Tourniquet adalah alat pertolongan pertama yang perannya sangat penting. Fungsi tourniquet membantu menghentikan aliran darah pada luka terbuka. Alat yang kerap dijumpai saat mengukur tekanan darah ini hanya boleh digunakan pada kondisi darurat.
0
12 Apr 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Tourniquet berfungsi untuk menghentikan pendarahan
Table of Content
Tourniquet adalah alat pertolongan pertama yang perannya sangat penting. Fungsi tourniquet membantu menghentikan aliran darah pada luka terbuka. Alat yang kerap dijumpai saat mengukur tekanan darah ini hanya boleh digunakan pada kondisi darurat.
Advertisement
Umumnya, penggunaan turniket paling efektif untuk perdarahan di lengan atau tungkai. Secara tradisional, pita elastis ini digunakan untuk perdarahan cukup parah untuk menjaga pasien agar tidak mengalami shock.
Merunut sejarah, penggunaan tourniquet pertama kali terdokumentasikan di medan perang pada tahun 1674. Namun, ada kontroversi yang menyertai penggunaan alat ini.
Komplikasi akibat penggunaan turniket berkaitan erat dengan kerusakan jaringan cukup parah. Contohnya seperti pengalaman tentara perang yang tungkainya harus diamputasi. Ada anggapan ini terjadi karena penggunaan tourniquet, namun bisa saja akibat infeksi.
Alat ini sempat populer digunakan di medan perang karena risiko terjadinya perdarahan hebat akibat luka terbuka cukup tinggi. Para tentara butuh solusi untuk menghentikan perdarahan sesegera mungkin dan tetap sadar, bahkan melanjutkan perang.
Terlepas dari popularitasnya, penggunaan turniket ini mendapat reputasi negatif di bidang pertolongan darurat.
Sementara dalam konteks kehidupan sehari-hari, penggunan tourniquet dianggap sebagai pertolongan yang paling akhir. Logikanya, orang yang bukan tentara perang masih lebih leluasa menerapkan langkah lain seperti menekan atau menaikkan area yang terluka.
Meski demikian, pandangan seputar kontroversi turniket ini sudah berubah. Kini, perdarahan hebat atau hemorrhage adalah isu yang sangat serius. Ketika terjadi, harus segera dihentikan.
Setiap detik menjadi pertaruhan. Jika tidak, pasien bisa saja meninggal dunia.
Baca Juga
Setidaknya ada dua kondisi yang memungkinkan penggunaan turniket:
Metode menekan sekaligus mengangkat area yang terluka perlu dilakukan bersamaan apabila memungkinkan. Contohnya mengangkat tangan hingga posisinya lebih tinggi dari jantung sembari menekan dengan jari atau kain.
Apabila darah masih terus keluar setelah melakukan hal ini, maka Anda bisa mempertimbangkan menggunakan turniket.
Selain itu, apabila seorang pasien mengalami lebih dari satu luka terbuka, tourniquet juga bisa jadi penyelamat. Utamanya, pada rentang waktu ketika menunggu ambulans tiba. Tentu akan melelahkan apabila penolong harus menekan beberapa area luka sekaligus dalam waktu cukup lama.
Di dunia, ada beberapa metode penggunaan turniket yang paling umum, yaitu:
Metode CAT ini tidak akan menyakiti kulit, menggunakan windlass atau tuas untuk merapatkan turniket, bahkan bisa diaplikasikan sendiri oleh pasien.
Dulunya, turniket hanya dijual dengan warna hitam. Alasannya tentu agar tidak terlihat mencolok ketika digunakan di medan perang. Namun, ini berisiko apabila digunakan oleh orang sipil karena justru sulit melihat darah dan sukar dilihat ketika pencahayaan kurang.
Selain itu, metode CAT juga menekankan pentingnya memasukkan ujung tali melalui buckle-nya. Jika tidak, tentu sulit memasangnya dari awal ketika situasi tengah darurat.
Hampir mirip seperti CAT, perbedaan dengan metode SOFTT adalah pada penggunaan buckle. Bentuknya sudah menyatu sehingga ketika terpasang cukup dipasang di sekitar tungkai atau tangan dan dirapatkan.
Fitur ini memudahkan ketika Anda memasang turniket untuk orang lain. Namun ketika diaplikasikan sendiri, caranya masih sangat mirip dengan metode CAT.
Berbeda dengan kedua metode di atas, metode SWAT ini menggunakan karet tebal dan bukan buckle. Dengan demikian, sangat mungkin mengaplikasikannya pada anak-anak sekalipun.
Selain itu, metode semacam ini juga memungkinkan untuk menggunting turniket menjadi dua. Dengan demikian, bisa diaplikasikan untuk luka atau pasien lainnya.
Baca Juga
Kesalahan yang paling umum terjadi saat menggunakan tourniquet adalah memasangnya terlalu longgar. Ini tidak akan membuatnya bekerja secara efektif. Selain itu, jangan pula menggunakan turniket yang tidak memenuhi standar pertolongan darurat karena belum tentu bisa menghentikan perdarahan.
Bahkan, jangan ragu untuk mempersiapkan lebih dari satu tourniquet karena mungkin saja tidak cukup menghentikan perdarahan. Luka di bagian tungkai atau pada pasien dengan kelebihan berat badan mungkin saja memerlukan 2-3 turniket.
Catat pula bahwa orang yang punya wewenang melepaskan turniket dari pasien adalah tenaga medis.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar apakah setiap orang perlu memiliki turniket serta risikonya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Fungsi silica gel adalah menjaga kualitas produk dan mencegahnya dari kerusakan, korosi, atau pembusukan yang terjadi akibat kelembapan.
Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim yang mendukung sistem dan proses pencernaan makanan agar dapat terserap dengan baik oleh tubuh. Apa saja kelenjar dan enzim pada pencernaan yang terlibat?
Obat diare ampuh alami dan resep dokter dapat dikonsumsi untuk meringankan gejala sekaligus mempercepat proses penyembuhan. Obat diare alami meliputi minum banyak cairan dan konsumsi oralit.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Denny Sutanto
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved