Proses menyeleksi pasien mana yang mendapatkan penanganan prioritas disebut dengan triase IGD. Sesuai namanya, biasanya ini terjadi di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
22 Apr 2021
(sumber-foto-rs-jih.co.id)
Table of Content
Proses menyeleksi pasien mana yang mendapatkan penanganan prioritas disebut dengan triase IGD. Sesuai namanya, biasanya ini terjadi di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Advertisement
Orang yang punya wewenang melakukannya adalah tim medis penjaga IGD, teknisi medis darurat, tentara di medan perang, atau siapa pun yang pernah belajar seputar hal ini.
Kata “triage” berasal dari kata bahasa Prancis “trier” yang berarti mengurutkan atau memilih. Akar sejarahnya untuk fungsi medis terjadi sejak era Napoleon. Kala itu, pasukan militer Prancis menggunakan sistem triase sebagai cara penanganan untuk tentara yang terluka.
Kemudian, tentara Amerika Serikat juga menggunakannya pertama kali saat Perang Saudara. Sistem triase diterapkan di medan perang untuk menentukan tentara terluka mana yang dilarikan ke rumah sakit terlebih dahulu.
Sementara selama Perang Dunia I dan II, triase adalah prosedur untuk menentukan tentara terluka mana yang mungkin kembali ke medan perang.
Sejak saat itu, triase di dunia militer terus berkembang selama Perang Korea dan Perang Vietnam. Prinsipnya adalah memberikan yang terbaik bagi sebanyak mungkin tentara yang terluka.
Hingga berabad-abad kemudian, sistem triase telah berkembang menjadi proses prioritas dengan alur cukup jelas. Terkadang, orang yang bisa melakukannya perlu pelatihan spesifik bergantung pada pengaplikasiannya.
Utamanya, pada situasi di rumah sakit. Teknis medis darurat perlu memisahkan pasien berdasarkan kategori pasien cedera yang masih bisa berjalan sendiri (walking wounded), yang masih bisa diselamatkan, yang tidak terselamatkan, hingga yang tewas.
Baca Juga
Triase digunakan ketika sistem penanganan medis tengah kewalahan. Artinya, ada lebih banyak orang yang perlu penanganan ketimbang sumber dayanya. Contohnya saat ada korban zona konflik, kecelakaan, insiden terorisme, atau bencana alam. Insiden semacam ini umumnya menimbulkan banyak korban jiwa maupun luka.
Bayangkan situasinya, misalnya ketika ada kecelakaan beruntun di tol atau insiden terorisme ledakan bom, tentu jumlah korban mungkin saja sangat banyak. Di sisi lain, jumlah ambulans atau teknisi medis darurat tidak sebanyak itu.
Selain itu ketika di rumah sakit dan terlalu banyak pasien membutuhkan penanganan di IGD, tenaga medis perlu menentukan siapa yang ditangani segera. Artinya, pasien dalam kondisi darurat akan diprioritaskan ketimbang yang kondisinya tidak terlalu serius.
Dalam hal ini, triase bisa berupa kebutuhan jangka panjang maupun pendek. Contoh jangka pendek ketika ada insiden dengan banyak korban, sementara jangka pendek ketika sebuah rumah sakit hanya memiliki sedikit tenaga medis.
Sistem triase bisa bekerja dengan cara teriakan verbal pada kondisi insiden tak terduga hingga pemberian warna (colored tagging system) oleh teknisi medis darurat atau tentara di lokasi kejadian.
Setiap organisasi punya sistem triasenya masing-masing. Mereka menentukan prioritas siapa yang dibawa dari lokasi kejadian atau ditangani terlebih dahulu.
Sistem triase dengan kode warna bekerja dengan cara mirip seperti ini:
Perlu penanganan darurat akibat cedera atau penyakit yang mengancam nyawa, harus dibawa sesegera mungkin untuk mendapat bantuan medis
Cedera serius yang perlu perhatian secepatnya. Pada beberapa sistem, kode warna kuning bisa menjadi prioritas yang dilarikan ke rumah sakit karena peluang pulihnya lebih besar ketimbang pasien dengan kode warna merah.
Cedera ringan atau tidak terlalu serius. Pasien bisa ditunda untuk dilarikan ke rumah sakit karena apa yang dialaminya tidak mengancam nyawa. Tetap perlu pertolongan medis, namun bisa menunggu.
Jenazah atau korban tewas, namun kode warna hitam tidak berarti individu tersebut telah meninggal dunia. Bisa saja berarti sulit tertolong sehingga prioritasnya lebih rendah ketimbang yang masih ada kemungkinan pulih.
Tidak mengalami cedera atau menderita penyakit apapun. Namun, tidak semua sistem menggunakan kode warna ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi, sistem triase dunia medis juga terus berkembang. Banyak hal yang memudahkan seperti penggunaan telepon dan Internet.
Lebih jauh lagi, sistem telekonferensi juga memungkinkan ada percakapan jarak jauh antara pusat layanan kesehatan untuk pasien khusus (traume center) dan rumah sakit yang lokasinya terpencil.
Baca Juga
Dengan adanya perkembangan teknologi dan kemudahan ini, akan sangat membantu rumah sakit dengan sumber daya terbatas. Baik dalam hal sumber daya manusia atau tenaga medis maupun peralatannya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara menentukan penyelamatan ketika melihat situasi darurat di sekitar Anda, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Terganggunya kesehatan pencernaan bisa jadi musuh besar karena menghambat aktivitas. Oleh sebab itu, penting menerapkan cara memelihara organ pencernaan mulai dari makan perlahan hingga mengelola stres dengan baik.
7 Jul 2021
Tak harus lewat suplemen, ada banyak makanan dan minuman vitamin C yang bisa memenuhi kebutuhan secara alami. Beberapa di antaranya adalah, jus tomat, jus cranberry, jus jeruk, jus kiwi, jus stroberi, dan masih banyak lagi.
16 Jul 2020
Manfaat ginseng korea mampu mengatasi masalah disfungsi ereksi pada pria sekaligus membantu nurunkan risiko diabetes, meningkatkan fungsi kognitif, dan penyakit kulit.
21 Feb 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved