realita bagi penggunanya. Pemakai halusinogen akan berhalusinasi, seperti melihat gambar atau warna tertentu, mendengar suara-suara, dan merasakan sensasi yang sebenarnya tidak ada.

Dulunya, halusinogen digunakan untuk ritual penyembuhan atau keagamaan. Namun, seiring berjalannya waktu narkotika jenis ini digunakan untuk mengatasi stres, bersenang-senang bersama kawan, merasakan pengalaman spiritual, atau bahkan hanya ingin merasa berbeda.

Halusinogen juga bisa didapatkan secara alami dalam bentuk tumbuhan dan jamur, atau bisa dibuat oleh manusia.

Secara garis besar, halusinogen dibagi menjadi dua jenis, yaitu halusinogen klasik seperti LSD, dan obat disosiatif, seperti PCP.

Kedua jenis halusinogen ini tetap memberikan efek samping yang serupa berupa suasana hati yang sering berubah-ubah secara intens dan cepat.

Peneliti belum terlalu memahami cara kerja halusinogen dalam tubuh. Akan tetapi, halusinogen klasik diperkirakan mengganggu sistem saraf di otak yang berhubungan dengan neurotransmitter serotonin dan menghambat komunikasi antara otak dan saraf tulang belakang.

Oleh karenanya, halusinogen klasik biasanya berdampak pada waktu tidur, suhu tubuh, kontrol terhadap otot, rasa lapar, perilaku seksual, suasana hati, dan persepsi terhadap sensasi-sensasi yang dirasakan.

Sementara halusinogen jenis disosiatif berefek pada tubuh dengan cara mengganggu sistem glutamat pada otak yang mengatur emosi, respon terhadap lingkungan, pembelajaran dan memori, serta persepsi terhadap rasa sakit.

Apa saja macam-macam halusinogen?

Halusinogen yang paling dikenal tentunya adalah LSD, tetapi sebenarnya ada berbagai macam halusinogen lain yang beredar di dunia, seperti:

  • LSD

LSD adalah salah satu senyawa halusinogen yang dibuat oleh manusia dan diambil dari ergot atau jamur yang tumbuh di biji-bijian. LSD dapat ditemukan dapat bentuk cairan bening yang tidak beraroma, kapsul, kotak kecil seperti kertas, gelatin, atau bubuk putih.

LSD dapat memicu halusinasi, mengubah suasana hati, dan mengubah persepsi terhadap realita. 

  • PCP

PCP adalah senyawa halusinogen berbahaya yang bisa ditemukan dalam bentuk cairan atau bubuk putih. PCP awalnya dikembangkan sebagai obat bius, tetapi kemudian tidak digunakan lagi akibat efek sampingnya.

PCP menimbulkan halusinasi dan sensasi seakan-akan pengguna keluar dari tubuhnya. Bila dikonsumsi dalam dosis yang besar, PCP dapat menyebabkan gangguan mental dan bahkan mengancam nyawa.

  • DMT

DMT atau dimethyltryptamine merupakan senyawa halusinogen alami yang ditemukan di salah satu tanaman di Amazon ataupun dibuat secara sintetis. DMT ditemukan dalam bentuk bubuk kristal berwarna putih.

  • Psilocybin

Selain LSD, psilocybin juga berasal dari jamur yang mengandung senyawa psilocybin dan psilocin yang bersifat halusinogen. Dalam dosis yang besar halusinogen ini dapat memberikan efek yang seperti LSD.

Psilocybin dapat dikonsumsi begitu saja, dikeringkan, dicampur dengan makanan, ataupun diseduh layaknya teh biasanya.

  • Ayahuasca

Ayahuasca juga berasal dari tanaman Amazon yang mengandung DMT. Hanya saja, pembuatan ayahuasca juga melibatkan perebusan tanaman penghasil DMT dengan akar dari tanaman Amazon lain yang dapat mencegah dicernanya DMT di pencernaan.

  • DXM

Dextromethorphan atau DMX berperan sebagai obat batuk dan penghilang dahak, tetapi konsumsi dalam jumlah yang besar dapat mengakibatkan efek halusinogen pada penggunanya.

  • Ketamine

Ketamine sebenarnya digunakan sebagai obat bius saat bedah untuk manusia dan hewan.  Ketamine ditemukan dalam bentuk pil, bubuk, dan suntikan.

  • Salvia

Senyawa halusinogen salvia ditemukan pada tanaman yang berasal dari Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Meksiko. Halusinogen ini dikonsumsi dengan dikunyah daunnya, diminum ekstrak jus tumbuhannya, dijadikan rokok, ataupun dihirup baunya.

  • Mescaline

Mescaline bukan berasal dari jamur, melainkan dari senyawa yang berada dalam bagian atas kaktus peyote yang tidak memiliki jarum dan berbentuk seperti lingkaran yang menonjol.

Biasanya bagian kaktus tersebut dikeringkan sebelum dikunyah atau dimasukan ke dalam cairan untuk dijadikan minuman. Akan tetapi, halusinogen mescaline dapat dibuat secara sintetis.

  • 251-NBOMe

Senyawa halusinogen lain yang dibuat secara sintetis adalah 251-NBOMe. Senyawa ini mirip dengan LSD dan MDMA dan memiliki efek samping yang lebih besar. Awalnya, senyawa ini dibuat untuk penelitian mengenai otak.

Efek samping halusinogen

Sesaat mengonsumsi halusinogen terlihat menyenangkan. Anda seakan-akan dapat melihat hal lain yang penuh dengan fantasi dan warna. Namun, apa yang dirasakan tidak seindah dampaknya.

Konsumsi halusinogen dapat menyebabkan efek samping jangka panjang berupa psikosis yang memicu paranoia, perubahan suasana hati, gangguan penglihatan, dan pemikiran yang terganggu.

Pada beberapa kasus, pengguna halusinogen dapat mengalami hallucinogen persisting perception disorder (HPDD) yang meliputi kemunculan halusinasi yang terjadi secara terus-menerus.

Bahkan, konsumsi halusinogen dalam jangka panjang dapat menimbulkan hilangnya ingatan, penurunan berat badan, gangguan berbicara, depresi, kecemasan, pemikiran untuk bunuh diri, dan bahkan kematian.

Catatan dari SehatQ

Halusinogen adalah jenis narkotika yang membuat penggunanya dapat berhalusinasi. Sensasi ini yang membuat halusinogen dikonsumsi oleh beberapa orang. Akan tetapi ada efek samping  jangka panjang yang bisa dirasakan akibat konsumsi halusinogen.

Selain itu, memiliki, mengonsusmi, ataupun mengedarkan narkoba jenis apapun merupakan suatu tindakan yang melanggar hukum di Indonesia dan berpotensi mendapatkan hukuman mati.

Advertisement

kesehatan mentalhidup sehatpola hidup sehat

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved