Ventilator adalah alat bantu pernapasan yang dapat digunakan oleh pasien Covid-19 dengan masalah pernapasan. Sayangnya, di Indonesia sendiri alat ini masih terbilang minim.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
28 Apr 2020
Ventilator digunakan oleh pasien Covid-19 yang mengalami masalah pernapasan
Table of Content
Di tengah pandemi Covid-19, ketersediaan alat kesehatan menjadi hal yang sangat penting. Salah satu alat kesehatan yang amat dibutuhkan bagi pasien Covid-19 dengan masalah pernapasan, yaitu ventilator.
Advertisement
Sayangnya, kebutuhan ventilator di berbagai fasilitas rumah sakit Indonesia belum terpenuhi. Namun, baru-baru ini ada kabar baik mengenai produksi ventilator baru yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Ventilator adalah alat bantu napas pada pasien yang mengalami masalah pernapasan. Ketika pernapasan terganggu dan berhenti, organ-organ tubuh tak lagi disuplai oleh oksigen sehingga dapat memicu terjadinya kematian.
Meski mayoritas pasien Covid-19 hanya mengalami gejala ringan, sebagian pasien yang terbilang parah telah menggunakan ventilator. Diperkirakan 1 dari 4 pasien Covid-19 memerlukan ventilator untuk membantu pernapasannya. Sebab infeksi virus corona bisa menyebabkan Anda sulit bernapas
Ventilator berfungsi untuk memasukkan oksigen ke paru-paru, dan mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh. Dengan alat ini, pasien yang sulit bernapas atau gagal napas akan dibantu untuk bernapas seperti layaknya orang normal.
Sebuah tabung akan menghubungkan mesin ventilator ke tubuh Anda. Udara pun mengalir melalui tabung yang masuk ke mulut dan turun ke tenggorokan. Akan tetapi, pada kasus yang sangat serius tabung pernapasan terhubung langsung ke tenggorokan melalui lubang yang dibuat dengan proses operasi.
Ventilator juga dapat diatur untuk mengambil sejumlah napas per menit. Penggunaan ventilator tidak dapat menyembuhkan Covid-19 atau penyakit lain yang menyebabkan masalah pernapasan, namun bisa membantu pasien bertahan hidup sampai paru-parunya menjadi lebih baik dan dapat bekerja sendiri.
Di Indonesia sendiri, ketersediaan ventilator di tengah pandemi ini masih terbilang minim. Bahkan Presiden RI Joko Widodo telah meminta bantuan ventilator kepada presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Hal tersebut dikabarkan oleh Trump melalui cuitan di akun Twitter pribadinya.
Meski industri dalam negeri sudah mampu membuat ventilator sendiri, namun masih dibutuhkan banyak waktu untuk memproduksinya secara massal. Sementara, kebutuhan akan alat tersebut semakin mendesak mengingat pasien corona terus berjatuhan sehingga harus bergerak cepat.
Saat ini, ketersediaan ventilator yang memadai di Indonesia memang sangat dibutuhkan. Dengan tersedianya alat ini, maka banyak nyawa pasien Covid-19 yang bisa terselamatkan hingga menekan angka kematian yang begitu besar. Di sisi lain, Presiden Jokowi juga meminta seluruh elemen masyarakat untuk bergotong-royong saling membantu.
Meski ketersediaan ventilator masih minim, namun berbagai pihak mencoba memproduksi ventilator guna menghadapi Covid-19. Dilansir dari laman resmi ITB, baru-baru ini tim dosen ITB mengembangkan Airgency: Emergency Automatic Bag Ventilator yang merupakan sebuah ventilator portabel untuk menangani pasien Covid-19 dengan menggunakan teknologi ambu-bag atau kantong udara.
Ini menjadi inovasi dalam penanganan pasien Covid-19 khususnya yang berada di tahap tiga atau tahap paling kritis di mana pasien mengalami disfungsi paru-paru sehingga tak dapat bernapas dan membutuhkan alat pernapasan ini.
Sebelumnya, ventilator dengan teknologi ambu-bag telah digunakan di RSHS namun tenaga medis harus menekannya terus-menerus sehingga bisa membuat kelelahan dan berisiko terpapar Covid-19. Oleh sebab itu, alat Airgency yang dikembangkan oleh tim dosen ITB ini berfokus pada teknologi ventilator dengan ambu-bag otomatis.
Di sisi lain, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengungkapkan bahwa dua perusahaan BUMN, yaitu PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sudah bisa memproduksi ventilator. Jika selama impor, harga ventilator sangat fantastis mencapai 500-700 juta rupiah per unit maka dapat turun menjadi 10-15 juta rupiah per unit untuk produksi PT Pindad bagi tipe pasien akut, dan PT Dirgantara Indonesia bagi pasien moderat.
Diharapkan kedua BUMN tersebut dengan bantuan dari berbagai pihak bisa memproduksi ratusan ventilator dalam hitungan minggu atau bulan sehingga rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 tak akan kekurangan alat bantu pernapasan. Ini menjadi suatu titik terang bagi Indonesia untuk menghadapi dan melawan Covid-19.
Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut mengenai penggunaan ventilator, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Menjaga kekebalan tubuh penting dilakukan terutama dalam menghadapi varian baru virus Corona dan gelombang kedua pandemi di Indonesia. Salah satu cara meningkatkan kekebalan tubuh adalah dengan mengonsumsi suplemen vitamin E.
25 Jun 2021
Mengapa kita harus mencuci tangan sebelum makan? Cuci tangan sebelum makan dapat mengurangi penyebaran virus yang ada di sekitar. Tapi, jangan sembarangan cuci tangan, ya!
4 Feb 2020
Penyebaran Covid-19 di perkantoran semakin meresahkan, apalagi jumlah kasus virus corona di Indonesia sudah menembus angka 100.000. Memahami tips pencegahan Covid-19 di kantor, dapat menyelamatkan nyawa Anda sebagai karyawan.
28 Jul 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved