Gangguan konversi adalah gangguan pada saraf yang tidak bisa dijelaskan penyebab fisiknya. Namun, seringkali gangguan konversi dipicu oleh stres dan peristiwa traumatis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
28 Des 2020
Salah satu gejala gangguan konversi adalah gangguan penglihatan
Table of Content
Pernahkah Anda membayangkan bahwa seseorang bisa mengalami masalah saraf akibat stres dan kejadian traumatis? Ya, pada kasus yang jarang terjadi, stres dan masalah psikologis dapat berujung pada gejala-gejala gangguan saraf. Gangguan ini disebut dengan gangguan konversi. Kenali gejala dan hal penting lain terkait gangguan konversi.
Advertisement
Gangguan konversi adalah gangguan pada fungsi sistem saraf dengan beragam gejala yang tidak bisa dijelaskan secara medis penyebab fisiknya. Disebut juga dengan gejala gangguan neurologis fungsional, gangguan konversi menimbulkan gejala mulai dari tremor, kelumpuhan, kebutaan, hingga gangguan pendengaran.
Pada mulanya, para ahli meyakini bahwa masalah saraf pada gangguan konversi terjadi akibat stres dan peristiwa traumatis yang menimpa seseorang. Artinya, dulu dipercaya bahwa masalah psikologis yang dialami pasien "dikonversi" atau diubah tubuh menjadi gejala fisik. Pasien mengalami peristiwa traumatis atau stres, lalu tubuh meresponsnya dengan gangguan yang melibatkan indera dan kendali motorik.
Namun saat ini, gangguan konversi dianggap sebagai gangguan yang berdiri sendiri. Masalah psikologis, seperti trauma dan stres, memang sering terlihat pada seseorang yang menderita gangguan konversi, namun tidak selalu dialami pada semua pasien.
Karena gangguan konversi melibatkan gangguan saraf dan gangguan psikologis, penanganan pasien yang menderita gangguan konversi seringkali tumpang tindih dalam bidang psikiatri dan neurologi. Namun, penting untuk dicatat bahwa gejala yang dialami pasien nyata adanya dan tidak dibuat-buat.
Gejala gangguan konversi dapat bervariasi antara satu pasien dengan pasien lain. Gejala ini juga bervariasi terkait tingkat keparahannya. Gejala gangguan konversi dapat berupa:
Dalam gangguan konversi yang dipicu oleh masalah psikologis, gejalanya bisa terjadi secara tiba-tiba saat pasien mengalami momen yang membuat stres atau traumatis. Gejala yang dirasakan juga kemudian sering terhenti dengan tiba-tiba.
Seperti yang disampaikan di atas, para ahli belum bisa memastikan penyebab khusus dari gangguan konversi. Namun, dipercaya bahwa ada banyak faktor risiko atau pemicu yang membuat seseorang mengalami gejala gangguan konversi di atas.
Salah satu skenario yang paling sering dilaporkan adalah bahwa gangguan konversi bisa terjadi karena tubuh bereaksi terhadap trauma psikologis atau peristiwa yang membuatnya stres.
Selain stres dan peristiwa traumatis, gangguan konversi juga berisiko dipicu akibat cedera fisik, infeksi, migrain, atau serangan panik. Wanita juga disebutkan lebih rentan mengalami gangguan konversi ketimbang laki-laki.
Karena gejalanya bervariasi, penanganan gangguan konversi perlu disesuaikan dengan kondisi spesifik yang dialami pasien. Dokter dari berbagai spesialisasi bisa saja terlibat untuk membantu pasien, termasuk ahli saraf, fisioterapis, psikiater atau psikolog, hingga dokter spesialis rehabilitasi medik.
Berikut ini kemungkinan penanganan untuk gangguan konversi:
Ada beberapa cara yang berpotensi efektif untuk mencegah gangguan konversi, termasuk:
Karena gangguan konversi seringkali dipicu oleh stres dan kondisi psikologis tertentu, mencari bantuan untuk mengendalikan dan mengatasinya dapat berpotensi efektif untuk menghindari gangguan konversi.
Baca Juga
Gangguan konversi adalah gangguan pada fungsi saraf yang tidak bisa dijelaskan penyebab fisiknya. Seringkali gangguan konversi dipicu oleh stres dan peristiwa traumatis, walau tidak pada semua kasus. Jika masih memiliki pertanyaan terkait gangguan konversi, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia gratis di Appstore dan Playstore yang berikan kesehatan yang terpercaya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Ketika pekerjaan terasa berat atau terjebak dalam lingkungan yang toxic, tentu bisa membuat Anda ingin lari dari kenyataan. Tindakan ini bukanlah karena Anda pengecut, tetapi justru perlu dilakukan sesekali agar hidup lebih bahagia.
29 Jun 2020
Neurologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang khusus membahas soal sistem saraf manusia. Penyakit yang dibahas dalam neurologi adalah epilepsi hingga ALS.
15 Mei 2023
Fugue disosiatif adalah subtipe amnesia disosiatif yang ditandai dengan hilangnya identitas diri. Penderitanya juga sering melakukan perjalanan ke tempat lain akibat hilang ingatan tersebut. Fugue disosiatif merupakan amnesia yang dipicu oleh beragam sumber stres dan trauma.
14 Agt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved